Persiapan Media Tanam Pengukuran pH tanah Suspensi dan Inokulasi F. oxysporum

b. Persiapan Media Tanam

Tanah top soil dan pupuk kandang kotoran sapi yang akan digunakan 2 : 1 diayak terlebih dahulu, kemudian diletakkan pada tempat yang terlindung. Kemudian media campuran tersebut disterilkan dengan menggunakan uap air panas untuk membunuh patogenmikroorganisme yang terdapat pada media tanam. Sterilisasi uap air panas dilakukan dengan menggunakan drum pengkukus pada suhu 120 o C dan tekanan 1,2 atm selama ± 1 jam. Media yang telah dipanaskan dikeluarkan dari kukusan, lalu dikering-anginkan di atas alas pelastik di ruangan tertutup sampai dingin. Kemudian media tanam tersebut diberi kompos 50 grpolibag, dan pupuk TSP 3 grpolibag, kemudian diaduk rata. Hal ini bertujuan agar unsur hara yang diberikan merata pada masing-masing polibag. Setelah itu, tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibag ukuran 5 kg setinggi 23 dari polibag. Polibag-polibag yang telah diisi tanah tersebut kemudian disusun rapi pada lahan yang sebelumnya telah dibersihkan dari gulma atau sisa-sisa tanaman. Jarak antar polibag adalah 20 cm x 20 cm, jarak antar perlakuan 50 cm, jarak antar ulangan 75 cm, sehingga luas seluruh lahan 550 cm x 650 cm 35,75 cm 2 .

c. Pengukuran pH tanah

Pengukuran pH tanah dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan setelah tanah disterilisasi. Tahap kedua dilakukan setelah pengaplikasian Trichoderma harzianum. Pelaksanaan pengukuran pH tanah dilakukan dengan mengambil lima buah sampel pada masing-masing tahap. Pada masing-masing sampel diambil 10 gr tanah, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan air dengan Universitas Sumatera Utara perbandingan 1 : 1, lalu digoncang dengan menggunakan shaker selama 15 menit. Setelah itu, pH tanah diukur dengan menggunakan pH meter.

d. Suspensi dan Inokulasi F. oxysporum

Biakan murni dari F. oxysporum diberi aquades steril sebanyak 10 ml, kemudian miselium dari media PDA dikikis dengan menggunakan jarum oase sehingga bagian permukaan atas dari media terlepas. Lalu diguncang-guncang dengan menggunakan shaker selama 15 menit, dengan kecepatan 100-150 rotasi permenit rpm agar media tercampur dengan larutan air. Setelah itu, suspensi disaring dengan menggunakan kertas saring. Suspensi diambil 1ml dan diteteskan di atas Haemocytometer dengan menggunakan pipet tetes. Dibiarkan ruangan Haemocytometer dipenuhi oleh suspensi jamur. Setelah merata, diletakkan penutup Haemocytometer ke atas permukaan hitung Haemocytometer. Dihitung jumlah konidia pada setiap kotak contoh yang berisi 16 kotak kecil, lalu dihitung kerapatan konidia jamur. Suspensi miselium yang telah dihitung kerapatan konidianya ini kemudian diencerkan, sehingga diperoleh kerapatan konidia yang diinginkan, yaitu sebesar 10 6 konidialiter air cara perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4. Suspensi miselium tersebut diambil sebanyak 10 ml dan dicampurkan dengan 1 liter air, sehingga diperoleh konsentrasi yang siap diaplikasikan, yaitu 10 ml suspensi F. oxysporumliter air. Inokulasi F. oxysporum dilakukan pada tanah yang dilakukan dengan cara disemprotkan dengan menggunakan handsprayer sebanyak 10 ml suspensi F. oxysporumliter air pada masing-masing polibag, dengan kerapatan 10 6 konidialiter air. Inokulasi dilakukan 2 minggu sebelum tanam. Universitas Sumatera Utara

e. Penanaman

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Perkembangan Penyakit Layu Fusarium ( Fusarium oxysporum f.sp cúbense ) Pada Beberapa Varietas Tanaman Pisang ( Musa paradisiaca L. )

2 30 74

Uji Efektifitas Beberapa Fungisida Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum (schlecht.) f.sp lycopersici (sacc.) Synd.ei Hans Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)

4 63 70

TANGGAPAN BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP SERANGAN Fusarium oxysporum f.sp. cepae PENYEBAB PENYAKIT MOLER DI LAHAN KABUPATEN NGANJUK.

3 4 73

Streptomyces sp. Sebagai Biofungisida Patogen Fusarium oxysporum (Schlecht.) f.sp. lycopersici (Sacc.) Snyd. et Hans. Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.).

0 0 3

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

1 2 64

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

2 2 9