Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

33 Dalam Undang-Undang RI No. 11 tahun 2009, tentang ketentuan- ketentuan pokok kesejahteraan sosial disebutkan bahwa usaha kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Dalam pernyataan tersebut terkandung pengertian bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan upaya ditujukan kepada manusia baik individu, kelompok maupun masyarakat.

2.7 Kerangka Pemikiran

Jumlah penduduk Indonesia dewasa ini kurang lebih sebesar 220 juta jiwa, dimana jumlah kaum perempuannya kurang lebih sekitar 49,8 dari total jumlah penduduk Indonesia dan mereka merupakan separuh pemanfaat dan pelaku pembangunan. Kalau kualitas perempuan terus merosot, Indek Pembangunan Manusia IPM Indonesia pun akan terus memprihatinkan. Namun apabila kualitas hidup perempuan dapat ditingkatkan maka IPM pun akan meningkat. Untuk meningkatkan IPM dan kualitas hidup perempuan, ada 3 variabel yang perlu diperhatikan yaitu variabel pendidikan, ekonomi Pekerjaan dan Penghasilan serta Kesehatan. Dilihat dari segi ekonomi, maka dari tiga puluh juta Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah enam puluh persen diantaranya adalah perempuan. Proporsi 34 Tenaga kerja Perempuan di sektor informal pun ternyata mencakup tujuh puluh persen dari keseluruhan tenaga kerja perempuan. Misalnya kaum perempuan yang bekerja di sektor informal memunculkan dua indikasi. Pertama, adanya keterbatasan akses kaum perempuan untuk masuk kedalam sektor formal karena keterbatasan pada aspek pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Kedua, kaum perempuan sendiri yang memilih masuk ke sektor informal dengan pertimbangan adanya kemudahan, keleluasaan dan fleksibilitas kerja disektor informal yang tidak mungkin diperoleh ketika bekerja di sektor formal. Dimana salah satu sektor usaha informal yang paling signifikan yaitu usaha ekonomi mikro. Di Indonesia, usaha mikro dan usaha kecil telah memberikan kontribusi yang signifikan kepada perekonomian nasional. Sebagai gambaran, pada tahun 2000-2008, tenaga kerja yang diserap industri rumah tangga salah satu bagian dari usaha mikro sektor perindustrian dan industri kecil mencapai 65,38 dari tenaga kerja yang diserap sektor perindustrian nasional. Pada tahun yang sama sumbangan usaha kecil terhadap total PDB mencapai 39,93 BPS,2009. Usaha mikro dan usaha kecil telah berperan sebagai penyangga buffer dan katup pengaman safety valve dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menyediakan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor formal yang terkena dampak krisis. Usaha mikro yang paling banyak diminati kaum perempuan diantaranya adalah di bidang industri rumah tangga dan perdagangan. Di bidang industri rumah tangga misalnya saja adalah pembuatan kripik dan makanan sejenisnya serta produksi barang-barang kerajinan rumah tangga, selanjutnya dibidang 35 perdagangan, yaitu dagang yang modalnya Rp. 10.000.000 misalnya dagang makanan sehari-hariwarung nasi, kedai sampah, gorengan dan lain sebagainya. Ada beberapa hal penyebab berpartisipasinya perempuan dalam ekonomi rumah tangga, yaitu : berkembangnya teknologi sehingga membuka kesempatan kerja bagi perempuan, majunya pendidikan membuka wawasan pengetahuan wanita. Tetapi masalah kehidupan yang sulit dalam ekonomi keluarga mendorong lebih banyak perempuan untuk bekerja mencari nafkah Sajogyo, 1985 :3. Adapun alasan yang paling sering muncul ketika seorang perempuan bekerja pada sektor usaha ekonomi mikro ini yaitu terkait masalah kehidupan yang sulit dalam ekonomi keluarga seperti yang dikutip dari Pudjiwati Sajogyo diatas. Dengan berpartisipasinya perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini tentu saja berpengaruh terhadap kehidupan keluarganya, khususnya pada kondisi sosial ekonomi keluarga. Hal ini juga dikuatkan oleh pra-penelitian yang telah dilakukan. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini dalam meningkatkan sosial ekonomi keluarga. Sehingga dapat disimpulkan nantinya apakah pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga ini dapat dikatakan sangat baik, baik, atau bahkan kurang baik.

2.8 Hipotesis