Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Landasan Teoritis Teori Tujuan Pemidanaan

Medan Tahun 2009 therapeutic community dan rehabilitasi terpadu dalam pembinaan terhadap narapidana pelaku tindak pidana narkotika ? Berdasarkan tabel diatas tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang penegetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.berdasarkan uraian tersebut maka penulis menyusun skripsi berjudul “Implementasi Rehabilitasi Penyalahguna Narkotika Di Pengadilan Negeri Denpasar”.

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap karya tulis ilmiah pada pokoknya mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai baik tujuan umum maupun tujuan khusus. 1.5.1 Tujuan Umum Untuk perkembangan ilmu hukum terkait dengan paradigma Science as a Procces ilmu sebagai proses. Dengan paradigma ini ilmu akan terus berkembang di bidang implementasi rehabilitasi penyalahguna narkotika dalam praktek di Pengadilan Negeri Denpasar. 1.5.2 Tujuan Khusus - Untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara mendalam frekuensi penjatuhan rehabilitasi penyalahguna narkotika dan hambatannya di Pengadilan Negeri Denpasar. - Untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara mendalam pelaksanaan tindakan rehabilitasi penyalahguna narkotika di tempat rehabilitasi.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya sangat diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut : 1.6.1 Manfaat Teoritis Untuk memperkaya khasanah ilmu hukum khususnya hukum pidana tentang implementasi rehabilitasi penyalahguna narkotika dan penyebab masih jarang atau sedikitnya penjatuhan tindakan rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika. 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Untuk mendalami dan mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh penulis selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana. 2. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang implementasi pidana rehabilitasi terhadap penyalahguna Narkotika. 3. Sebagai bahan acuan bagi penegak hukum khususnya di tingkat peradilan dalam memeriksa dan mengadili pelaku sebagai penyalahguna narkotika.

1.7 Landasan Teoritis

a. Teori Tujuan Pemidanaan

Para pengguna narkotika yang merupakan korban dari penyalahgunaan terhadap narkotika harus dipidana guna mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dari pemidanaan tersebut, yaitu : 1 Untuk memperbaiki pribadi dari penjahat itu sendiri, 2 Untuk membuat orang menjadi jera untuk melakukan kejahatan, 3 Untuk membuat para penjahat tidak dapat melakukan kejahatan- kejahatan lain. 3 3 Dari tujuan dasar pemidanaan tersebut menimbulkan beberapa teori pemidanaan yaitu : 1. Teori Absolut Pembalasan menurut teori absolut, tujuan dari pemidanaan terletak pada hukum pidana itu sendiri. ‘…. barang siapa yang melakukan suatu perbuatan pidana, harus dijatuhkan hukuman pidana…’ Teori ini disebut juga teori pembalasan, karena bersifat pembalasan vergelding. Hukuman dijatuhkan karena ada dosa. 4 3 P.A.F Lamintang, 1984, Hukum Penitenser Indonesia, Amico, Bandung, hlm.11. 4 Yulies Tiena Masriani, 2004, Pengantar Hukum Indonesia, Sina Grafika, Jakarta, hlm.66. 2. Teori Relatif Tujuan Dalam teori relatif ini, memidana bukanlah untuk memuaskan tuntutan absolut dari keadilan. Sehingga menurut J. Andenaes teori ini dapat disebut sebagai “teori perlindungan masyarakat” the theory of social defence ”. 5 Menurut Nigel Walker teori ini disebut sebagai teori atau aliran reduktif karena dasar pembenaran pidana menurut teori ini ialah untuk mengurangi frekuensi kejahatan. Pidana bukanlah sekedar untuk melakukan pembalasan atau pengimbalan kepada orang yang telah melakukan suatu tindak pidana.tetapi mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat. 4 Jadi, dasar pembenaran adanya pidana menurut teori ini adalah terletak pada tujuannya. Pidana dijatuhkan bukan quia peccatum est karena orang membuat jahat melainkan ne peccetur supaya orang jangan melakukan kejahatan. 6 Tujuan pidana untuk pencegahan kejahatan biasa dibedakan antar prevensi spesial dan prevensi general. Prevensi spesial dimaksudkan pengaruh pidana terhadap terpidana.Sehingga bertujuan agar terpidana dapat berubah menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat. Prevensi general dimaksudkan pengaruh pidana terhadap masyarakat pada umumnya, sehingga dapat mencegah masyarakat untuk tidak melakukan tindak pidana. 5 Muladi, Barda Nawawi, 1984, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni Bandung, hlm.16. 6 Ibid Selain itu terdapat beberapa tujuan pemidanaan menurut teori relatif, yaitu : a. Mencegah terjadinya kejahatan, b. Menakut-nakuti sehingga orang lain tidak melakukan kejahatan, c. Memperbaiki orang yang melakukan tindak pidana, d. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap kejahatan. Teori ini disebut juga teori tujuan karena menitikberatkan pada tujuan hukuman. Ancaman hukuman perlu supaya manusia tidak melanggar. Berdasarkan tujuan pemidanaan dari teori relatif tersebut, penjatuhan pidana rehabilitasi terhadap pengguna narkotika memiliki tujuan untuk memperbaiki orang yang telah melakukan tindak pidana. Hal ini dikarenakan para pengguna narkotika melakukan suatu tindak kejahatan merusak dirinya sendiri dengan memasukkan zat-zat adiktif yang pada akhirnya menimbulkan efek ketergantungan dan bila tidak diobati dapat membahayakan jiwa si pemakai. Sehingga berdasarkan teori relatif tersebut, penjatuhan tindakan rehabilitasi dimaksudkan agar nantinya seorang yang telah melakukan suatu tindak penyalahgunaan narkotika dapat menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negara serta tidak mengulangi perbuatan yang sama untuk yang kedua kalinya.

b. Teori Perlindungan Hukum