perlindungan hukum melalui rehabilitasi agar korban tersebut dapat menjadi lebih baik.
c. Double Track System
Double track system merupakan sistem dua jalur mengenai sanksi dalam hukum pidana, yakni jenis sanksi pidana dan sanksi tindakan. Fokus sanksi
pidana ditujukan pada perbuatan salah yang telah dilakukan seorang melalui pengenaan penderitaan agar yang bersangkutan menjadi jera. Fokus sanksi
tindakan lebih terarah pada upaya pemberian pertolongan pada pelaku agar ia berubah. Jelaslah bahwa sanksi pidana lebih menekankan pada pembalasan
sedangkan sanksi tindakan bersumber dari ide dasar perlindungan masyarakat dan pembinaan atau perawatan si pelaku.
Dalam perkembangan RKUHP tahun 2015 berkaitan dengan penetapan tindakan sebagai bagian dari sistem pemidanaan. Tindakan adalah perlakuan
treatmeant yang dikenakan oleh pelaku yang memenuhi beberapa ketentuan dalam Pasal 40 dan Pasal 41 RKUHP tahun 2015 atau tindakan yang dikenakan
kepada seorang pelaku bersama-sama dengan pidana pokoknya. Jenis-jenis tindakan yang dikenakan kepada pelaku yang memenuhi ketentuan Pasal 40
dan Pasal 41 RKUHP berupa “perawatan di rumah sakit jiwa, penyerahan kepada pemerintah, atau penyerahan kepada seseorang”, kemudian tindakan
yang dapat dikenakan bersama-sama dengan pidana pokok terdiri atas “pencabutan surat izin mengemudi, perampasan keuntungan yang diperoleh
dari tindak pidana, perbaikan akibat tindak pidana, latihan kerja, rehabilitasi, danatau perawatan di lembaga”.
Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika terdapat konsep double track system dalam stelsel sanksinya. Diketahui karena dalam
undang-undang tersebut mengatur sanksi pidana dan sanksi tindakan. Sanksi pidana untuk tindak pidana narkotika diatur dalam Pasal 111 sampai dengan
Pasal 144 dan Pasal 147 UU Narkotika yang meliputi pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan dan pidana denda. Sedangkan sanksi tindakan dalam
UU Narkotika yaitu rehabilitasi yang diatur dalam BAB IX Pasal 53 sampai dengan Pasal 56 UU Narkotika. Pecandu narkotika yang juga sebagai korban
patut untuk mendapat perlindungan. Namun, karena penyalahgunapecandu narkotika juga sebagai pelaku tindak pidana atau kejahatan maka ia juga tetap
harus di hukum, oleh karena hal inilah maka dikatakan double track system dalam perumusan sanksi terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika
adalah paling tepat. Double track system dalam penerapan sanksinya lebih tegas dan berat dalam penjatuhan sanksi pidananya bertujuan agar orang tidak
akan melakukan tindak pidana narkotika serta agar orang tersebut jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi, di samping itu penerapan sanksi tindakan
berupa rehabilitasi bertujuan supaya orang yang sudah terjerumus dengan narkotika bisa di sembuhkan dari ketergantungannya terhadap narkotika
sehingga dapat diterima kembali dalam masyarakat.
1.8 Metode Penelitian