`ibdālu d-dāli min tā`i l-`ifti’āli: yajibu l-`ibdālu d-dāli min tā`i l-`ifti’āli wa musytaqātihi bi syurṭin `an takūna hażihi t -tā`u fī kalimatin fā`uhā d-dālu, aż-
żālu, aw az-zai. ‘Penggantian bunyi konsonan konsonan stop dental tidak bersuara [t] pada pola ifta’ala dengan bunyi konsonan stop dental bersuara [d]
dengan syarat bahwasannya terdapat konsonan stop dental tidak bersuara [t] pada sebuah kata yang fa fi
’ilnya terdapat konsonan [d, atau [ż], atau [z]’. Contoh :
ﻢﻏﺩ
dagama [da
ɤ
ama]
ﻢﻐﺗﺩﺍ
`idtagama [idta
ɤ
ama]
ﻢﻏّﺩﺍ
`iddagama [idda
ɤ
ama]
ﺮﺧﺫ
żakhara [ Daxara]
ﺮﺨﺗﺫﺍ
` iżtakhara [iDtaxara]
ﺮﺧﺩﺫﺍ
` iżdakhara
[iDdaxara]
ﺮﺧّﺩﺍ
`iddakhara [iddaxara].
2.7.3 Perubahan Bunyi yang Disebabkan Idgam
Dengan syarat-syarat tersebut maka perubahan bunyi yang disebabkan idgam dikatakan Asy-Syamsani 1997: 96 sebagai berikut :
ﺎﻬﻴﻀﺘﻘﻳ ﺪﻗ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻴﺗﻮﺼﻟﺍ ﺕﺍﺮﻴﻐﺘﻟﺍ :
at- taghyirātuṣ-ṣautiyati allatī qad yaqtaḍīhā . ‘perubahan-perubahan bunyi yang
menyebabkannya’
1 ﺔﻛﺮﺤﻟﺍ ﻑﺬﺣ
1. ḥażful-ḥarakati.’ Penghilangan bunyi vokal’. Contoh:
[ ﺵ
ﺩ ﺩ
] [
ﺵ
ﺩ Ө
ﺩ
] [ ِﺵ
ﺩ
ﺩ
]
ّﺪﺷ ﺩ ﺪﺷ
Dalam hal ini bunyi vokal [a] yang ada pada konsonan stop dental bersuara ﺩ [d]
pada suku kata kedua dihilangkan sehingga bentuk kata berubah menjadi
َﺩْﺪَﺷ
[ßadda]. Pada hal ini bunyi konsonan ganda stop dental bersuara ﺩ [d] menjadi
gugus konsonan [dd] karena salah satu bunyi vokal dihilangkan, diganti menjadi tanda tasydid
ﱠﺪَﺷ
syadda. 2
ﻲﻧﺎﻜﻤﻟﺍ ﺐﻠﻘﻟﺍ
2. al-qalbul-makānī. ‘membalikkan tempat’. Contoh :
ﱠﻞَﻘَﺘْﺳِﺇ -
َﻞَﻠْﻘَﺘْﺳِﺇ
10 9 8 7 6
5 4
3 2 1 10 9
8 7 6 5
4 3
2 1
ﻝ ﻝ ﻕ ﺕ ﺱ ﺍ ﻝ ﻝ ﻕ ﺕ ﺱ ﺍ
Universitas Sumatera Utara
Dari contoh di atas bunyi vokal [a] yang berada setelah konsonan lateral alveolar bersuara [l] dipindahkan ke depan konsonan konsonan lateral alveolar bersuara
ﻝ
[l] sehingga bentuk kata itu berubah menjadi
ﱠﻞَﻘَﺘْﺳِﺍ
[istaqalla]
3 ﻦﻴﺑ ﺔﻣﺎﺘﻟﺍ ﺔﻠﺛﺎﻤﻤﻟﺍ
ﻦﻴﺗﻮﺻ
3. al-mumāṡalatut-tāmmati baina ṣautaini. ‘ Asimilasi total keseluruhan antara dua
bunyi konsonan’. Contoh :
ﻰﺤﻤﻧﺍ
inma ḥā dengan bentuk morfem dasar
ﺎﺤﻣ
ma ḥā. Kata ini mengalami afiksasi yaitu dengan bertambahnya prefiks
ﻥﺇ
`in menjadi
ﻰﺤﻤﻧﺍ
inma ḥā. Dengan demikian bunyi nasal alveolar
ﻥ
[n] pada prefiks
ﻥﺇ
[`in] berasimilasi dengan konsonan nasal bilabial pada morfem dasar
ﺎﺤﻣ
ma ḥā
sehingga kata itu berubah menjadi
ﻰﺤّﻣﺍ
[immaa:]. bunyi nasal alveolar ﻥ [n]
mengalami asimilasi menjadi bunyi nasal bilabial
ﻡ
[m] yang ada didekatnya.
4 ﺔﻠﺛﺎﻤﻣ ﻭ ﺔﻛﺮﺤﻟﺍ ﻑﺬﺣ
4. ḥażful-ḥarakati wa mumāṡalatu. ‘penghilangan bunyi vokal dan penyamaan bunyi
konsonan’. Contoh: i
ṡṡāqaltum
ﻢﺘﻠﻗﺎّﺛﺍ
it ṡāqaltum
ﻢﺘﻠﻗﺎﺜﺗﺍ
t ṡāqaltum
ﻢﺘﻠﻗﺎﺜﺗ
tāṡāqaltum
ﻢﺘﻠﻗﺎﺜﺗ .
Bunyi vokal [a] yang berada setelah bunyi konsonan dental
ﺕ
[t] pada suku kata pertama
َﺕ
[ta] dihilangkan sehingga bentuk kata menjadi
ْﻢُﺘﻠﻘَﺜْﺗ
[tPa:qaltum] kemudian pada gugus konsonan stop dental tidak bersuara
ﺕ
[t] dan frikatif interdental tidak bersuara
ﺙ
[T] ditambah huruf vokal [i] pada awal suku kata pertama menjadi
ﻢُﺘْﻠَﻗﺎَﺜْﺗِﺇ
[
itTa:qaltum]. Kemudian bentuk ini mengalami asimilasi bunyi konsonan stop dental tidak
bersuara
ﺕ
[t] dengan konsonan frikatif interdental tidak bersuara
ﺙ
[T]. Sehingga bunyi konsonan dental
ﺕ
[t] diganti dengan konsonan interdental
ﺙ
[T] maka bentuk kata tersebut menjadi
ْﻢُﺘْﻠَﻗﺎﱠﺛِﺇ
[iTTa:qaltum].
Universitas Sumatera Utara
2.5 Klasifikasi Bunyi Konsonan