53 siswa kelas XI TAV SMK Negeri 2 Depok diperoleh nilai persentase sebesar
79,83 dalam kategori sangat layak 3. Dewi Ismawarti pada tahun 2014. Pengembangan kamus bergambar
peralatan membuat dan menyajikan minuman non-alkohol dan minuman beralkohol untuk siswa jasa boga kelas XI SMK Negeri 4 Yogyakarta. Hasil
penelitian ini adalah: 1 produk penelitian ini berupa kamus bergambar peralatan membuat dan menyajikan minuman non-alkohol dan minuman
beralkohol, yang dilakukan dengan proses 3D Define analisis kurikulum 2013, analisis peserta didik, analisis materi, merumuskan tujuan, Design
rancangan produk, penyusunan produk, Development validasi ahli, uji coba produk, 2 hasil uji kelayakan kamus bergambar dari aspek materi dan
mediaoleh ahli materi, ahli media dan guru mata pelajaran masuk dalam kategori baik, dengan nilai 1,00 untuk ahli materi, 0,958 untuk ahli media dan
1,00 untuk guru mata pelajaran, penilaian dari siswa termasuk dalam kategori baik dengan perolehan nilai 3,86, 3 hasil penelitian menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan kamus bergambar dengan perhitungan gaian score 0,84 termasuk dalam kategori tinggi.
C. Kerangka Pikir
Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan menerapkan metode pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran yang tepat. Peran media
pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar sangat besar. Pengembangan kamus pengecatan otomotif sebagai media belajar siswa Program Keahlian
Perbaikan Bodi Otomotif SMK N 2 Depok Sleman sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang istilah asing pengecatan otomotif.
54 Pengembangan kamus pengecatan otomotif sebagai media belajar siswa
Program Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK N 2 Depok Sleman dikarenakan didapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dalam
memahami istilah asing pengecatan yang terdapat pada sumber belajar yaitu step 1 dan 2 training manual pengecatan. Permasalahan tersebut adalah siswa
sulit memahami istilah asing yang ada pada sumber belajar yang digunakan karena pada sumber belajar tersebut tidak semua istilah asing pengecatan
otomotif dijelaskan secara ricnci dan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa, tidak tersedianya sumber belajar yang menjelaskan istilah-istilah asing
dalam pengecatan. Permasalahan tersebut mengakibatkan siswa tidak maksimal dalam belajarnya. Hal ini mengakibatkan proses belajar siswa tidak efektif yang
nantinya tentu akan mempengaruhi hasil belajar dan siswa yang tidak paham isitlah asing pengecatan otomotif akan kurang siap melaksanakan praktik industri
atau bekerja di industri dikarenakan pada saat praktik atau bekerja di industri banyak penyebutan komponen dan jenis pengecatan bodi kendaraan yang
menggunakan istilah asing. Dari permasalahan yang didapatkan dilakukan analisis kebutuhan mengenai
kurikulum yang digunakan, analisis karakteristik siswa, analisis materi dan merumuskan tujuan. Tahap analisis kebutuhan ini nantinya akan digunakan
untuk mengidentifikasi materi yang diajarkan pada mata pelajaran pengecatan otomotif, mengetahui gaya belajar siswa, mendapatkan materi yang akan
dijelaskan didalam kamus pengecatan otomotif yang akan dikembangkan, dan merumuskan tujuan pembuatan kamus pengecatan otomotif.
Setelah analisis kebutuhan selesai, maka tahap selanjutnya adalah melakukan perancangan kamus pengecatan otomotif. Pada tahap perancangan
55 ini akan dirancang kamus pengecatan otomotif sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan. Tahap perancangan ini nantinya akan menghasilkan produk awal kamus pengecatan otomotif yang siap dilakukan uji kelayakan tahap 1 oleh ahli
materi, ahli median dan guru Program Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK N 2 Depok Sleman.
Tahap yang dilakukan setelah tahap perancangan adalah tahap pengembangan. Pada tahap pengembangan ini produk awal yang dihasilkan
pada tahap perancangan akan dilakukan validasi oleh ahli. Setelah produk awal divalidasi oleh ahli maka produk diperbaiki dan menjadi produk tahap 1. Produk
tahap 1 tersebut selanjutnya dilakuakan uji coba kelompok kecil yang berjumlah 5 siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap produk yang dikembangkan.
Saran dari uji coba kelompok kecil digunakan untuk melakukan perbaikan sehingga produk mejadi produk tahap 2. Produk revisi tahap 2 tersebut
selanjutnya dilakukan uji coba kelompok sedang yang berjumlah 10 siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap produk yang dikembangkan. Saran dari uji
coba kelompok sedang digunakan untuk melakukan perbaikan sehingga produk mejadi produk tahap 3. Produk tahap 3 tersebut selanjutnya dilakukan pada uji
lapangan yang berjumlah 31 siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap produk yang dikembangkan. Sara dari uji coba lapangan akan digunakan untuk
memperbaiki produk sehingga menjadi produk akhir atau produk tahap 4 yang siap disebarluaskan.
Tahap yang dilakukan setelah tahap pengembangan adalah tahap penyebarluasan. Pada tahap penyebarluasan produk akhir akan disebarluaskan
pada siswa dan guru Program Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK N 2 Depok Sleman.
56 Berdasarkan kerangka pikir di atas tahapan-tahapan kegiatan dalam
mengembangkan kamus pengecatan otomotif untuk siswa Program Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif di SMK Negeri 2 Depok Sleman dapat dilihat
pada gambar 4.
57 Gambar 4. Bagan Alir Pengembangan Media Pembelajaran Kamus Pengecatan
Otomotif
Define
Analisis kurikulum, Analisis karakteristik siswa, Analisis materi dan Merumuskan Tujuan
Design
Dihasilkan Draft Produk atau Pengembangan Produk Awal
Develop
Uji Kelayakan Tahap 1 Ahli materi, Ahli Media, Guru Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
SMK N 2 Depok Sleman Revisi
DraftProduk Produk Awal
Produk Pertama
Respon Siswa Uji Kelompok
Kecil Revisi
Produk Pertama
Produk Kedua
Respon Siswa Uji Kelompok
Sedang Revisi
Produk Kedua
Produk Ketiga
Respon Siswa Uji Lapangan
Revisi Produk
Ketiga Produk
Keempat Akhir
Disseminate
Penyebarluasan Produk Akhir
58
D. Pertanyaan Penelitian