45
G. Teori Agenda Setting
Ide dasar pendekatan Agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Be
rnard Cohen 9 adalah bahwa pers lebih daripada
sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil
mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirka n .
77
Agenda setting theory berpadangan bahwa media dan isi media komunikasi massa seperti surat kabar, televisi, internet dan sebagainya,
dapat membentuk pendapat dan mempengaruhi perilaku individu atau masyarakat dengan jalan memberikan perhatian yang lebih besar kepada
sesuatu masalah dan mengurangi perhatian terhadap masalah lain. Masyarakat menilai penting atau tidaknya sesuatu berdasarkan pemberitaan-
pemberitaan yang dilakukan oleh media massa.
78
Menurut agenda setting theory, media massa mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku masyarakat dengan
menentukan agenda terhadap masalah yang dipandang penting. Di antara agenda yang dapat ditentukan oleh media massa adalah: 1 apa yang harus
dipikirkan oleh masyarakat, 2 menentukan fakta yang harus dipercayai oleh masyarakat, 3 menentukan penyelesaian terhadap suatu masalah, 4
menentukan tumpuan perhatian terhadap suatu masalah, 5 menentukan apa yang perlu diketahui dan dilakukan masyarakat.
79
Dalam studi tentang agenda setting yang dilakukan oleh McCombs dan Shaw 1972 menunjukkan cara media memberikan prioritas-prioritas
terhadap isu-isu tertentu dapat berpengaruh secara langsung terhadap
77
http:teddykw1.wordpress.com20080308teori-penentuan-agenda-agenda- setting-theory, Kamis, 26 Januari 2012.
78
Syukur Kholil, Komunikasi Islami, Bandung: Citapustaka Media, 2007, h.36
79
Kholil, Komunikasi, h. 36.
46 pemberian prioritas perhatian oleh khalayak terhadap isu-isu yang
berkembang tersebut.
80
McCombs dan Shaw percaya bahwa fungsi agenda-setting media massa bertanggung jawab terhadap hampir semua apa-apa yang dianggap
penting oleh publik. Karena apa-apa yang dianggap prioritas oleh media menjadi prioritas juga bagi publik atau masyarakat.
Akan tetapi, kritik juga dapat dilontarkan kepada teori ini, bahwa korelasi belum tentu juga kausalitas. Mungkin saja pemberitaan media massa
hanyalah sebagai cerminan terhadap apa-apa yang memang sudah dianggap penting oleh masyarakat. Meskipun demikian, kritikan ini dapat dipatahkan
dengan asumsi bahwa pekerja media biasanya memang lebih dahulu mengetahui suatu isu dibandingkan dengan masyarakat umum.
Berita tidak bisa memilih dirinya sendiri untuk menjadi berita. Artinya ada pihak-pihak tertentu yang menentukan mana yang menjadi berita dan
mana yang bukan berita. Siapakah mereka? Mereka ini yang disebut sebagai gatekeepers
. Di dalamnya termasuk pemimpin redaksi, redaktur, editor, hingga jurnalis itu sendiri. Secara otomatis menentukan sendiri fakta yang
pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan.
81
Setelah tahun 1990an, banyak penelitian yang menggunakan teori agenda-setting makin menegaskan kekuatan media massa dalam
mempengaruhi benak khalayaknya. Media massa mampu membuat beberapa isu menjadi lebih penting dari yang lainnya. Media mampu mempengaruhi
tentang apa saja yang perlu kita pikirkan. Lebih dari itu, kini media massa juga dipercaya mampu mempengaruhi bagaimana cara kita berpikir. Para
ilmuwan menyebutnya sebagai framing.
80
Samsuar, Analis framing pemberitaan harian waspada dan serambi indonesia tentang kampanye pemilihan presiden indonesia tahun 2009, Tesis, Program Pasca Sarjana
IAIN Sumatera Utara, 2010, h. 42.
81
http:yearrypanji.wordpress.com20080521teori-agenda-setting, kamis, 26 Januari 2012.
47
H. Analisis Framing