Persentase Lemak Tubuh Landasan Teori .1 Kesegaran Jasmani

23 waktu yang lama. Seseorang yang memiliki daya tahan paru jantung baik, tidak akan cepat kelelahan setelah melakukan serangkaian kerja. Misalnya, pada saat naik tangga dari lantai dasar hingga lantai tiga tidak akan terengah-engah secara berlebihan Djoko Pekik Irianto, 2004:27-28. Dari uraian di atas terdapat istilah ”takaran latihan” Djoko Pekik Irianto, 2004:30, yaitu antara lain : 1 Frekuensi. Untuk mendapatkan kebugaran paru-jantung latihan dilakukan secara teratur 3 - 5 kali seminggu. 2 Intensitas. Intensitas yang digunakan adalah 75 - 85 dari detak jantung maksimal. Bagi mereka yang baru mulai latihan atau usia lanjut, mulailah berlatih pada intensitas yang rendah misalnya 60, terus tingkatkan secara bertahap hingga mencapai intensitas latihan yang semestinya. 3 Time Durasi. Selama berlatih kerjakan selama 20 - 60 menit tanpa berhenti.

2.1.3 Persentase Lemak Tubuh

Salah satu tujuan seseorang melakukan latihan fisik adalah mengatur kondisi tubuh agar tidak terlalau gemuk atau terlalu kurus. Keadaan tubuh yang gemuk masih dapat ditoleransi apabila gemuk tersebut disebabkan oleh tebalnya otot dan bukan tebalnya kandungan lemak bawah kulit skinfold. Ketebalan lemak lebih terkonsentrasi pada lemak di bawah kulit berhubungan dengan pengaruhnya terhadap besar-kecilnya lingkar lengan atas, lengan bawah lingkar perut, serta lingkar tungkai atas dan bawah. Ketebalan lemak pada lipatan kulit skinfold ikut menentukan besar kecilnya ukuran lingkar lengan atas, lengan bawah, lingkar perut, dan lingkar tungkai atas serta bawah Kasiyo,1988 : 30. Menurut Maglischo 1982:128 pengukuran ketebalan lipatan kulit itu melibatkan dua lapisan kulit dan simpanan lemak yang 24 tersimpan di bawah kulit. Skinfold dapat menebal atau menipis. Menurut Arjatmo Tjokroronegoro yang dukutip oleh Kasiyo 1988:30 skinfold menebal bilamana seseorang banyak makan yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak, yang berarti mengandung energi tinggi, tetapi orang tersebut kurang kegiatan yang menggunakan energi yang seimbang dengan energi yang masuk. Kelebihan karbohidrat atau lemak yang tidak digunakan dalam metabolisme akan disimpan berupa lemak di adipose sel. Bila seseorang banyak melakukan kegiatan, itu artinya banyak mengeluarkan energi, dan kandungan karbohidrat yang dimakan relatif kurang, dan tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan, maka skinfold akan menipis. Menebal atau menipisnya skinfold ada kaitannya dengan kegiatan latihan, yang menggunakan energi yang bersumber pada lemak, dan karbohidrat sebagai sumber energi yang dimakan. Lemak yang dimaksudkan di sini adalah lemak netral atau yang juga disebut trigliserida atau triasilgliserol yang disingkat TAG Martin, 1981:199-243 . Seperti kita ketahui bahwa timbunan lemak netral berada di bawah kulit yang tercakup dalam ketebalan skinfold Maglishco,1982:128 di mana lapisan lemak bawah kulit merupakan sebagian dari jaringan adiposa yang dapat kita deteksi lewat alat skinfold caliper di lapangan. Menurut Strauss 1984:127 sumber energi lemak akan banyak digunakan pada latihan yang lama dan pada saat sesudah latihan dimana arus darah ke otot meningkat dan cukup tersedia oksigen. Asam lemak bebas akan dihantarkan ke otot oleh sirkulasi darah yang meningkat tinggi sehabis latihan yang disebutkan bahwa otot akan menghasilkan sejumlah besar ATP dari lemak atau asam lemak bebas dibanding dengan yang dihasilkan dari karbohidrat atau glukosa Kasiyo, 1988 : 31. 25 Menurut Falls yang dikutip Kasiyo 1988: 48, ada hubungan antara ukuran otot dengan kekuatan otot dan dengan meningkatnya ukuran otot kekuatan otot akan meningkat pula. Suatu fakta yang diketahui dengan baik ialah bahwa otot akan menjadi tumbuh lebih besar dalam ukurannya jika otot tersebut dilatih dengan latihan berbean berat. Hal yang senada diungkapkan oleh Strauss 1979:110 bahwa dengan program latihan beban akan meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan serta hypertrophy otot. Hypertropy adalah peningkatan ukuran otot yang berarti peningkatan diameter fiobra otot dan bukan peningkatan jumlah fibra yang baru Kasiyo,1988:49. Jadi program latihan yang berat akan menghasilkan peningkatan diameter otot, bila dikatakan dengan logika terbalik adalah diameter otot yang besar akan menimbulkan tenaga yang besar karena pembesaran diameter otot adalah hasil dari pembebanan Fox,1981:138. Kesimpulannya semakin besar diameter otot karena latihan pembebanan, semakin tinggi pula kekuatan otot. Kekuatan otot atau Strength yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting atau kalau bukan yang paling penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Untuk mencari diameter otot, menururt Halpern yang dikutip oleh Kasiyo 1988:10 adalah diameter otot yang dimaksaud misalnya lengan atas – ketebalan skonfold lengan atas. Diameter lengan atas adalah lingkar lengan atas : 3,14 π . Dengan kata lain adalah Lingkar lengan atas : 3.14 = diameter otot lengan. Diameter lengan atas – skinfold legan atas = diameter otot lengan atas. Tentu saja rumus ini juga berlaku bagi otot-otot yang lain seperti perut dan tungkai. Dalam bukunya “ Foundation of Conditioning ” Falls, 1970:61 mengatakan bahwa antara ukuran otot dan kekuatan otot ada hubungan yang sangat signifikan. 26 Mathews, dalam bukunya Measurement in Physical Education 1978 : 292 mengatakan bahwa prosentase lemak tubuh dapat dicari dengan rumus yang pendek ialah : Fat = 100 - 100XLean Body Weightberat badan. Sedang untuk mencari Lean Body Weight sendiri dalam satuan kg adalah : 44.646 angka baku + 1.0817 X berat badan – 0.7396X lingkar perut.

2.1.4 Senam Aerobic

Dokumen yang terkait

Perbedaan Pengaruh Latihan Senam Aerobik Low Impack dan Body Language Terhadap Persentase Lemak Tubuh Ibu ibu Anggota Sanggar Senam Yunita Demak

0 19 70

BEDA PENGARUH SENAM AEROBIC HIGH IMPACT DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BEDA PENGARUH SENAM AEROBIC HIGH IMPACT DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN.

0 3 12

BEDA PENGARUH SENAM AEROBIC HIGH IMPACT DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BEDA PENGARUH SENAM AEROBIC HIGH IMPACT DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN.

0 4 15

EFEKTIVITAS SENAM ERGONOMIK DENGAN SENAM AEROBIC Efektivitas Senam Ergonomik Dengan Senam Aerobic Low Impact Terhadap Level Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi.

0 3 15

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN AEROBIC CLASS DAN LATIHAN BODY LANGUAGE TERHADAPPENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA PESERTA SANGGAR SENAM ASTUTI STUDIO AEROBIC DANCE SEMARANG 2010.

0 1 2

Signifikansi Hubungan Kesegaran Jasmani Dengan Persentase Lemak Tubuh Pada Anggota Sanggar Senam Aerobik “Santa Anna” Semarang Tahun 2009.

0 0 94

“Perbedaan Pengaruh Latihan Senam Aerobik Low Impack dan Body Language Terhadap Persentase Lemak Tubuh Ibu-ibu Anggota Sanggar Senam Yunita Demak.

0 0 1

PERBEDAAN PENGARUH SENAM AEROBIC LOW IMPACT DAN SENAM PILATES TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH WANITA OBESITAS DITINJAU DARI USIA.

1 1 16

PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA ANTARA ANGGOTA SENAM BODY LANGUAGE DENGAN ANGGOTA SENAM HIGH IMPACT SETELAH PEMBERIAN ASUPAN MAKANAN YANG SEBELUMNYA MELAKUKAN SENAM BODY LANGUAGE DAN SENAM HIGH IMPACT

0 0 6

PERBEDAAN PENGARUH SENAM AEROBIC HIGH IMPACT DENGAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH SENAM AEROBIC HIGH IMPACT DENGAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH PA

0 0 14