BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Bertambahnya usia adalah suatu hal yang tak terhindarkan. Tetapi bertambahnya usia dan menjadi tua tidak selalu identik dengan tubuh yang renta.
Olahraga rutin dapat membantu menghadapi hari tua dengan baik, dalam arti dapat tetap beraktivitas. Banyak orang cenderung hanya memperhatikan asupan makanan
yang bergizi dan bervitamin namun lupa untuk berolahraga secara teratur. Padahal olahraga merupakan salah satu obat mujarab untuk mengerem laju proses penuaan.
Hasil studi memperlihatkan olahraga dapat melindungi jantung dan tulang, memperbaiki perasaan, istirahat, dan ingatan; mengurangi resiko kanker payudara
dan usus besar; mengurangi resiko kematian prematur, dan benar-benar memperpanjang usia.
Aktivitas yang padat kadang membuat gaya hidup yang menjadi kurang sehat. Saat sehat seringkali olahraga terasa bukan satu hal yang amat penting,
terlebih dalam lingkungan yang serba sibuk dengan pekerjaan tapi olahraga akan terasa sebaliknya bila sebuah penyakit telah mengancam serius kesehatan.
Pada umumnya orang yang tidak berolahraga mengemukakan alasan utama adalah tidak memiliki waktu dan tidak memiliki movitasi untuk melakukannya.
Oleh karena itu, cara pertama yang harus dilakukan adalah mengubah kebiasaan. Karena olahraga adalah kegiatan fisik yang mudah disesuaikan dalam kehidupan
sehari-hari setiap orang, maka disarankan melakukan olahraga selama 20 menit tiga hari per minggu.
Dengan waktu luang yang sangat terbatas, masyarakat yang berolahraga mengandalkan olahraga yang sederhana terutama olahraga yang membutuhkan
1
2 waktu sedikit seperti stretching, jogging, dan sebagainya. Masyarakat berolahraga
untuk memperoleh kesegaran tubuh agar kesehatan tubuh tetap terjaga setelah beraktivitas panjang.
Perkembangan kegiatan olahraga di kota-kota besar sangat pesat, seperti lari pagi, senam sehat indonesia, senam jantung sehat, dan sebagainya. Di kota
Semarang olahraga tersebut banyak dilakukan oleh warga masyarakat, terutama pada hari minggu dan hari libur lainnya. Dengan meningkatnya kualitas lanjut usia,
mendorong para lanjut usia untuk mampu menyesuaikan diri, mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya dengan semangat optimisme,
kebijaksanaan, kearifan, dan bebas dari tekanan ambisi kehidupan serta berada pada kondisi sehat sejahtera lahir dan batin.
Salah satu dari aktivitas olahraga tersebut yang memasyarakat adalah olahraga senam. Hal ini terlihat dari banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat terutama orang dewasa dan orang tua, baik secara kelompok kecil maupun di klub-klub senam yang memang cukup banyak. Oleh karena itu melalui
klub atau sangar senam dilakukan olahraga senam secara teratur, terukur dan terawasi serta berkelanjutan mendorong para anggotanya untuk tetap menjaga
peningkatan kesegaran jasmaninya agar terhindar dari kemungkinan gangguan penyakit fisik psikologis secara dini sehingga mereka bukan lagi beban keluarga
melainkan justru menjadi soko guru bagi keluarga. Senam di Indonesia dikenal sebagai salah satu cabang olahraga, dalam
Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Gymnastic, yang berasal dari kata Gymnos dari bahasa Yunani yang artinya telanjang. Istilah gymnastic tersebut dipakai untuk
menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena
3 pada waktu itu teknologi pembuatan bahan pakaian belum memungkinkan
membuat pakaian yang bersifat lentur dan mengikuti gerak pemakainya. Agus Mahendra 2001: 2 mendefinisikan senam sebagai latihan tubuh yang dipilih dan
dikonstruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
ketrampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Bermacam-macam jenis senam yang ada di masyarakat sebut saja senam
Aerobic . Senam Aerobic adalah salah satu bentuk yang paling popular dalam latihan
kebugaran. Sebab aerobik lebih menyenangkan untuk dilakukan dan dapat dilakukan sendirian atau dengan orang lain Brick, 2001:7 . Senam aerobik adalah
serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi
tertentu Marta Dinata, 2003 : 10 . Selanjutnya Brick 2001 : 4 menjelaskan bahwa keuntungan fisik yang didapat dari aerobic adalah, mengenai jantung.
kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan komposisi tubuh. Senam yang lain yang juga beredar di masyarakat terutama di sanggar-sanggar senam adalah body
language .
Senam body language yang lebih dikenal dengan istilah BL, punya banyak manfaat. Dengan gerakan yang tak terlalu menguras tenaga tersebut, seseorang
tidak hanya sehat tapi dapat membentuk tubuh yang indah. Senam tersebut diminati perempuan yang bermasalah dengan bentuk tubuh dan berat badan. Tentu saja, hal
tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya untuk mencapai bentuk tubuh yang indah, tingkat keberhasilannya relatif singkat. Dalam tempo dua hingga tiga bulan
seseorang mampu mengencangkan dan menurunkan berat badannya tiga sampai lima kilogram. Sedangkan, dengan waktu yang sama khusus untuk wanita yang
4 baru melahirkan perlu diimbangi dengan porsi makan yang teratur. BL juga dapat
memperkuat organ wanita dan membantu membentuk posisi badan baik untuk duduk, berdiri, dan berjalan. Sebab senam tersebut memfokuskan gerakan pada otot
perut. Tujuannya untuk menghasilkan bentuk perut yang bebas dari timbunan lemak. Tetapi gerakan BL juga dapat berdampak cedera pada tulang pungung. Hal
itu terjadi jika gerakan yang dilakukan tidak mengikuti petunjuk secara benar, terutama bagi wanita hamil di atas empat bulan.
Seiring dengan berkembangnya tuntutan masyarakat akan variasi gerakan dalam program BL, saat ini gerakannya semakin beragam. Untuk itu senam BL
dikombinasi dengan aerobic, Taebo hingga tarian lainnya seperti, Salsa. Cabang olahraga senam memang banyak dipilih, disusun dan dirangkai secara
sistematis sehingga berguna bagi kesegaran jasmani Berty Tilarso, 2000 :1. Secara umum tujuan orang melakukan senam adalah tercapainya tingkat kesegaran
jasmani. Hasil seminar nasional mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai seseorang yang mempunyai kesanggupan
dan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan effisien tanpa kelelahan yang berarti. Jadi kesegaran jasmani adalah untuk meningkatkan manusia dari segi
fungsi tubuh manusia atau the functioning of the human body Dumadi, 1979:8 . Menurut Gabbard 1987 : 50 kesegaran jasmani dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu : 1 Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan atau skill dan 2 Kesegaran yang berhubungan dengan kesehatan.
Yang termasuk dalam kesehatan antara lain daya tahan jantung dan paru cardio respiratory
serta keseimbangan tubuh atau body composition tergantung pada ratio perbandingan ketebalan lemak dalam tubuh dengan serabut-serabut otot serta
tulang. Body composition menunjuk pada persentasi ketebalan lemak dalam tubuh.
5 Sebab tubuh yang besar tidak selalu disebabkan oleh besarnya otot, tetapi mungkin
juga oleh ketebalan lemak dalam tubuh. Daya tahan otot atau muscular endurance adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi
secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. Kelentukan atau fleksibility adalah keefektifan seseorang dalam dirinya untuk
melakukan aktivitas tubuh secara maksimal. Sejalan dengan hal tersebut Sharkey 1984: 18 mengatakan bahwa sasaran
orang melakukan latihan fisik adalah kesegaran jasmani yang juga mengarah kepada “such and changes in respiration, the heart and circulation, the nervous
and endocrine system, body composition, bones, ligamen, and tendon”. Body composition
mengarah pada ketebalan lemak pada otot atau lean body weight. Lean body weight
pada prinsipnya akan melihat besarnya tubuh seseorang disebabkan oleh tebalnya lapisan lemak di bawah kulit skinfold, ataukah tebalnya otot yang
disebabkan oleh banyaknya latihan. Bila seseorang banyak melakukan kegiatan latihan, itu artinya banyak mengeluarkan energi, dan kandungan karbohidrat yang
dimakan relatif kurang, dan tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan, maka skinfold
akan menipis. Menebal atau menipisnya skinfold ada kaitannya dengan kegiatan latihan, yang menggunakan energi yang bersumber pada lemak, dan
karbohidrat sebagai sumber energi yang dimakan. Lemak yang dimaksudkan di sini adalah lemak netral atau yang juga disebut trigliserida atau triasilgliserol yang
disingkat TAG Martin DW, 1981 : 199-243 . Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian
dengan judul : “ Perbandingan Signifikansi Hubungan Kemampuan cardio
respiratory dan Persentase Lemak Tubuh Antara Senam Aerobic dan Senam Body
Language Pada Anggota Sanggar Senam “Santa Anna” Semarang Tahun 2009”
6 Adapun alasan pemilihan judul penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : 1.1.1 Tujuan orang melakukan latihan dan tergabung dalam klub senam secara umum
adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani 1.1.2 Senam yang sedang populer dan banyak beredar di masyarakat adalah senam
aerobic dan senam body language
1.1.3 Kesegaran jasmani bisa diukur secara cardio respiratory atau bisa juga secara neuro mucscular
yang dapat dilihat dengan persentase lemak tubuh. 1.1.4 Perlu ada penelitian tentang perbandingan signifikansi hubungan cardio
respiratory dengan persentasi lemak tubuh antara senam aerobic dan senam
body language.
1.2 Permasalahan