38 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
merek.  Buffet  mengatakan,  ”Jangan  membeli  pakaian  dengan  melihat  mereknya. Belilah  pakaian  yang  nyaman  dipakai,  walaupun  itu  pakaian  yang  murah.”  Bagi
Buffet itu adalah resep menuju kaya.
Namun bagi orang Kristen perdana, gaya hidup itu didasarkan pada kecukupan dari  apa  yang  mereka  butuhkan,  bukan  yang  mereka  inginkan.  Kebutuhan  dan
keinginan  tidak  sama.  Kita  dapat  mengingini  banyak  hal,  namun  mungkin  sekali banyak di antaranya sebetulnya tidak kita butuhkan.
Ada  sebuah  ungkapan  dalam  bahasa  Inggris  yang  berbunyi,  Live  simply,  so others can simply live Artinya, ”Hiduplah sederhana, agar orang lain dapat sekadar
hidup” Bila kita hidup berlebih-lebihan, makan minum secara berlebihan melampaui batas kebutuhan kita, maka akan ada banyak orang yang hidup kekurangan. Tuhan
mengajarkan kita hidup dengan secukupnya, seperti yang dijalani oleh orang-orang Kristen dari gereja perdana dengan cara berbagi dengan sesamanya.
Bagaimana  dengan  kehidupan  siswa  sendiri?  Kapan  terakhir  mereka  berbagi dengan teman mereka? Dengan seseorang yang tidak mereka kenal? Apa yang mereka
berikan kepada orang itu? Sebagian dari makan siang mereka? Sebagian dari uang jajan  mereka?  Pakaian  mereka?  Mintalah  siswa  untuk  menceritakan  pengalaman
mereka,  dan  bagaimana  sikap  orangtua  mereka  bila  mengetahui  apa  yang  mereka lakukan kepada orang lain Apakah mereka terkejut? Bangga? Memuji mereka? Atau
memarahi  mereka?  Nilai-nilai  yang  baik  seperti  berbagi,  kepedulian  dengan  orang lain,  banyak  diperoleh  dari  nilai-nilai  di  dalam  keluarga.  Apabila  orangtua  tidak
mengajarkan  anak-anaknya  untuk  berbagi  dan  berbelas  kasih  dengan  orang  lain, maka mungkin sekali mereka tidak mempunyai empati dan keinginan untuk berbagi
dengan sesama.
Kegiatan 4
Pada bagian ini guru memimpin diskusi bersama-sama dengan siswa, bagaimana mereka memahami gereja mereka sendiri? Berapa banyak dari keuangan gereja yang
disalurkan kepada orang-orang yang berkekurangan? Mintalah siswa menceritakan apa  yang  dilakukan  oleh  gereja  mereka  masing-masing  ketika  menghadapi  sebuah
bencana alam seperti banjir, kebakaran, kelaparan, dan lain-lain. Bagaimana dengan kemiskinan? Apakah gereja mereka juga ikut berbagi?
F.  Penilaian
1.  Kata  ”gereja”  berasal  dari  kata  bahasa  Yunani,  yaitu  ”ekklesia”,  yang  berarti ”dipanggil  keluar”.  Bagaimana  gereja  kamu  memahami  keberadaan  dirinya
sebagai komunitas yang ”dipanggil keluar”? Dipanggil untuk keluar ke mana?
Kunci  jawaban:  Gereja  adalah  komunitas  yang  dipanggil  ”dipanggil  keluar” artinya,  gereja  tidak  boleh  mengungkung  dirinya  dalam  tembok-tembok  gereja
saja. Gereja mempunyai tugas dan misi ke luar untuk memberitakan kabar suka cita  Injil  dalam  bentuk  yang  konkret,  misalnya  dengan  memberikan  bantuan
sosial, beasiswa, menolong korban bencana alam, dan lain-lain. Jadi, Injil tidak
39
disampaikan hanya dengan kata-kata saja, melainkan dalam bentuk karya kasih yang  nyata,  yang  benar-benar  menghadirkan  sukacita  di  kalangan  mereka  yang
menerimanya.
2.  Coba bandingkan gereja kamu dengan gereja yang digambarkan dalam Kisah 2:1- 47 Adakah persamaan dan perbedaan di antara keduanya? Kalau ada, apa?
Kunci  jawaban:  Perbandingan  yang  diharapkan  dibuat  oleh  siswa  tidak termasuk  dalam  perbandingan  struktur  kepemimpinan,  melainkan  sejauh  mana
gereja mereka di masa kini juga memberikan perhatian kepada orang-orang yang tertindas  dan  tersingkirkan,  seberapa  jauh  mereka  disambut  dengan  sukacita
oleh orang-orang di sekitarnya, seberapa jauh mereka berkumpul dengan penuh kasih persaudaraan pada setiap kebaktian, sambil memberikan perhatian kepada
sesama anggota yang kekurangan. Gereja seringkali terlalu sibuk hidup sebagai organisasi,  sehingga  lupa  bahwa  dirinya  adalah  sebuah  organisme  yang  hidup,
yang mestinya berperan aktif dalam kehidupan warga jemaat dan masyarakat luas, termasuk dalam menjalin hubungan yang baik dengan umat beragama lain.
3.  ”Gereja  perdana  terbentuk  sebagai  koreksi  atas  umat  Israel  yang  menjadikan Taurat sebagai hukum yang membelenggu diri dan sebagai alat untuk menghakimi
orang  lain.”  Seberapa  jauh  hal  itu  dapat  terlihat  di  dalam  kehidupan  gerejamu sekarang?
Kunci  jawaban:  Umat  Israel  menggunakan  Taurat  dengan  memperhatikan aturan-aturannya secara terinci, sehingga mereka lupa akan jiwa Taurat itu sendiri.
Jiwa  Taurat  yang  sesungguhnya  adalah  kebaikan  manusia.  Mis.  hukum  Sabat diciptakan supaya manusia tidak dipaksa untuk bekerja terus tujuh hari seminggu,
melainkan diberikan kesempatan untuk beristirahat. Inilah unsur keadilan dalam hukum  Sabat.  Namun  pada  praktiknya,  di  masa  Tuhan  Yesus,  hukum  Sabat
digunakan  untuk  menindas  orang  yang  menderita  sakit,  sehingga  mereka  tidak boleh disembuhkan.
4.  Seberapa besar peranan kaum perempuan di gerejamu sekarang? Apakah mereka juga terlibat dalam kepemimpinan gereja --- sebagai penatua? Pendeta? Bishop?
Kunci  jawaban:  Di  banyak  komunitas  di  dunia  kaum  perempuan  seringkali dianggap tidak penting, tidak berharga, tidak layak berperan di ruang publik. Di
berbagai komunitas agama pun hal ini terjadi bahkan sampai sekarang. Di beberapa gereja  di  sejumlah  negara,  perempuan  masih  dilarang  untuk  menjadi  pendeta.
Apalagi  bishop  Di  sini  siswa  diminta  untuk  mengamati  bagaimana  peranan perempuan di gereja mereka. Apakah perempuan hanya dijadikan pemain kelas
dua, sebagai pelengkap saja, dan bukan sebagai pemeran utama seperti pendeta dan bishop atau ketua sinode. Ada berbagai alasan yang mungkin dikemukakan.
Mis. bahwa Yesus hanya memilih laki-laki sebagai murid-murid-Nya. Hal ini jelas tidak benar, sebab ada sejumlah perempuan yang sering berada di dekat Yesus dan
berperan juga sebagai murid, seperti Maria dan Marta.
40 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
5.  Kalau  kaum  perempuan  di  gerejamu  kurang  berperan,  apakah  sebabnya? Bagaimana memperbaiki keadaan ini?
Kunci  jawaban:  Peran  perempuan  yang  terbatas  seringkali  disebabkan  oleh kuatnya  budaya  patriarkhi  yang  berlaku  dalam  suatu  masyarakat  tertentu.
Budaya  patriarkhi  adalah  budaya  yang  menganggap  hanya  laki-lakilah  yang layak  menjadi  pemimpin.  Tuhan  Yesus  dan  gereja  perdana  jelas  menolak  hal
ini. Supaya perempuan dapat memainkan peranan yang lebih besar, gereja perlu dengan  sengaja  memberikan  kepercayaan  dan  peran  kepada  kaum  perempuan,
mengadakan  pelatihan-pelatihan  kepemimpinan  supaya  kaum  perempuan memiliki rasa percaya diri untuk dapat memimpin.
G. Nyanyian Penutup