46
aksen harmoni dan ritme dengan nilai not seperempat dan seperdelapan. Kemudian birama 21-22 pola melodi hanya
dimainkan oleh Vibraphone saja kemudian disusul oleh kolintang tenor yang memainkan harmoni pada birama 23-27.
Gambar 3.32 Transisi bagian A birama 17-20
Gambar 3.33 Transisi bagian A birama 22-26
4. Bagian B
Bagian ini terdapat pada birama 28-50. Pada bagian ini terdiri dari dua frase. Frase pertama pada birama 28-39 menggunakan
tonalitas C mayor dengan progresi akor I-I-IV-I untuk mendeskripsikan Simbolisme perdamaian nasional Trinidad dan
Tobago dalam hal multikulturalisme, karena memang negara ini terdiri dari berbagai macam etnis dengan komposisi kaum Negro
47, Indian 35, Eropa 3, Cina 1, Siria 2, Lebanon dan
47
12 lainnya adalah kombinasi keturunan campuran dari berbagai etnis tersebut. Persatuan dalam perbedaan dan toleransi antar etnis
sangat dijunjung tinggi di negara ini. Bahkan motto dari negara ini sangat sarat dengan nilai multikulturalisme yaitu “Together we
aspire, together we achieve”. Kemudian pada Frase kedua ada
pada birama 40-49, pada frase ini tonalitasnya berpindah ke G mayor dengan progresi akor I-vi-ii-V untuk menimbulkan kesan
perbedaan yang kontras untuk mendeskripsikan permasalahan sosial yang ada di Trinidad dan Tobago. Walaupun negara ini
sangat menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi namun disisi lain negara ini mempunyai masalah sosial yang sangat pelik yaitu
tingginya angka pengangguran di kalangan dewasa muda yang menyebabkan banyak terjadinya kejahatan baik itu perampokan,
pencurian peralatan milik umum, hingga penjualan obat-obatan terlarang
6
.
Gambar 3.34 Motif yang mendeskripsikan multikulturalisme
6
http:www.everyculture.comTo-ZTrinidad-and-Tobago.htmlixzz41pXNwNXB kamis 3 Maret 2016 14.30.
48
Gambar 3.35 motif kedua modulasi ke G mayor yang mendeskripsikan permasalahan sosial
5. Bagian C
Bagian ini terdapat pada birama 51-64 dengan tonalitas kembali ke C mayor dengan progresi akor I-vi-IV-V, progresi I-iv memberi
kesan yang berat sedangkan IV-V memberi kesan yang ringan. Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan sejarah terciptanya
instrumen drumsteel yang akhirnya melahirkan satu genre musik yang unik yaitu Calypso. Sejarah terciptanya instrumen ini berawal
ketika kemiskinan dan larangan penggunaan instumen drum dengan membran dilakukan di negara tersebut. Hal ini
menginspirasi para remaja yang suka memberontak untuk menciptakan sebuah instrumen baru. Akhirnya mereka menemukan
cara untuk membuat dan men-tuning tong bensin dan tong semacamnya yang lebih kecil untuk dapat menghasilkan nada yang
unik dan melodius, instrumen tersebut kemudian terkenal dengan sebutan drum steel atau pan steel. Setelah ditemukannya instrumen
ini, maka lahirlah Calypso. Calypso kemudian menjadi salah satu budaya yang membuat Trinidad dan Tobago dikenal dunia. Tidak
hanya dipandang dalam sudut pandang budaya saja, genre ini juga banyak digunakan pada saat karnaval, acara kenegaraan, ataupun
sebagai daya tarik wisatawan asing.
49
Gambar 3.36 Pola motif yang mendeskripsikan perkembangan Calypso
6. Coda