Karakteristik CTL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN SE-GUGUS 1 KECAMATAN MINGGIR.

14 dari konteks sosial dan sebagai bentuk fundamental dalam belajar yaitu partisipasi dalam kegiatan sosial. Dalam teori belajar Vygotsky menekankan bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seorang anak sesuai dengan teori sosiogenesis atau berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Dari penjelasan tentang konsep CTL, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa konsep pembelajaran kontekstual didukung oleh berbagai teori belajar seperti teori perkembangan dari Piaget, teori Free discovery learning dari Bruner, teori Meaningful Learning dari Ausubel, dan teori belajar Vygotsky yang masing-masing teori menjadi dasar bahwa pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan untuk membangun pengetahuan kognitif anak agar bermakna dan pemberian kesempatan anak agar memperoleh pemahaman tentang pengetahuan yang nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Karakteristik CTL

Asri Budiningsih 2006: 80, berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran kontekstual mencakup unsur-unsur. 1. Kerja sama 2. Saling menunjang 3. Menyenangkan atau tidak membosankan 4. Belajar dengan bergairah 5. Pembelajaran terintegrasi 6. Menggunakan berbagai sumber 7. Siswa aktif-kritis, guru kreatif 15 8. Lingkungan belajar penuh dengan hasil karya siswa 9. Laporan hasil belajar kepada orang tua tidak hanya dalam bentuk angka atau huruf tetapi juga hasil karya nyatanya. Karakteristik menurut Mohammad Jauhar 2011: 189, karakteristik pembelajaran kontekstual antara lain: 1. Kerja sama 2. Saling menunjang 3. Menyenangkan, tidak membosankan 4. Belajar dengan bergairah 5. Pembelajaran terintegrasi 6. Menggunakan berbagai sumber 7. Siswa aktif 8. Sharing dengan teman 9. Siswa kritis guru kreatif 10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain 11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain. Johnson Kokom Komalasari, 2010: 7-8, mengidentifikasi delapan karakteristik Contekstual Teaching Learning yaitu: 1. Making meaningful connections membuat hubungan penuh makna. Siswa dapat mengatur dirinya sendiri sebagai orang yang belajar aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja 16 sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat learning by doing. 2. Doing significant work melakukan pekerjaan penting. Siswa dapat membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat. 3. Self-regulated learning belajar mengatur diri sendiri. Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produkhasilnya yang sifatnya nyata. 4. Collaborating kerjasama. Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling memengaruhi dan saling berkomunikasi. 5. Critical and creativethinking berpikir kritis dan kreatif. Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif: dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan bukti-bukti dan logika. 6. Nurturing the individual memelihara individu. Siswa dapat memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memberi harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak akan berhasil tanpa dukungan orang tua. 7. Reaching high standards mencapai standar tinggi. 8. Using authentic assesment penggunaan penilaian sebenarnya. Siswa mengenalkan dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan, dan 17 memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “excelence”. 9. Using authentic assesment mengadakan asesmen autentik. Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk satu tujuan yang bermakna. Misalnya siswa boleh menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari untuk diaplikasikan di kehidupan nyata. Blanchard Kokom Komalasari, 2010: 7, berpendapat bahwa: karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu relies on spatial memory bersandar pada memori mengenai ruang, typically integrated multiple subjects mengintegrasikan berbagai subjek materidisiplin, value of information is based on individual need nilai informasi didasarkan pada kebutuhan siswa, relates information with prior knowledge menghubungkan informasi dengan pengetahuan awal siswa, authentic assessment throught practical application or solving of realistic problem penilaian sebenarnya melalui aplikasi praktis atau pemecahan masalah nyata. Pembelajaran yang dilakukan lebih berorientasi pada kebutuhan masing-masing anak dengan menghubungkan apa yang telah dimiliki anak dengan pengetahuan yang baru. Berbagai pengetahuan yang didapatkan akan dievaluasi dengan mempertimbangkan proses selama anak memecahkan masalah dalam pembelajaran. Bern dan Erikson Kokom Komalasari, 2010: 7, mengemukakan bahwa karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu interdisciplinary learning, problem- based learning dan external context for learning. Masing-masing teori memiliki pendapat yang berbeda untuk menentukan karakteristik dari pembelajaran. Hal ini dikarenakan masing-masing berpendapat sesuai dengan sudut pandang yang berbeda. 18 Berdasarkan penjelasan tentang karakteristik pembelajaran kontekstual, peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran kontekstual yang difokuskan dalam penelitian ini adalah menjalin kerjasama dengan penuh makna, belajar melakukan pekerjaan yang penting, belajar mengatur dirinya sendiri, dapat bekerjasama antara guru dan anak, mampu berpikir kritis dan kreatif, mencapai hasil yang baik, menggunakan penilaian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Karakteristik pembelajaran yang ada di TK se-gugus 1 kecamatan Minggir dapat dilihat ketika pembelajaran sedang berlangsung terutama ketika pembelajaran yang melibatkan anak untuk praktik langsung memperagakan apa yang guru ajarkan.

4. Standar Proses PAUD