Konsep CTL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN SE-GUGUS 1 KECAMATAN MINGGIR.

12

2. Konsep CTL

Pembelajaran kontekstual atau CTL adalah strategi pembelajaran yang membantu anak dalam menemukan materi melalui proses keterlibatan anak untuk dapat menemukan materi yang dipelajari sehingga seorang anak dapat menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkanya dalam kehidupan mereka. Mohammad Jauhar 2011: 181, dalam Contekstual Teaching and Learning CTL diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengonstruksi pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafal fakta. Siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Ciri umum model pembelajaran kontekstual menurut Asep Jihad dan Abdul Haris 2013: 49 adalah pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada kebutuhan siswa, pemberdayaan potensi siswa, peningkatan kesadaran diri, penyampaian ilmu-ilmu fungsional bagi kehidupan, dan penilaian mengukur menguasaan ilmu secara tuntas. Beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran kontekstual yaitu teori perkembangan dari Piaget. Dalam aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman anak tentang lingkungan dan pengetahuan diperoleh dari proses mengkonstruksi melalui pengalaman. Jadi ilmu pengetahuan dibangun dalam diri anak melalui proses interaksi dengan lingkungannya, tidak datang sendiri tetapi dengan cara mengkonstruksi pengalaman yang dialami sendiri dengan 13 lingkungannya. Teori Piaget mengatakan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yaitu: 1 asimilasi; 2 akomodasi; dan 3 equilibrium. Proses asimilasi adalah proses ketika anak menyatukan pengetahuan yang baru diterima ke struktur kognitif yang sudah ada dalam otak anak. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrium adalah proses penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi. Lebih lanjut Piaget mengatakan bahwa sebenarnya seseorang sejak bayi telah memiliki struktur kognitif, kemudian strukur ini disebutnya sebagai skema. Skema terbentuk karena pengalaman. Teori pendukung selanjutnya yaitu teori Free discovery learning dari Bruner. Bruner Kokom Komalasari, 2010: 21, berpendapat bahwa proses belajar menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Lebih lanjut teori ini menekankan bahwa Free discovery learning akan berjalan dengan baik apabila guru memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk menemukan sendiri konsep, teori, aturan dan pemahaman melalui contoh dan segala fasilitas yang diberikan guru sebagai pendamping. Teori Meaningful Learning dari Ausubel juga merupakan salah satu pendukung pembelajaran kontekstual. Ausubel Kokom Komalasari, 2010: 21, berpendapat bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna. Artinya bahwa materi yang telah didapatkan anak dihubungkan dengan pengetahuan yang telah didapat anak sebelumnya. Teori belajar Vygotsky merupakan teori belajar yang mendukung pembelajaran kontekstual karena dalam teori belajar Vygotsky ini perkembangan dan belajar bersifat saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan 14 dari konteks sosial dan sebagai bentuk fundamental dalam belajar yaitu partisipasi dalam kegiatan sosial. Dalam teori belajar Vygotsky menekankan bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seorang anak sesuai dengan teori sosiogenesis atau berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Dari penjelasan tentang konsep CTL, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa konsep pembelajaran kontekstual didukung oleh berbagai teori belajar seperti teori perkembangan dari Piaget, teori Free discovery learning dari Bruner, teori Meaningful Learning dari Ausubel, dan teori belajar Vygotsky yang masing-masing teori menjadi dasar bahwa pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan untuk membangun pengetahuan kognitif anak agar bermakna dan pemberian kesempatan anak agar memperoleh pemahaman tentang pengetahuan yang nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Karakteristik CTL