12
2. Konsep CTL
Pembelajaran kontekstual atau CTL adalah strategi pembelajaran yang membantu anak dalam menemukan materi melalui proses keterlibatan anak untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari sehingga seorang anak dapat menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkanya dalam kehidupan mereka. Mohammad Jauhar 2011: 181, dalam
Contekstual Teaching and Learning
CTL diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu
mengonstruksi pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafal fakta. Siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan
sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu
berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Ciri umum model pembelajaran kontekstual menurut Asep Jihad dan Abdul Haris 2013: 49 adalah pembelajaran
kontekstual lebih menekankan pada kebutuhan siswa, pemberdayaan potensi siswa, peningkatan kesadaran diri, penyampaian ilmu-ilmu fungsional bagi
kehidupan, dan penilaian mengukur menguasaan ilmu secara tuntas. Beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran kontekstual yaitu
teori perkembangan dari Piaget. Dalam aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman anak tentang lingkungan dan pengetahuan diperoleh dari proses
mengkonstruksi melalui pengalaman. Jadi ilmu pengetahuan dibangun dalam diri anak melalui proses interaksi dengan lingkungannya, tidak datang sendiri tetapi
dengan cara mengkonstruksi pengalaman yang dialami sendiri dengan
13 lingkungannya. Teori Piaget mengatakan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri
dari tiga tahapan yaitu: 1 asimilasi; 2 akomodasi; dan 3 equilibrium. Proses asimilasi adalah proses ketika anak menyatukan pengetahuan yang baru diterima
ke struktur kognitif yang sudah ada dalam otak anak. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrium adalah
proses penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi. Lebih lanjut Piaget mengatakan bahwa sebenarnya seseorang sejak bayi telah memiliki struktur
kognitif, kemudian strukur ini disebutnya sebagai skema. Skema terbentuk karena pengalaman.
Teori pendukung selanjutnya yaitu teori
Free discovery learning
dari Bruner. Bruner Kokom Komalasari, 2010: 21, berpendapat bahwa proses belajar
menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Lebih lanjut teori ini menekankan bahwa
Free discovery learning
akan berjalan dengan baik apabila guru memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk
menemukan sendiri konsep, teori, aturan dan pemahaman melalui contoh dan segala fasilitas yang diberikan guru sebagai pendamping.
Teori
Meaningful Learning
dari Ausubel juga merupakan salah satu pendukung pembelajaran kontekstual. Ausubel Kokom Komalasari, 2010: 21,
berpendapat bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna. Artinya bahwa materi yang telah didapatkan anak dihubungkan dengan pengetahuan yang telah didapat
anak sebelumnya. Teori belajar Vygotsky merupakan teori belajar yang mendukung pembelajaran kontekstual karena dalam teori belajar Vygotsky ini
perkembangan dan belajar bersifat saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan
14 dari konteks sosial dan sebagai bentuk fundamental dalam belajar yaitu partisipasi
dalam kegiatan sosial. Dalam teori belajar Vygotsky menekankan bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seorang anak sesuai dengan
teori sosiogenesis atau berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Dari penjelasan tentang konsep CTL, peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa konsep pembelajaran kontekstual didukung oleh berbagai teori belajar seperti teori perkembangan dari Piaget, teori
Free discovery learning
dari Bruner, teori
Meaningful Learning
dari Ausubel, dan teori belajar Vygotsky yang masing-masing teori menjadi dasar bahwa pembelajaran kontekstual merupakan
sebuah pembelajaran yang dilakukan untuk membangun pengetahuan kognitif anak agar bermakna dan pemberian kesempatan anak agar memperoleh
pemahaman tentang pengetahuan yang nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Karakteristik CTL