Legislasi daerah dalam penyusunan Peraturan Daerah

peraturan daerah tersebut disetujui bersama, maka rancangan peraturan daerah tersebut sah menjadi Peraturan Daerah dan wajib diundangkan. Peraturan perundang-undangan tingkat daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah daerah atau salah satu unsur pemerintah daerah yang berwenang membuat peraturan perundang- undangan tingkat daerah. Peraturan perundang-undangan tingkat daerah secara luas mencakup peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh satuan pemerintah pusat di daerah atau peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah pusat yang berlaku untuk daerah atau wilayah tertentu. Menurut Pasal 136 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan daerah dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi, tugas pembantuan dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.

10. Legislasi daerah dalam penyusunan Peraturan Daerah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dibentuk berdasarkan amanat UUD 1945 Pasal 18 mengenai mekanisme penyelenggaraan pemerintah di daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah dikenal tiga asas didalamnya, yaitu: asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan. Pasal 18 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, tetapi tetap memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 butir 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ”asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintaan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Pasal 1 butir 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ”asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemeritahan oleh pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu”. Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah danatau desa serta pemerintah kabupatenkota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu”. Dengan demikian, pemeritah daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan yang berfungsi untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemerdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat di masing-masing daerah otonom. Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban dan tanggung jawabnya serta atas amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dapat menetapkan kebijakan-kebijakan daerah yang dirumuskan melalui peraturan daerah dan peraturan kelapa daerah. Kebijakan daerah tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi dan kepentingan umum. Peraturan Daerah dibuat oleh DPRD bersama-sama dengan pemerintah daerah, artinya inisiatif dapat berasal dari DPRD maupun pemerintah daerah. Khusus peraturan daerah tentang APBD rancangannya disiapkan oleh pemerintah daerah yang telah mencakup keuangan DPRD, untuk dibahas bersama DPRD. Peraturan daerah dengan ketentuan daerah lainnya yang bersifat mengatur diundangkan dan menetapkannnya dalam Lembaran Daerah. Pengertian peraturan daerah menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Peraturan Daerah sebagai salah satu jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia termasuk dalam hirarki peraturan perundang-undangan, dapat dilihat dalam Pasal 7 ayat 1 sebagai berikut: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; 2. Undang-undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; 5. Peraturan Daerah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan juga mengatur mengenai penyusunan Perda sebelum dibentuk. Pembentukan program legislasi daerah merupakan perintah dari Pasal 15 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa: ”Perencanaan penyusunan Perda dilakukan dalam suatu proses legislasi daerah”. Dengan demikian, proses pembentukan peraturan daerah harus terlebih dahulu melalui proses penetapan program legislasi daerah, dimana pembentukan peraturan daerah merupakan bagian dari pembangunan di daerah yang mencakup pembangunan sistem hukum daerah yang dilakukan mulai dari perencanaan atau program secara nasional, terpadu dan sistematis. Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan merumuskan program legislasi daerah sebagai instrumen perencanaan program pembentukan peraturan daerah yang disusun secara berencana, terpadu dan sistematis. Program legislasi daerah diadakan supaya dalam pembentukan peraturan perundang- undangan di tingkat daerah dapat dilaksanakan secara terencana. Dalam program legislasi daerah perlu menetapkan mengenai pokok materi yang hendak diatur serta kaitannya dengan peraturan perundang-undangan lain diatasnya. Dengan demikian, penyusunan program legislasi daerah harus disusun bersama DPRD serta Kepala Daerah. Di samping itu pula program legislasi daerah dimaksudkan untuk menjaga agar produk peraturan perundang-undangan daerah tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional. Peraturan mengenai tata cara mempersiapkan rancangan peraturan daerah yang berasal dari Kepala Daerah dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dikatakan bahwa”rancangan peraturan daerah dapat berasal dari DPRD atau gubernur, atau bupatiwalikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten atau kota”. Pengaturan tersebut dapat dipahami bahwa rancangan perturan daerah dapat diajukan oleh Kepala Daerah dan DPRD, tata cara mempersiapkan rancangan peraturan daerah yang bersal dari kepala daerah diatur dengan peraturan presiden. Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 menentukan bahwa ”rancangan peraturan daerah dapat disampaikan oleh anggota, komisi, gabungan komisi atau alat kelengkapan khusus yang menangani legislasi DPRD”.

3. Perkembangan Investasi di Kota Surakarta periode tahun 2004-2009