Sinkronisasi antara Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Ijin

Tanda Daftar Gudang yang merupakan salah satu aturan yang masuknya investor baik itu dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri. Dalam Peraturan Daerah ini perizinan dilakukan tidak melalui Unit Satu Atap akan tetapi melalui Departemen atau melalui dinas yang ditunjukkan dalam Pasal 13 yaitu bahwa Permohonan Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan dan Tanda daftar Gudang ditujukan kepada Walikota melalui Kepala Dinas bukan melalui Unit Satu Atap. Wewenang penerbitan izin berada pada pemerintah mulai dari tingkat pusat maupun tingkat daerah termasuk juga pemerintah daerah Kota Surakarta, dan tersebar diberbagai sektor kegiatan seperti penanaman modal, pertambangan, usaha industri, dan pariwisata. Keadaan ini sering mengakibatkan suatu kegiatan memerlukan beberapa ijin yang dikeluarkan beberapa instansi yang berbeda-beda, meskipun dasar pertimbangannya sama, seperti untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan bersangkutan. Disamping itu, sering terjadi suatu ijin menjadi syarat bagi terbitnya ijin yang lain, sehingga tidak jarang cenderung menimbulkan tumpang tindih perijinan sehingga menarik bila melakukan sinkronisasi sistem perijinan di bidang usaha yang berlaku dan diterapkan di kota Surakarta. Teori normatif tentang hukum dikemukakan oleh Hans kelsen. Teori Hans Kelsen bersifat dasar adalah konsepsinya mengenai Grundnorm. Grundnorm merupakan semcam bensin yang menggerakan seluruh sistem hukum, yang menjadi dasar mengapa hukum harus dipatuhi dan yang memberikan pertanggungjawaban mengapa hukumharus dilaksanakan. Stufenbau theory melihat tata hukum sebagai suatu proses menciptakan sendiri norma-norma, dari norma-norma umum sampai pada yang lebih konkret.

1. Sinkronisasi antara Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Ijin

Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan dengan Peraturan Perundang- undangan dibidang Investasi. Setelah dilakukan penelitian maka telah ditemukan bahwa terjadi ketidaksinkronan antara Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 dengan beberapa peraturan perundang-undangan tentang investasi yaitu sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Menyatakan bahwa perizinan perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin melalui pelayanan terpadu satu pintu dimana pelayanan terpadu satu pintu bertujuan untuk membantu penanaman modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi mengenai penanaman modal. 2. Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 57SK2004 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Menentukan bahwa dalam aturan mengenai pelaksanaan penanaman modal wajib mengajukan permohonan kepada kepala badan koordinasi penanaman modal, kedudukan badan koordinasi penanaman modal dalam kaitannya dengan proses penanaman modal di daerah yaitu proses penanaman modal asing melalui badan koordinasi penanaman modal pusat. 3. Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap. Menentukan bahwa pelayanan persetujuan, perijinan dan fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN dilaksanakan melalui pelayanan satu atap. Gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat melimpahkan kewenangan pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal. Kepala badan koordinasi penanaman modal dalam melaksanakan sistem pelayanan satu atap berkoordinasi dengan instansi yang membina bidang usaha penanaman modal. Sedangkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 sebagai salah satu syarat aturan untuk masuknya penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri menentukan lain bahwa untuk perijinan harus melewati kepala dinas atau melewati pegawai dinas padahal yang terjadi di kota Surakarta untuk ijin penanaman modal adalah melalui unit satu atap bukan lagi melalui dinas maka berdasarkan asas Lex Superior derogat legi inferior menentukan hukum yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang lebih rendah sehingga dengan ketentuan ini maka dapat dikatakan bahwa Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Gudang perlu dilakukan revisi karena sudah tidak relevan dengan penyelenggaraan pemerintah dibidang penanaman modal di kota Surakarta.

2. Akibat Hukum atas Ketidaksinkronan antara Peraturan Daerah Nomor 9