besar asset yang dimiliki suatu perusahaan, maka semakin besar pula kualitas pelaporan keuangan yang dihasilkan. Perusahaan yang besar akan memiliki
kestabilan dan operasi yang dapat diprediksi lebih baik, sehingga kesalahan estimasi yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil.
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan.
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kualitas Pelaporan
Keuangan
Struktur kepemilikan ditunjukkan dari besarnya kepemimpinan manajer suatu perusahaan oleh pemilik perusahaan
share holder
tersebut. Pihak luar yang menginvestasikan dananya pada perusahaan dianggap sebagai pemilik
perusahaan yang berwenang dalam perusahaan. Pemilik
share holder
inilah yang kemudian menunjuk pengelola yang disebut sebagai manajemen perusahaan
yang tugasnya mengoperasikan kegiatan perusahaan sehari-hari. Dalam manajemen keuangan, tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham. Untuk itu, maka manajer yang diangkat oleh pemegang saham harus bertindak untuk kepentingan pemegang saham, tetapi
sering ada konflik antara manajer dan pemegang saham. Namun menurut teori keagenan
agency teory
, adanya pemisahan tugas antara kepemilikan dan pengelolaan dalam suatu perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan
agency problem.
Konflik antara manajer dan pemegang saham sering disebut
masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan sehingga timbul biaya keagenan
agency cost
. Dalam meminimumkan masalah keagenan dengan mekanisme pemantauan melalui kepemilikan manajerial secara
tidak langsung menigkatkan kualitas pelaporan keuangan. Manajer tidak hanya bekerja untuk kepentingan pemegang saham eksternal
namun demi kepentingannya sendiri, karena mereka juga merupakan bagian dari pemegang saham. Tindakan
opportunistic
yang dilakukan oleh para pemegang saham manajerial pun dapat menurunkan harga saham perusahaan. Dengan
adanya tindakan
opportunistic
dari para pemegang saham manajerial, pemegang saham lain akan merasa dirugikan yang mengakibatkan turunnya kepercayaan
para investor terhadap perusahaan Penelitian Fanani
et al
2009 menunjukkan hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan kepemilikan manajerial terhadap kualitas pelaporan keuangan. Konflik
ini disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Hal ini disebabkan karena tekanan dari pasar modal
menyebabkan perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang tinggi akan memilih metode akuntansi yang menurunkan kualitas pelaporan keuangan, yang
sebenarnya tidak mencerminkan keadaan ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
H2: Kepemilikan manajerial berhubungan signifikan negatif terhadap kualitas pelaporan keuangan
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kualitas Pelaporan