Analisis Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan gambaran atau informasi data dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Analisis ini hanya bertujuan untuk menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas karakteristik data yang bersangkutan. Statistik deskriptif menunjukkan jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean , dan standar deviasi . Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil dari data yang bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar dari data yang bersangkutan. Nilai rata-rata mean digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Data dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi uji asumsi klasik sebelum dilakukannya pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menjadikan model regresi dapat digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik dan uji kolmogrov-smirnov . Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titik tersebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal . Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data meyebar lebih jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Metode grafik ini memiliki kelemahan yaitu pengamatan visual dari grafik tersebut terakadang menyesatkan. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melakukan uji normalitas secara statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S. Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov- Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. 2. Uji Multikolineritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Gejala multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1 tolerance . Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10. Jadi dikatakan tidak terjadi multikolonieritas apabila nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10. 3. Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika tidak maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali 2013. Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Park. Uji ini dapat mendeteksi adanya heteroskedastisitas dengan cara melihat signifikansi masing-masing variabel. Jika variabel independen signifikan secara statistik 0,05, dapat disimpulkan bahwa dalam data model empiris terdapat heteroskedastisitas, begitu juga sebaliknya. Selain uji park cara mendeteksi adanya heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di- studentized . Dasar analisisnya adalah : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada peiode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya . Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan run test. Run test digunakan sebagai bagian dari statistik nonparametric dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random . Model regresi dikatakan random atau acak jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi autokorelasi

3.5.3. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN SIKLUS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

14 80 139

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Perbankan Yang T

1 3 17

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Perbankan Yang T

0 5 16

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan lq45 yang Terdaf

0 6 19

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan lq45 yang Terdaf

0 5 15

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Ditinjau Dari Perusahaan Manufaktur Yang Terd

0 0 15

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Ditinjau Dari Perusahaan Manufaktur Yang Terd

1 3 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 1 64

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 18