12
Tabel 2.6. Kemungkinan Ketiga Koalisi dengan Bobot Minimal 12 Negara
Bobot
Perancis atau Italia atau Jerman 4
Perancis atau Italia atau Jerman 4
Belgia 2
Belanda 2
Luksemburg 1
Total 13
Jumlah suara mayoritas 12 mengisyaratkan bahwa ketiga negara pendiri memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan. Jikalau antar pendiri
negara dengan bobot 4 saling bersilang pendapat, berarti mereka membutuhkan satu pendiri yang lain dan semua anggota lainnya Belanda, Belgia, dan
Luksembrug.
2. Ketidaktungalan Suara Mayoritas dan Hak Veto
Dalam Contoh 2.2 yang merupakan macam sistem voting yang pertama kesepakatan dicapai hanya dengan satu syarat yaitu, didukung minimal 12 dari 17
suara. Syarat dicapainnya kesepakatan ini dikenal sebagai syarat pemenangan sebuah koalisi. Dalam kondisi tertentu akan dijumpai beberapa syarat
pemenangan sebuah koalisi yang dapat dilihat sebagai akibat banyaknya suatu kelompok tertentu. Perhatikan contoh berikut:
13
Contoh 2.3 Sistem Federal Amerika Serikat Sistem Ferderal A.S.
Dalam Sistem Federal A.S. sistem voting setuju-tidak setuju digunakan untuk menentukan sah atau tidaknya Rancangan Undang-Undang RUU.
Terdapat 537 pemilih dalam sistem voting ini yang terdiri dari 435 anggota DPR, 100 anggota Senat, Wakil Presiden, dan Presiden. Presiden mempunyai hak veto
yang dapat ditolak oleh suara dari jumlah senat dan DPR. Hak veto adalah hak
untuk menolak atau membatalkan suatu keputusan. Syarat penetapan RUU harus memenuhi salah satu cara di antara berikut:
1 218 atau lebih anggota Dewan Perwakilan Rakyat DPR dan 51 atau
lebih Senator dengan atau tanpa Wakil Presiden, dan Presiden. 2
218 atau lebih anggota DPR dan 50 atau lebih Senator dan Wakil Presiden, dan Presiden.
3 290 atau lebih anggota DPR dan 67 atau lebih Senator baik dengan
atau tanpa Presiden atau Wakil Presiden. Dalam syarat yang ketiga jumlah minimal anggota DPR dan Senator merupakan
suara dari jumlah senat dan DPR yang dimaksudkan untuk menolak hak veto yang dimiliki Presiden.
Jika suara mayoritas menggunakan konsep setengah dari bobot total dalam Contoh 2.3 maka suara mayoritasnya adalah
268,5. Suara mayoritas ternyata lebih
sedikit dari jumlah DPR. Jika suara mayoritas ini disepakati oleh sistem federal A.S. maka DPR akan mendominasi sistem voting.
14
Dalam deskripsi sistem federal AS, digambarkan tiga jenis syarat untuk pengambilan keputusan dalam Sistem Federal A.S. Jika sistemnya monoton yaitu
penambahan pemilih pada syarat pemenangan koalisi tidak berpengaruh pada hasil voting, maka hanya dibutuhkan mendaftar koalisi minimal sebagai syarat
pemenangan. Dalam Sistem Federal A.S. Wakil Presiden memainkan peran sebagai
tie breaker
di Senat. Peran Wakil Presiden ini yang menyebabkan Sistem Federal A.S. monoton.
Jika klausul kurung dan frase atau lebih dari orang dihapus, maka hasilnya adalah deskripsi dari tiga jenis koalisi minimal sebagai syarat pemenangan dalam
Sistem Federal A.S. Koalisi minimal sebagai syarat pemenangan adalah sebagai berikut:
1 218 Dewan Perwakilan Rakyat DPR dan 51 Senator, dan Presiden.
2 218 anggota DPR dan 50 Senator dan Wakil Presiden, dan Presiden.
3 290 anggota DPR dan 67 Senator.
3. Kombinasi dari Penetapan Bobot dan Ketunggalan Suara Mayoritas
dan Ketidaktungalan Suara Mayoritas dan Hak Veto
Dari kedua macam di atas dapat dikombinasikan sehingga muncul macam yang ketiga. Dalam macam yang ketiga dapat dibedakan menjadi:
a Penetapan Bobot, Ketidaktunggalan Syarat Suara Mayoritas dan
Hak Veto.
Penetapan bobot dipilih sebagai kombinasi macam yang pertama dengan macam yang kedua di mana mengenal adanya hak veto serta ketidaktunggalan suara
15
mayoritas. Dalam dunia internasional macam ini digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB . Berikut contoh serta pemaparannya.
Contoh 2.4 Dewan Keamanan PBB
Dalam Dewan Keamanan PBB DK PBB para pemilih adalah negara- negara lima belas yang membentuk Dewan Keamanan. Sepuluh negara disebut
anggota tidak tetap, sedangkan lima diantaranya adalah Cina, Inggris, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat. Bahwasanya kepada kelima negara yang dianggap
sangat bertanggung jawab pada penyelesaian Perang Dunia II merupakan anggota tetap DK PBB dan mereka diberikan hak veto, yang merupakan imbalan dari
tanggung jawab mereka terhadap perdamaian dan keamanan internasional Sri Setianingsih Suwardi: 2004. Dalam DK PBB permasalahan dibedakan dalam
masalah prosedural dan non prosedural. Pengambilan keputusannya melalui voting untuk masalah non prosedural. Adapun masalah yang menyangkut masalah
non prosedural antara lain: 1
Permeliharaan perdamaian dan keamanan internasional 2
Penerimaan negara baru sebagai anggota PBB 3
Penunjukan Sekertaris Jendral PBB Voting di DK PBB memerlukan dukungan suara bulat dari kelima negara anggota
tetap dan 4 suara dari sepuluh anggota tidak tetap. Apabila salah satu dari negara anggota tetap DK PBB menggunakan hak vetonya untuk menolak suatu keputusan
yang telah disepakati anggota lain, maka keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan Soeprapto: 1995.
16 b
Terpenuhinya Setiap Syarat Suara Mayoritas
Dalam macam yang ini terdapat suara mayoritas yang tidak tunggal. Berbeda dengan macam yang kedua, dalam bagian ini setiap syarat harus
dipenuhi. Sebagai kombinasi terhadap macam yang pertama penetapan bobot tetap digunakan dalam macam terpenuhinya setiap syarat suara mayoritas. Berikut
diberikan contoh negara yang mengunakan macam terpenuhinya setiap syarat suara mayoritas.
Contoh 2.5 Konstitusi Kanada
Kanada terdiri dari sepuluh provinsi yang didalamnya terdapat jumlah populasi yang berbeda. Berikut untuk sepuluh provinsi Kanada, berdasarkan
Statistik Kanada memperkirakan pada tanggal 1 Januari 2007 dalam Taylor, A.
dan Pacelli A. 2008 :
Tabel 2.7. Daftar Provinsi dan Perasentase Populasi Setiap Provinsi di Kanada
Negara Bagian Presentase
Populasi Negara Bagian
Presentase Populasi
Prince Edward Island 0,4
Quebec 23,4
Newfoundland And Labrador
1,5 Ontario
38,9
New Brunswick 2,3
Manitoba 3,6
Nova Scotia 2,8
Alberta 10,6
Saskatchewan 3
British Columbia 13