Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian

7 Tabel 2.1. Daftar Pemilik Saham dan Jumlah Saham Nama Prosentase Kepemilikan Saham Bobot Suara Steve 11,4 11 Dony 17,9 17 Erga 41,3 41 Anggi 11,1 11 Ardyan 7,2 7 Frans 7,1 7 Gany 4 4 Dalam situasi ketika pemegang saham memiliki prosentase jumlah saham yang berbeda, tentulah setiap pemegang saham memiliki kewenangan yang berbeda. Dalam hal ini perbedaan saham akan memberikan perbedaan bobot suara tiap pemegang saham. Prosentase kepemilikan saham dapat dikonversikan dalam bobot suara. Misalkan pengonversian prosentase kepemilikan saham dilakunan dengan melakukan pembulatan ke bilangan bulat terdekat. Bobot suara untuk masing-masing pemegang saham seperti pada Tabel 2.1 di atas. Perbedaan bobot ini mengakibatkan perubahan jumlah total bobot menjadi 99 bobot. Dengan demikian aturan dalam pemilihan kepala direksi pun diubah namun tetap menggunakan separoh jumlah total bobot. Perubahan aturan voting atau suara mayoritas q tersebut berubah menjadi: 2.1 8 ,5  50. Dengan pembulatan bilangan asli terdekat, keputusan dicapai ketika jumlah suara para pemegang saham minimal 50 suara.

B. Macam-Macam Sistem Voting Setuju-Tidak Setuju

1. Penetapan Bobot dan Ketunggalan Suara Mayoritas

Setiap pemilih pastilah mempunyai hak untuk memberikan suara dalam voting. Pemberian suara untuk masing-masing pemilih dikenal dengan penetapan bobot bilangan real. Dalam sistem voting setuju-tidak setuju dimungkinkan tidak semua pemilih memiliki bobot yang sama. Adanya latar belakang sejarah dan kekuasaan politik juga mempengaruhi adanya perbedaan bobot tiap pemilih. Perbedaan bobot ini memungkinkan para pemilih melakukan pendekatan politik untuk menggabungkan suara. Kumpulan para pemilih dengan suara yang sama dikenal dengan sebutan koalisi. Koalisi dibutuhkan untuk membangun kekuatan politik yang berpengaruh pada sebuah kemenangan. Jumlah bobot koalisi, yaitu jumlah total bobot pemilih yang tergabung dalam koalisi tersebut. Koalisi yang menang adalah ketika jumlah bobot dari pemilih “ya” memenuhi atau melebihi suara mayoritas. Koalisi yang tidak menang disebut koalisi kalah. Dalam Contoh 2.1 di atas, suara mayoritas yang ditetapkan sebesar setengah atau lebih dari total bobot suara. Perbedaan bobot yang telah ditetapkan menyebabkan diperlukannya penetapan suara mayoritas sedemikian hingga tidak