Evaluasi Mutu Pelayanan HASIL DAN PEMBAHASAN

71 c. Hasil pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bagian promosi, edukasi dan tindak lanjut terapi

29.00 43.00

0.00 50.00 100.00 diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi Gambar 17. Pelaksanaan Promosi, Edukasi dan Tindak Lanjut Terapi Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bagian promosi, edukasi dan tindak lanjut terapi belum dilaksanakan dengan baik karena memiliki persentase dibawah 50 yaitu meliputi diseminasi informasi kesehatan 29 dan pelayanan tindak lanjut terapi 43,48 sehingga perlu ditingkatkan lagi pelaksanaannya.

D. Evaluasi Mutu Pelayanan

Menurut Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan adalah : 1. Tingkat kepuasan konsumen : dilakukan dengan survey berupa angket atau wawancara langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Hasil penelitian menunjukkan bahwa apotek yang pernah melakukan survey mengenai tingkat kepuasan konsumen hanya sebanyak 29, sedangkan sebanyak 71 apotek tidak pernah melakukan survey mengenai tingkat kepuasan konsumen. Survey ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat pasienpengunjung apotek mengenai kinerja di apotek dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi oleh APA agar dapat meningkatkan mutu pelayanan di apotek mereka. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari apotek yang pernah melakukan survey tersebut, semuanya dilakukan dengan wawancara lisan. 2. Dimensi waktu : lama pelayanan diukur dengan waktu yang telah ditetapkan. Penetapan lama pelayanan waktu pelayanan maksimal per pasien bertujuan agar apoteker cepat tanggap dalam melayani pasien sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan obat. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan lama waktu untuk tiap pembuatan dan pengambilan setiap sediaan, misalnya salep, puyer, kapsul, sirup, baik dalam sediaan tunggal maupun campuran sehingga pasien mendapatkan kepastian waktu. Hasil penelitian ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel XIII. Penetapan Lama Pelayanan No Menetapkan lama pelayanan Jumlah Persentase n = 7 1 Ya 1 14 2 Tidak 6 86 Total 7 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 3. Prosedur tetap : untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan. Menurut Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 prosedur tetap ini antara lain bermanfaat untuk memastikan bahwa praktek yang baik dapat tercapai setiap saat dan adanya pembagian tugas dan wewenang di apotek. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya alur pelayanan resep di apotek sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik karena tidak terjadi tumpang tindih tugas dan wewenang. Contoh alur pelayanan resep dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil penelitian pada gambar berikut ini PROSEDUR PELAYANAN TIDAK 71 YA 29 Gambar 18. Ketersediaan Prosedur Tertulis dan Tetap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 4. Hasil pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bagian evaluasi mutu pelayanan Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bagian evaluasi mutu pelayanan belum dilaksanakan dengan baik karena memiliki persentase pelaksanaan di bawah 50, yaitu untuk pelaksanaan survey tingkat kepuasan konsumen sebesar 29, penetapan waktu pelayanan per pasien sebesar 14 dan untuk penetapan prosedur tetap sebesar 29, sehingga perlu ditingkatkan pelaksanaannya. 29,00 14,00 29,00 0,00 50,00 100,00 Gambar 19. Pelaksanaan Evaluasi Mutu Pelayanan prosedur tetap waktu pelayanan per pasien survey tingkat kepuasan konsumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Hasil Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek - Apotek Kabupaten Kulon Progo

Dokumen yang terkait

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul.

0 1 175

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul.

0 2 159

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006.

0 8 127

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta.

0 0 133

KMK No. 1027 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.

0 0 12

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 131

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 1 131

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006 - USD Repository

0 0 125

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 157

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul - USD Repository

0 0 173