Teori Evaluasi Landasan Teori

Melihat prinsip dasar tersebut maka dapat disimpulkan jika masyarakat setempat menikmati keuntungan benefit atau insentif ekonomi dari pengelolaan usaha wisata di daerahnya, mereka akan memiliki tanggung jawab moral untuk melestarikan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang menjadi bagian utama dari daya tarik wisata tersebut. Terkait dengan definisi CBT Community Based Tourism maka dalam penelitian ini diharapkan pelibatan masyarakat yang berada di Desa Wisata Bedulu dan Desa Buruan dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan potensi ancient track one , sehingga memperoleh tujuan serta harapan dimana segala pengelolaan dan potensi yang ada dapat rasakan langsung oleh masyarakat di desa tersebut.

2.3 Landasan Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori yang dianggap relevan dan mampu memecahkan permasalahan sebagaimana dirumuskan pada Bab I yaitu Teori Evaluasi, Teori Pembangunan Pariwisata dan Teori Pengembangan Pariwisata.

2.3.1 Teori Evaluasi

Evaluasi terkadang sering diartikan secara sempit dan bahkan tidak tepat. Masih banyak yang memandang evaluasi itu hanya didasarkan pada kegiatan- kegiatan atau program yang dianggap menonjol. Salah satu kesalahan yang terjadi, misalnya evaluasi hanya dipandang sebagai sekedar penilaian semata. Evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi mengenai suatu objek, menilai suatu objek, dan membandingkannya dengan kriteria, standar dan Objek riset evaluasi: Kebijakan Program Proyek Kinerja SDM Sistem Organisasi Manajemen Lain-lain Kriteria: Manfaat Efektifitas Efisiensi Kesesuaian Standar: Kualitas Kuantitas Indikator: Dampak Hasil, Hasil Riset Evaluasi: Informasi objek riset evaluasi dalam kaitannya dengan kriteria, standar dan indikatornya Daya Guna Riset Evaluasi: Pengambilan Keputusan Mengenai Objek Riset Evaluasi indikator Lamsuri dkk, 2011. Konsep evaluasi menurut Lamsuri dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Riset Evaluasi Sumber: Wirawan dalam Lamsuri dkk, 2011 Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan input, keluaran output, dan hasil outcome terhadap rencana dan standar. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa yang akan datang. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda yaitu Evaluasi pada tahap perencanaan ex-ante, Evaluasi pada tahap pelaksanaan on-going dan evaluasi pada tahan pasca- pelaksanaan ex-post. Evaluasi pada Tahap Perencanaan ex-ante, yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk Dibandingkan Dengan memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan on-going, yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi pada Tahap Pasca-Pelaksanaan ex-post yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian keluaranhasildampak program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Ada beberapa hal yang merupakan pokok-pokok pengertian evaluasi di antaranya mencakup: pertama, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengamati dan menganalisis suatu keadaan, peristiwa, gejala alam, atau sesuatu objek; kedua, membandingkan segala sesuatu yang diamati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah diketahui dan atau miliki; dan ketiga, melakukan penilaian atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan. Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan on-going, yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.Evaluasi pada Tahap Pasca-Pelaksanaan ex-post yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian keluaranhasildampak program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Ada beberapa hal yang merupakan pokok-pokok pengertian evaluasi di antaranya mencakup: pertama, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengamati dan menganalisis suatu keadaan, peristiwa, gejala alam, atau sesuatu objek; kedua, membandingkan segala sesuatu yang diamati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah diketahui dan atau miliki; dan ketiga, melakukan penilaian atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan. Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan, dalam penelitian ini, evaluasi yang dimaksud yaitu sebuah proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan menganalisis suatu keadaan untuk diketahui sejauhmana pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan, kendala-kendala yang dihadapi serta dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari sistem manajemen. Adanya evaluasi ini, maka akan diketahui bagaimana kondisi suatu objek yang dievaluasi baik dari program, pelaksanaan maupun hasilnya. Kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program. Tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan evaluasi adalah untuk melihat seberapa jauh tujuan porgram yang telah dapat dicapai, dan seberapa jauh telah terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan program dibanding dengan perencanaannya. Penjelasan terhadap evaluasi di suatu kegiatan, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa jenis model evaluasi. Tayibnapis, 2008 dalam Mardikanto dan Soebiato, 2013:91, mengemukakan bahwa model evaluasi ada beberapa macam di antaranya model evaluasi CIPP context, input, process, product, evaluasi model UCLA, model Brinkerhoff, model stake atau model countenance. Model CIPP context, input, process, product membagi evaluasi menjadi empat macam yaitu context evaluation to server planning decision, input evaluation structuring decision, process evaluation to serve implementing decision, dan product evaluation to serve recycling decision . Evaluasi model UCLA, diperkenalkan oleh Alkin, 1969:51 yang membagi evaluasi menjadi lima macam yaitu System Assessment, Programme Planning, Programme Implementation, Programme Improvement, dan Programme Certification. Model Brinkerhoff, diperkenalkan oleh Brinkerhoff C.s, 1983:131 dimana mengemukakan tiga golongan evaluasi yaitu fixed and emergent evaluation, formative vs sumative evaluation, dan esperimental dan Quasi experimental design vs naturalunobstrusive inquiry . Model Stake atau model Contenance, yang menekankan dua dasar evaluasi yaitu desciption dan judgement serta adanya tiga tahap program yaitu antecedents context, transaction process dan outcomes output. Penelitian ini, menggunakan model evaluasi yaitu model evaluasi CIPP context, input, process, product . Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam, 2003:57. Model ini banyak digunakan oleh para evaluator karena model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dalam perkembangannya telah disempurnakan dan digunakan oleh berbagai disiplin ilmu. Stufflebeam, 2003 dalam Zhang, dkk, 2011:61 menyebutkan bahwa: CIPP context, input, process, product evaluation models is a comprehensive framework for conducting formative and summative evaluations of projects, personnel, products, organizations, and evaluation systems Model evaluasi CIPP context, input, process, product merupakan kerangka kompreherensif untuk melakukan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif terhadap proyek, personil, produk, organisasi maupun evaluasi sistem. Taylor dalam Mardikanto, 2013:89 menyebutkan bahwa evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Evaluasi sumatif merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan. CIPP merupakan singkatan dari context, input, process dan product. Keempat model evaluasi tersebut merupakan satu rangkaian yang utuh tetapi dalam pelaksanaannya seorang evaluator tidak harus menggunakan keseluruhannya. Hal yang menjadi unik dari model tersebut adalah pada setiaptahap evaluasi terdapat perangkat pengambilan keputusan dan operasi sebuah program. Wirawan 2012, menguraikan keempat aspek model CIPPcontext, input, process, product sebagai berikut : 1 Evaluasi konteks Context Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. Dengan kata lain evaluasi konteks context evaluation memberikan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan suatu program yang akan dilaksanakan. 2 Evaluasi masukan Input Merupakan evaluasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi bagaimana menggunakan sumber daya yang tersedia, sarana dan fasilitas yang dimiliki serta alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. 3 Evaluasi proses Process Evaluasi ini digunakan untuk melihat apakah pelaksanaan program sudahsesuai dengan strategi yang telah dilaksanakan. 4 Evaluasi produk Product Evaluasi ini merupakan evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Tahap evaluasi ini bertujuan untuk mengukur, menginterpretasikan dan menilai pencapaian program. Penelitian ini, teori evaluasi model CIPP context, input, process, product digunakan untuk memberikan Gambaran tentang pelaksanaan pengembangan potensi wisata ancient track one di Desa Wisata Bedulu dan Desa Buruan sebagai salah satu wisata alternatif di Kabupaten Gianyar. Pelaksanaan tersebut sudah sejalan atau menyimpang dari kegiatan yang telah ditetapkan dan pelaksanaan pengembangan potensi wisata tracking melihat sudah terealisasi atau belum, maka dapat diketahui dengan analisis melalui teori ini.

2.3.2 Teori Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan