Pengaruh Kualitas Software Momentosh Terhadap Kepuasan Kerja User Di Marbella Suites Bandung

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada pengembangan teknologi sistem informasi merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dunia saat ini. Seiring dengan perkembangan tersebut teknologi sistem informasi komputer merupakan salah satu alat pengolah data yang wajib dimiliki oleh perusahaan atau instansi untuk memperlancar informasi. Dimana kegunaan dari teknologi sistem informasi selain sebagai penunjang kegiatan juga merupakan kebutuhan primer bagi kelangsungan hidup perusahaan yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan tersebut.

Pada penelitian ini dilakukan pada bidang jasa hotel & service apartement . perkembangan Sistem Informasi di Marbella Suites bandung telah sesuai dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, karena dalam pelaksanaan kegiatannya setiap bagian telah menggunakan sistem informasi tersendiri sesuai dengan bidang dan kebutuhan masing-masing.

Software yang diteliti disini adalah software momentosh, software momentosh sebelum digunakan di indonesia terlebih dahulu telah digunakan di negara yunani, dan software momentosh di indonesia baru pertama kali digunakan di Marbella


(2)

Suites, karena software ini belum banyak yang mengetahui sehingga apabila terdapat masalah pada software ini maka rumit juga dalam perbaikannya. Selain itu penelitian ini juga mengangkat masalah yang ada di Marbella suites bandung yaitu Masih terdapat error saat mengoperasikan software momentosh, Masih terdapat ketidaksesuaian antara fungsi-fungsi(tombol) yang ada pada software momentosh dengan kebutuhan kerja, Masih terdapat beberapa keluhan dari karyawan dalam penggunaan software momentosh ini, apabila dipersentasikan kira-kira ketidakpuasan user terhadap software momentoh ini krang lebih sebanyak 15 %. Namun selain terdapat masalah pada software momentosh ini juga terdapat manfaat yang bisa dirasakan, dengan adanya software ini juga telah banyak membantu pekerjaan para karyawan di Marbella Suites Bandung. Karena software momentosh ini berupa software yang dapat digunakan di bagian-bagian seperti bagian FO, housekeeping, F&B, keuangan, dan lain-lain di Marbella Suites Bandung telah membantu pekerjaan para karyawan khususnya di bagian front officce dan housekeeping dalam melayani para tamu yang datang.

Untuk mengetahui seberapa besar kualitas software momentosh yang digunakan dibagian front office, dan housekeeping sebagai salah satu aplikasi yang digunakan dalam kegiatan operasional karyawan Marbella Suites Bandung, dan seberapa besar hubungannya terhadap kepuasan pengguna (user) software momentosh yang digunakan di Marbella Suites Bandung. Setelah dilihat dari uraian-uraian sebelumnya, maka penulis mengajukan sebuah penelitian yang disusun sebagai karya


(3)

ilmiah dengan judul : “Pengaruh Kualitas Software Momentosh terhadap Kepuasan Kerja User di MarbellaSuites Bandung”.

1.2. Identifikasi masalah dan Rumusan Masalah

Adapun identifikasi masalah dan rumusan masalah yang ditemukan pada penelitian ini adalah sebagai barikut :

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a) Masih terdapat error saat mengoperasikan software momentosh

b) Masih terdapat ketidaksesuaian antara fungsi-fungsi yang terdapat di dalam software momentosh dengan kebutuhan kerja.

c) Masih terdapat keluhan ketidakpuasan dari user dalam penggunaan software momentosh ini.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Bagaimana penggunaan software momentosh yang sedang berjalan di Marbella Suites Bandung.


(4)

2) Bagaimana tanggapan terhadap kualitas software momentosh yang sedang berjalan di Marbella Suites Bandung.

3) Bagaimana kepuasan kerja user di bagian front office, dan housekeeping sebagai user software momentosh di Marbella Suites Bandung.

4) Seberapa besar pengaruh software momentosh terhadap kepuasan kerja karyawan sebagai user software tersebut di Marbella Suites Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas software momentosh pada bagian front office, dan housekeeping sebagai user.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

a) Untuk mengetahui penggunaan softwarae momentosh di Marbella Suites Bandung khususnya di bagian front office, dan housekeeping di Marbella Suites Bandung.

b) Untuk mengetahui tanggapan terhdap kualitas software momentosh yang digunakan di Marbella Suites Bandung.

c) Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan sebagai user software momentosh di Marbella Suites Bandung.

d) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh software momentosh terhadap kepuasan kerja karyawan di bagian front office, dan housekeeping Marbella Suites Bandung.


(5)

1.4. Kegunaan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat kegunaan akademis dan praktis yaitu sebagai berikut :

1.4.1. Kegunaan Akademis

Kegunaan akademis dari penelitian ini dibagi 3 :

a) Untuk pengembangan ilmu di bagian informatika sebagai masukkan dari analisis software momentosh di Marbella Suites Bandung.

b) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh pihak lainnya khususnya mahasiswa yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan bahan pembanding.

c) Bagi penulis sendiri yaitu untuk meningkatkan wawasan pengetahuan penulis dalam bidang ilmu komputer dan untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu atau meningkatkan kualitas software dan kepuasan kerja para karyawan sebagai user software momentosh di Marbella Suites Bandung khususnya di bagian front office, dan housekeeping.


(6)

1.5. Batasan Masalah

Untuk memperkuat pembahasan yang sesuai dengan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka penulis membatasi permasalahan dalam proses penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan di bagian front office, dan housekeeping Marbella Suites Bandung saja.

2. Pengumpulan datanya menggunakan “cross section data”, artinya penelitian ini menggunakan data setelah adanya software momentosh yang diterapkan di Merbella Suites Bandung.

3. Berdasarkan masalah yang ada maka penulis membatasi penulisan yang dikarenakan oleh adanya keterbatasan waktu, pikiran. dan sarana yang ada maka penulis hanya membatasi dan membahas mengenai faktor-faktor kualitas software yang benar-benar berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yaitu Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity, Usability. Maintainability.

1.6. Kerangka Pemikiran

Terdapat definisi-definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas software dan kepuasan kerja yang dapat dilihat dibawah ini :


(7)

1.6.1. Kerangka Pemikiran

Pemrograman yang ditulis oleh pemrogram komputer untuk memecahkan suatu masalah tertentu disebut dengan perangkat lunak aplikasi (application software). Hariningsih (2005:19), menyatakan bahwa perangkat lunak aplikasi yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untukn menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

Kualitas software yang digunakan mempunyai hubungan erat dengan kepuasan karyawan, kualitas memberikan suatu dorongan kepada para karyawan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan ini seperti memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan serta kebutuhan para karyawannya. Menurut McCall ada 11 faktor yang mempengaruhi kualitas software diantaranya adalah :

1. Correctness (kebenaran), yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari user.

2. Reliability (Keandalan), tingkat kemampuan program yang diharapkan dapat menampilkan fungsi yang dimaksud dengan presisi yang ditetapkan. 3. Efficiency (efisiensi), jumlah sumberdaya yang diproses dan kode yang

diperlukan oleh program untuk melaksanakan fungsi tersebut.

4. Integrity (Integritas), tingkat kemampuan pengawasan akses terhadap data atau software oleh orang-orang tertentu.


(8)

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan masukan dan mengartikan keluaran oleh program.

6. Maintainability, data pada suatu isi (content) sebuah software berbasis web harus selalu di update, ditinjau dari sisi kebutuhannya.

7. Flexibility, usaha yang diperlukan untuk memodifikasi software operasional.

8. Testability, usaha yang diperlukan untuk menguji software untuk memastikan apakah software melaksanakan fungsi yang ditetapkan atau tidak..

9. Portability, usaha yang diperlukan untuk memindahkan program dari hardware/lingkungan sistem software tertentu agar dapat berfungsi pada hardware / sistem software yang lainnya.

10.Reusability, tingkat kemampuan program/ bagian dari program yang dapat dipakai ulang dalam aplikasi lainnya, berkaitan dengan paket dan lingkup dari fungsi yang dilakukan oleh program.

11.Interoperability, usaha yang diperlukan untuk menggabungkan satu sistem dengan yang lainnya.

Namun dalam penelitian ini hanya 6 faktor dari McCall yang aan digunakan, karena 6 faktor tersebut yang paling mendekati dan berpengaruh dalam kegiatan user dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaannya.


(9)

Kepuasan kerja menurut Handoko yaitu “Keadaan emosional yang

menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.”

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Untuk mengetahui tentang pengertian kepuasan kerja ada beberapa pendapat sebagaimana hasil penelitian Herzberg (Thoha, 2000:202), bahwa faktor yang mendatangkan kepuasan adalah :

1. Prestasi, Sangat penting bahwa individu ditempatkan pada posisi bahwa mereka memenuhi syarat untuk nmenempati suatu posisi di perusahaan. 2. Pengakuan, Karyawan berharap diakui untuk waktu dan usaha mereka

untuk perusahaan.

3. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.

4. Tanggung jawab, Organisasi harus memberdayakan karyawannya untuk membuat keputusan yang cepat serta memecahkan masalah secara tepat waktu. Perusahaan disarankan untuk memberikan tanggung jawab yang lebih kepada karyawan mereka. Jika karyawan merasa bahwa mereka


(10)

mempunyai hak kepemilikan dalam pekerjaan mereka, mungkin mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan yang terbaik.

5. Kemajuan, jika karyawan merasa karir mereka dalam perusahaan tidak maju, maka mereka akan mencari peluang yang lebih baik di tempat lain. maka dengan itu perusahaan disarankan untuk menghargai loyalitas dan kinerja dengan "kemajuan". Salah satu cara untuk membantu karyawan dalam kemajuan karir mereka adalahmendukung dan memberikan kontribusi untuk pendidikan mereka, yang akan membuat mereka lebih berharga bagi organisasi.

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah tingkatan kenikmatan yang diterima seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Orang akan puas bila dia menikmati pekerjaannya, dan kurang puas bila ia tidak menikmati pekerjaannya. Karyawan yang puas cenderung memiliki semangat kerja yang tinggi, demikian pula sebaliknya. (Eddy Soeryanto Soegoto 2009:231).

Kepuasan pemakai terhadap suatu sistem informasi adalah bagaimana cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata, bukan pada kualitas sistem secara teknik (Guimaraes, Staples, dan McKeen, 2003). Dalam literatur penelitian maupun dalam praktek, kepuasan pengguna seringkali digunakan sebagai ukuran pengganti dari efektivitas sistem informasi (Melone, 1990). Hasil penelitian yang diperoleh DeLone dan McLean (1992), McKiney, (2002), Rai, (2002), McGill, (2003), Almutairi dan Subramanian (2005), serta


(11)

Livari (2005) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi, akan semakin meningkatkan kepuasan pemakai (DeLone dan McLean, 1992). Pendapat ini didukung hasil penelitian Kim dan McHaney (2000), McKiney, (2002), Rai et, (2002), McGill, (2003), Almutairi dan Subramanian (2005) serta Livari (2005). Jika pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan adalah baik, mereka akan merasa puas menggunakan sistem tersebut.

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Kualitas Software

- Correctness - Reliability - Efficiency - Integrity - Usability - Maintanability

Mc Call (Imam Yuadi, 2006:1)

Kepuasan Kerja - Prestasi

- Pengakuan - Pekerjaan itu

sendiri

- Tanggungjawab

- Kemajuan Herzberg (Thoha, 2000:202)


(12)

1.6.2. Hipotesis

Beberapa para ahli mendefinisikan mengenai hipotesis, diantaranya : Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.

Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

Penelitian ini menghipotesakan dalam bahwa semakin tinggi kualitas software yang digunakan, akan meningkatkan kepuasan pemakai menurut persepsi mereka. Untuk hipotesa selanjutnya dalam penelitian ini adalah semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan oleh software momentosh yang digunakan akan meningkatkan kepuasan pengguna berdasarkan persepsi mereka. DeLone dan McLean (1992), menyatakan bahwa antara dampak penggunaan software terhadap tingkat kepuasan pemakai (user satisfaction) memiliki hubungan yang sifatnya timbal balik. Sementara Seddon (1997) dalam modelnya menghipotesakan bahwa dampak dari penggunaan software yang berupa meningkatnya kepuasan kerja individu, akan mempengaruhi tingkat kepuasan pemakai.


(13)

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka penulis merumuskan hipotesis tersebut sebagai berikut : “ terdapat pengaruh antara kualitas software momentosh terhadap kepuasan user di Marbella Suites

Bandung khususnya pada bagian front office, dan house keeping”.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Marbella Suites Bandung (hotel & service apartemen) , di Jl. Sentra Dago Pakar Raya, Bandung.

Adapun jadwal penelitian ini dimulai dari tanggal 22 Februari 2010 dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 1.1: Jadwal Penelitian

NO Kegiatan Februari

2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010

1. Observasi

2. Interview 3. Dokumentasi dari

Perusahaan 4. Pembuatan Kuesioner 5. Uji coba kuesioner 6. Penyebaran Kuesioner

secara keseluruhan 7. Input Data


(14)

8. Pengolahan Data 9. Analisis data 10. Kesimpulan


(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pendekatan/Perspektif Kualitas Produk

Perspektif kualitas merupakan pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk. Garvin (dalam Lovelock, 1994:89-99) mengidentifikasikan adanya lima perspektif kualitas yang biasa digunakan yaitu :

1) Transcendental Approach

Menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan dan diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni music, drama, tari, dan rupa. Selain itu, perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti tempat belanja yang menyenangkan (pasar swalayan), elegan (mobil), kecantikan (kosmetik), dan kelembutan kulit (lulur). Dengan demikian, fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini sebagi dasar manajemen kualitas.

2) Product Based Approach

Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam


(16)

kualitas produk mencerminkan perbedaan dalam jumlah unsure atau atribut yang dimiliki suatu produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individual.

3) User based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas produk tergantung pada orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand oriented ini juga menyatakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula. Dengan demikian, kualitas produk bagi seseorang adalah sama dengan kepuaasan maksimum yang dirasakannya. 4) Manufakturing Based Approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama dalam memperhatikan praktek-praktek perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa dpat dikatan bahwa kualitas dapat bersifat operations driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yan menentukan kualitas prduk adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakan.


(17)

5) Value Based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan trade off antara kinerja produk dan harga,

kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas produk dalam perspektif ini bersifat relative, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).

2.2. Teori Kualitas Produk

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi. Dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Banyak ahli yang mendefinisikan kualitas software produk yang secara garis besar orientasinya adalah kepuasan pelanggan yang tujuan perusahaan atau organisasi yang berorientasi pada kualitas. Dari beberapa definisi terdahulu, dapat dikatakan bahwa secara garis besar kualitas adalah keseluruhan ciri/ karakteristik produk/ jasa dalam tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan/konsumen.


(18)

2.3. Kualitas Software

Software dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Hal ini

sering diistilahkan sebagai pemenuhan terhadap “user requirement” (kebutuhan pengguna software yang telah terlebih dahulu didefinisikan secara jelas dan detail).

Kualitas perangkat lunak adalah gangguan yang kompleks dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelnaggan yang berbeda yang membutuhkannya. Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat dikategorikan kedalam 2 kelompok besar, yaitu :

1. Faktor yang dapat secara langsung diukur. 2. Faktor yang tidak dapat secaralangsung diukur.

Mc Call dan kawan-kawan mengusulkan suatu faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi kualitas suatu software . paada dasarnya Mc Call menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 aspek penting, yaitu yan berhubungan dengan :

1. Sifat-sifat operasional dari software / produt operation.

2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (product revition).

3. Daya adaptasi / penyesuaian software terhadap lingkungan baru (product transition).


(19)

Tetapi dalam skripsi ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Faktor-faktor yang berkaitan dengan sifat-sifat operational software adalah sebagai berikut :

1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari user.

2. Reliability, tingkat kemampuan program yang diharapkan dapat menampilkan fungsi yang dimaksud dengan presisi yang ditetapkan. 3. Efficiency, jumlah sumberdaya yang diproses dan kode yang

diperlukan oleh program untuk melaksanakan fungsi tersebut.

4. Integrity, tingkat kemampuan pengawasan akses terhadap data atau software oleh orang-orang tertentu.

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan masukan dan mengartikan keluaran oleh software.

6. Maintanability, data pada suatu isi (content) sebuah software berbasis web harus selalu di update, ditinjau dari sisi kebutuhannya.


(20)

b) Kemampuan software menjalankan perubahan (Product Revision)

Faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalankan perubahan adalah :

1. Flexibility, usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi terhadap software yang operasional.

2. Testability, usaha yang diperlukan untuk menguji suatu software untuk memastikan apakah melakukan fungsi yang dikendalikan atau tidak.

c) Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product Transition)

Faktor-faktor yang berkaitan dengan tingkat adaptibilitas software terhadap lingkungan baru meliputi :

1. Portability, usaha yang diperlukan untuk memindahkan program dari hardware/lingkungan sistem software tertentu agar dapat berfungsi pada hardware / sistem software yang lainnya.

2. Reusability, tingkat kemampuan program/ bagian dari program yang dapat dipakai ulang dalam aplikasi lainnya, berkaitan dengan paket dan lingkup dari fungsi yang dilakukan oleh program.

3. Interopability. usaha yang diperlukan untuk menggabungkan satu software dengan yang lainnya.


(21)

2.4. Konsep Dasar Perangkat Lunak (Software)

Perangkat keras (Hardware) tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak (software). Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila instruksi-instruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi-instruksi perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat lunak komputer.

Menurut Jogiyanto Hartono software dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu meliputi :

1) Software Sistem Operasi (Operating System) yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi kegiatan dari sistem komputer. 2) Software Bahasa (Language Software) yaitu program yang dibuat untuk

menterjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer.

3) Software aplikasi (Application Software) yaitu, program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan aplikasi tertentu. Operating system berfungsi seperti mamnager dalam sebuah perusahaan yaitu bertanggung jawab, mengendalikan, dan mengkoordinasi semua operasi kegiatan dalam peerusahaan.


(22)

Language software sebagai penterjemah antara program yang ditulis dengan bahasa awam sehari-hari menjadi bahasa mesin (mechine language) yang dimengerti oleh komputer.

Application software merupakan program yang ditujukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan adlam aplikasi tertentu. Terdapat dua cara untuk memperoleh software aplikasi, yaitu dengan cara mengmbangkan program aplikasi ang dibuat oleh orang lain.

Secara prinsip sebuah software dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan sempurna memenuhi criteria spesifik dari organisasi/perusahaan yang

membutuhkannya. Hal ini sering diistilahkan sebagai terhadap “user requirement” (kebutuhan pengguna software yang terlebih dahulu telah didefinisikan secara jelas dan detail).

Kualitas software didefinisikan sebagai “konformasi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara eksplisit, standar perkembangan yan didokumentasikan secara eksplisit, dan karakteristik implisit yang diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan

secara professional”.

Definisi tersebut berfungsi untuk menekankan 3 hal penting, yaitu :

1. Kebutuhan perangkat lunak meupakan pondai yang mana meleluinya kualitas diukur.


(23)

2. Standar yang teah ditentukan menetapkan serangkaian kriteria pengembangan yang menuntun cara perangkat lunak direkayasa. Jika criteria tersebut tidak diikuti, hamper pasti menimbulkan kualitas yang baik.

3. Terdapat serangkaian kebutuhan implisit yang sering tidak dicantumkan (misal kebutuhan akan pemeliharaan yang baik. Bila perangkat lunak dapat berhasil menyesuaikan dengan kebutuhan eksplisitnya, tetapi gagal memenuhi kebutuhan implisitnya, maka kualitas perangkat lunak tersebut perlu diragukan. Pada masing-masing kasus, pengukuran harus terjadi, kita harus membandingkan perangkat lunak tersebut (dokumen, program, data) dengan berbagai fakta hingga sampai padaa indikasi mengenai kualitas.

2.5.Kepuasan Kerja

Setiap karyawan suatu perusahaan selalu memiliki pengharapan atas apa yang akan mereka berikan ke organisasi, dan apa yang akan organisasi berikan kepada mereka. Kontribusi karyawan terhadap organisasi dan insentif yng diberikan organisasi atas prestasi kerja karyawannya akan berdampak terhadap kepuasan kerja dan semangat kerja karyawan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki


(24)

semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah.

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah tingkatan kenikmatan yang diterima seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Orang akan puas bila dia menikmati pekerjaannya, dan kurang puas bila ia tidak menikmati pekerjaannya. Karyawan yang puas cenderung memiliki semangat kerja yang tinggi, demikian pula sebaliknya. (Eddy Soeryanto Soegoto 2009:231).

Kepuasan kerja dalam teori motivasi Maslow menempati peringkat yang tinggi. Sebab ia berkaitan dengan tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan. Namun motivasi ini kadang terbendung oleh berbagai ragam kerutinan, hambatan lingkungan kerja yang kurang seimbang, atau situasi dan perangkat kerja yang secara ergonomis tidak mendukung peningkatan produktivitas kerja.


(25)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/ bebas dan variabel dependen / terikat. Variabel independen / bebas dalam penelitian ini adalah software momentosh (X), variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan pada bagian front office dan housekeeping di Marbella Suites Bandung (Y).

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Marbella Suites Bandung bertempat di sentra dago pakar yang merupakan salah satu tempat yang mempunyai pemandangan yang indah di kota bandung. Marbella suites bandung ini sudah menggunakan dekorasi yang modern, dan memiliki konsep yaitu hotel dan apartemen. Bangunan marbella dibangun dari sekitar tahun 2006, dan soft opening diadakan mulai tanggal 9 september 2009 sampai dengan akhir bulan april 2010.

Marbella tidak hanya ada di kota bandung saja, tetapi juga di berbagai kota dan wilayah seperti di daerah jakarta, bandung, anyer, sampai ke bali. Marbella suites bandung merupakan cabang dari pusat yang ada di kota jakarta. Marbella suites bandung mempunyai 99 kamar dan 15 lantai. Terdapat jenis-jenis kamar di Marbella suites bandung, diantaranya :


(26)

a)Deluxe Suite (1 bedroom) = 47 kamar b)Executive Suite (2 bedroom) = 50 kamar c)Master Suite (3 bedroom) = 2 kamar

3.1.2. Struktur Organisasi Marbella Suites Bandung

Marbella Suites Bandung dipimpin oleh seorang direktur utama yang bernama bapak Adwien Dhanu Suhendro, seorang direktur yang bernama ibu Roswita ratih dan satu orang Executive assisten manager yang bernama bapak Aan Saeful Anwar. Direktur utama adalah pemilik saham terbesar di Marbella, di Marbella suites bandung terdapat beberapa bagian, diantaranya bagian Human Resources Manager yang dipimpin oleh bapak Sugeng Sulaksono, dan bagian Financial Controller yang dipimpin oleh bapak Ritit Wiryanto, dua bagian tersebut merupakan level A1 yaitu level dibawah Executive Assisten Manager. Bagian lainnya yang menempati level B1 adalah bagian Front Office yang dipimpin oleh bapak Suparjan Sunukarta, bagian Executive Houskeeper yang dipimpin oleh bapak Agus Rena, bagian Chief Engineering dipimpin olrh bapak Velly S. Prahasta, bagian Food & Bevarage Manager dipimpin oleh Arief Jatmiko Puranata, bagian Sales & Marketing manager dipimpin oleh bapak Duddy Ridwan. Bagian yang menempati level B2 yaitu bagian Executive Chef dipimpin oleh bapak Zulkarnain dan bagian ini berada dibawah bagian Food & Bevarage Manager, dan bagian yang berada di level B2 dibawah bagian Financial Controller yaitu bagian Chief Accountan yang dipimpin oleh bapak Anndy Bramasto.


(27)

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar struktur organisasi berikut ini :

Gambar 3.1

Struktur Oganisasi Marbella Suites Bandung

3.1.3. Deskripsi Tugas

Usaha perhotelan terdiri dari beberaapa bagian dan kedalam beberapa fungsi. Masing-masing unit tersebut memiliki keterkaitan satu dengan lainnya yang harus beoperasi setiap hari untuk memberikan pelayanan kepada tamu.


(28)

1. Front Office Departement

Fungsi utama Front Office Departement adalah menjual (menyewakan) kamar kepada tamu yang dating. Front Office Department seharusnya berlokasi ditempat yang strategis mudah dilihat atau diketahui oleh tamu yang datang.

Pelayanan-pelayanan yang diberikan sebagai berikut : a. Pemesanan kamar (reservation service).

b. Pelayanan barang-barang tamu (porter atau bell captain) c. Pelayanan informasi (information service)

d. Pelayanan penerimaan tamu (receptionist / front desk) e. Pelayanan telepon (telephone operator)

f. Pelayanan pembayaran (F.O cashier) g. Menerima dan menyelesaikan keluhan tamu

2. Housekeeping Departement

Fungsi utamanya yaitu menjaga, memelihara kebersihan, kerapihan kamar-kamar tamu dan seluruh ruangan yang ada di hotel.


(29)

Linen attendend (LA) adalah bagian dari housekeeping department yang tugasnya melayani pencucian pakaian-pakaian tamu dan mencuci pakaian seragam seluruh karyawan dan linen-linen yang diperlukan untuk operasional hotel sehari-hari. Untuk memudahkan operasional dan sesuai dengan fungsinya maka bagian housekeeping dan LA harus dapat menjangkau dengan mudah ruangan-ruangan sebagai berikut :

a. Kamar-kamar tamu dan floor section. b. Ruang umum.

c. Ruang pelayanan linen. d. Ruangan pelayanan laundry.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah.

Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representative. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif atau statistika


(30)

inferensial, sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

Untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif, dengan analisis statistik menggunakan rank pearson.

Metode penelitian deskriptif yaitu untuk mendapatkan gambaran tentang gejala-gejala yang diteliti dalam keadaan sekarang kemudian dicarikan jawaban bagi pemecahan masalah atau fenomena-fenomena yang ada dan masing-masing variabel serta menguji pengaruh dari variabel terhadap variabel lainnya.

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen dirancang sedemikian rupa guna meningkatkan validitas internal maupun eksternal.


(31)

Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Desain penelitian yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik/sifat-sifat dari individu-individu dalam sebuah populasi yang besar. Umumnya penelitian ini terkait dengan penggunaan questionnare dalam pengumpulan datanya. Meski demikian, metode survei juga dapat dilakukan dengan wawancara terstruktur.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kualitas Software Momentosh terhadap kepuasan user dalam menggunakan software tersebut melalui penyebaran questionnare pada karyawan Marbela Suites Bandung di bagian front office, dan housekeeping.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan dua variable yang akan diteliti. Adapun kedua variable tersebut adalah sebagai berikut :

1) Variable independent (bebas) adalah variable yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variable terikat, yakni variable yan menjadi


(32)

sebab terjadinya atau terpengaruhnya variable5 dependent (variable tidak bebas atau terikat). Jadi variable independent adalah variable yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini variable independennya adalah kualitas software sebagai variable X.

2) Variable dependent (variable tidak bebas atau terikat) sering disebut variabell respon, output, criteria, dan konsekuen. Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variable bebas. Dalam penelitiian ini yang menjadi variable terikatnya adalah kepuasan user sebagai variable Y.

Operasionalisasi variable penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variable-variabel penelitian. Pokok masalah yang diteliti bersumber pada dua hal yaitu Kualitas software sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab variabel lain atau variabel bebas (variabel X) dan kepuasan karyawan sebagai variabel terikat (variabel Y). Secara rinci, operasionalisasi variabel dapat terlihat pada tabel berikut ini :


(33)

Tabel 3.1

Operasionaisasi Variabel

No Variabel Indikator Ukuran Skala/Kuesioner

1. Kualitas Software (variable X) 1. Correctness 2. Reliability 3. Efficiency 4. Integrity

Hanya dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan yang ada

Beberapa fungsi (tombol) yang tidak digunakan namun terdapat dalam software momentosh

1. User dapat menggunakan dan mempelajari dengan baik bagaimana

mengaplikasikan software tersebut.

2. User tidak menggunakan semua fungsi yanga ada pada software.

1. Software yang digunakan sidah terintegritas dengan baik

2. Setiap bagian hanya dapat menggunakan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk kebutuhan pada bagian masing-masing.

Ordinal/1,2

Ordinal/3,4

Ordinal/5,6


(34)

5. Usability

6. Maintanabillity

User dapat mempelajari dan mengoperasikan software momentosh karena pelatihan yang diberikan

Maintenance dilakukan hanya apabila ada laporan error kebagian IT.

Ordina/9,10

Ordinal/11,12,13

2. Kepuasan Kerja Karyawan (Variabel Y)

1. Prestasi

2. Pengakuan

3. Pekerjaan itu sendiri

4. Tanggung Jawab

Para karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas mereka dengan baik.

1. Hasil kerja yang diakui oleh perusahaan dan atasan 2. Pertanggunng jawaban

pekerjaan

1. Pekerjaan yang dilakukan dapat dikerjakan sesuai dengan bagiannya masing-masing

2. Pekerjaan yang dilakukan sesuai kemampuan yang dimiliki.

1. Tanggung jawab terhadap pekerjaan

2. Tanggung jawab kepada

Ordinal/14,15

Ordinal/16,17

Ordina/18,19


(35)

5. Kemajuan

perusahaan

Bertambahnya ilmu pengetahuan para karyawan, dan

meningkatnya standar kualitas hasil kerja para karyawan

Ordinal/22,23

3.2.3. Metode Penarikan Sampel

Dalam melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu akan dijelaskan populasi yang akan diteliti sehingga dapat diperoleh keputusan apakah penelitian ini memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel tersebut.

3.2.3.1. Kegunaan Metode Penarikan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi finit adalah populasi dengan jumlah individu tertentu, sedangkan jumlah populasi infinit adalah jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlah yang tidak terhingga.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang karena


(36)

populasi karyawan bagian front office, dan housekeeping kurang dari 100, hanya berjumlah 37 orang saja.

Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka disebut sensus.

Sampel adalah bagian dari populasi. Survei sampel adaalh satu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi.

Sensus dilakukan apabila setiap anggota tiada terkecuali yang ada dalam sebuah populasi dikenai penelitian dan melakukan sampling. Apabila hanya sebagian saja dari populasi yang diteliti sampling harus representative dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercermin pula dalam sampel yang diambil.

Beberapa keuntungan penarikan sampel adalah sebagai berikut : 1) Mengurangi Biaya

Jika data yang didapat berassal dari sebagian kecil populasi, maka pengeluaran atau biaya lebih murah daripada melakukan sensus lengkap. Dengan populasi besar, hasil yang akurat bisa diperoleh dari sampel yang didapatkan dengan fraksi yang kecil dari populasi.


(37)

2) Kecepatan Lebih Besar

Dengan alasan yang sama, data dapat dikumpukan dan diringkas lebih cepat dengan sebuah sampel daripada dengan perhitungan lengkap. Hal ini merupakan sebuah pertimbangan yang penting bila membutuhkan informasi secara cepat.

3) Cakupan Lebih Besar

Sensus lengkap tidaklah praktis digunakan, karna itu pilihannya adalah memperoleh informasi dengan penarikan sampel / tidak untuk seluruhnya. Maka survei-survei yang berkumpul pada penarikan sampel haruslah lebih besar cakupannya dan fleksibel mengenai jenis informasi yang dapat diperoleh jika informasi yang akura diinginkan untuk beberapa subbagian dari populasi, ukuran sampel yang dibutuhkan kadang-kadang menjadi besar, sehingga pemecahan lengkap memberikan penyelesaian yang lebih baik.

4) Tingkat Ketelitian Lebih Besar

Sebuah sampel mungkin memberikan hasil yang lebih teliti daripada pemecahan lengkap, jika dipakai tenaga-tenaga yang berkualitas dan diberi pelatihan yang insentif, serta pengawasan terhadap pekerjaan lapangan diperketat, selanjutnya hasilnya dapat diproses dengan baik jika volume pekerjaan tinggi.


(38)

3.2.3.2. Tahap-tahap Dalam Survei Sampel

Tujuan dari survei sampling adalah untuk mengadakan estimasi dan menguji hipotesa tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-keterangan yang diperoleh dari sampel.

Tahap-tahap penting dalam sebuah survei dikelompokkan secara besar menjadi 11 topik menurut Mohamad Nazir (1983) diantaranya : 1. Tentukan tujuan survey

Tujuan survey harus dijelaskan seterang-terangnya sehingga kita tidak akan lari dari sasaran atau tidak akan ngawur nantinya, jika bekerja lebih mendetail akan kita kerjakan.

2. Tetapkan populasi yang akan di survey

Berikan definisi sejelas-jelasnya engenai populasi yang akan di survey, jika populasi adalah usaha tani, maka jelaskan apa yang dimaksud dengan besar usaha tani. Jika populasi adalah berat kerbau, maka beri definisi yang sejelas-jelasnya mengenai berat kerbau tersebut.

3. Pilih data yang relevan

Data yang dikumpulkan harus relevan dengan tujuan penelitian. Jauhi pertanyaan-pertanyaan yang terlalu banyak memakan waktu,


(39)

tidak perlu data yang banyak sekali sementara data tersebut tidak dianalisis

4. Tentukan derajat ketetapan

Bagaimana presisi yang kita inginkan dari hasil survei nantinya, apakah diperlukan survey yang mendetail atau tidak harus ditentukan berapa besarnya sampel dan teknik mana yang dipilih dalam menarik sampel tersebut, apakah desain sederhana atau yang sedikit rumit. 5. Tentukan teknik pengumpulan keterangan

Teknik pengumpulan data harus sesuai dengan biaya serta waktu yang tersedia, sesuai dengan tenaga serta sama persis dengan yang diinginkan. Ada beberapa teknik pengumpulan data diantaranya : Pertama, dengan teknik interview dengan menggunakan interview guide. Interview ini bisa dilakukan melalui telepon atau langsung tatap muka. Kedua, dengan menggunakan schedule/questionnaire, jika kita memberikan pertanyaan dan kita meminta responden mengisi pertanyaan, maka daftar pertanyaan disebut dengan questionnaire. Questionnaire ini bisa dikirim melalui pos ataupun disebarkan langsung ke populasi yang dituju. Satu macam lagi adalah daftar pertanyaan tersebut diisi oleh enumator didepan responden (tatap muka), daftar tersebut dinamakan schedule.


(40)

6. Carilah frame untuk menetapkan sampel

Untuk mengambil sampel terhadapp populasi maka harus ada list, peta atau bahan lain yang dapat digunakan sebagai frame.

7. Tentukan unit sampling

Pembagian populasi atas unit sampling harus tegas. Tiap elemen populasi harus ada dalam unit sampling.

8. Buat interview guide, questionnaire atau schedule

Sesuai dengan teknik pengumpulan data, pertanyaan harus jelas, tidak berarti dua, pendek, berstruktur atau tidak.

9. Adakan training

Suksesnya survey tergantung dari cara enumator/interviewer dan supervisor melakukan tugas lapangan. Dari situ enumator harus dipiih mereka-mereka ynag mempunyai cukup kualifikasi terhadap kerja tersebut. Latihan serta bimbingan terhadap enumator dan supervisor harus diberikan lebih dahulu sebelum mereka turun kelapangan. 10. Adakan Pre-test

Waktu survey harus ditegaskan. Waktu harus ditetapkan sesuai jadwal penelitian yang telah ditentukan sewaktu membuat outline dari penelitian (project proposal).


(41)

3.2.3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Setelah unit analisis ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan populasi yang akan menjadi target penelitian. Popualsi dalam penelitian ini adalah karyawan Marbella Suites Bandung di bagian front office, dan housekeeping sejumlah 37 orang yang akan menjadi responden. Berikut spesifikasi jumlah responden yang digunakan.

Tabel 3.2

Spesifikasi Jumlah Responden

No. Front Office Jumlah Housekeeping Jumlah

1. FO. Manager 1 org Hosekeeping Manager 1 org 2. FO. Supervisor 1 org Hosekeeping Supervisor 1 org

4. Receptionist 4 org Order Taker 3 org

5. Reservation 4 org Roomboy/Roomgirl 15 org 6. Telphone Operator 3 org Linen Attendend (LA) 4 org

Karena ukuran populasinya tidak terlalu besar maka seluruh anggota populasi dijadikan anggota sampel atau lebih dikenal dengan istilah sensus (sampling jenuh).

Sensus menurut Marzuki (2002:41) adalah mencatat semua elemen-elemen yang diselidiki. Jadi menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian atau peritiwa, dan yang dihasilkan adalah nilai karakteristik sesungguhnya. Cara sensus yaitu perhitungan yang lengkap.


(42)

3.2.4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis data dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.2.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan ada dua, yaitu : a) Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, penulis harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik pengumpulan data primer antara llain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Apabila seseorang meneliti kebiasaan belajar murid sekolah dasar, kemudian mengambil data penelitian dari guru dan orangtua, berarti sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Data sekunder dikasifikasikan menjadi 2, yaitu :


(43)

1. Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder 2. Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. 3.2.4.2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan cara menggambarkan secara tepat data yang ada dilapangan kemudian membandingkan data yang ada dengan teori – teori yang berlaku. Penelitian yang dilakukan sebagai suatu usaha untuk mengumpulkan data, menyusun, mencatat, mengklarifikasikan, menginterprestasikan serta menganalisis fakta – fakta mengenai suatu masalah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data antara lain :

a) Observasi

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. b) Wawancara

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan wawancara antara pengumpul data (pencatat) dengan responden. Wawancara dilakukan baik secara langsung maupun menggunakan daftar pertanyaan.

Keunggulan:


(44)

yang memungkinkan responden selain memberikan data factual seperti yang ditulis dalam questionnare, juga mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan.

Kelemahan:

Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan. c) Questionnare

Questionnare adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam questionnare kemudian dicatat/direkam questionnare merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur.

Keunggulan:

Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, responden dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kelemahan:

Responden tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan. Responden dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang


(45)

sebenarnya jika dia menghendaki demikian. Jawaban hanya mengungkap keadaan responden pada saat questioner diisi.

Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan menyangkut variable yang akan diteliti, kemudian kuesioner tersebut disebarkan kepada karyawan sebagai user software momentosh. Adapun prosedur penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut :

1. merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasikan variable yang akan dijadikan sasaran

kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variable menjadi sub-variable yang lebih spesifik dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

d) Studi Pustaka

Pada kegiatan ini dilakukan studi dengan bahan pustaka yang didapat dari berbagai sumber mengenai penelitian sebuah sistem informasi yang dibuat serta referensi mengenai bahan/materi-materi pendukung yang didapat dari berbagai sumber termasuk internet.


(46)

3.2.5. Teknik Pengujian Data

Instrument yang baik untuk memenuhi dua persyaratan yang valid yaitu valid dan reliable, pembuatan instrumen harus dilandasi dengan kajian pustaka. Karena itu kuesioner sebagai instrument pengumpulan data dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitas dengan cara melakukan uji coba pada karyawan-karyawan di bagian front office, housekeeping dan food & beverage di Marbela Suites Bandung.

3.2.5.1. Uji Validitas

Menurut (Saifudin Azwar, 2009:5)

“Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatansuatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”

Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.

Untuk mengetahui data tersebut valid atau tidak, dapat diuji menggunakan SPSS 13.00 for windows. Validitas tiap item akan terbukti jika rhitung lebih besar dari rtabel dengan α=0,05. Apabila hasil rhitung lebih


(47)

kecil dari rtabel pada taraf signifikan, maka item kuesioner tersebut tidak valid. Sebaliknya, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka kuesioner itu valid.

Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu

ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup “tinggi” sebagai

indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0, 00).

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2008:137), menjelaskan:

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang diuraikan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Digunakan nilai koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. Dengan demikian, semua nilai yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan nilai-nilai yang akan dimasukkan dalam alat tes adalah nilai-nilai yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya (validitasnya).


(48)

3.2.5.2. Uji Reliabilitas

Menurut (Saifudin Azwar, 2009:4)

“Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ie pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.“

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Semakin sedikit kesalahan dalam suatu tes (yaitu semakin reliable) semakin valid skor tes tersebut, suatu penilaian yang tidak reliable secara otomatis tidak valid. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama intsrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada


(49)

kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas yang positif.

Teori Reliabilitas Alpha Cronbach

Reliabilitas mencakup tiga aspek penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability), sehingga alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya (Natzir 1998: 61).

Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah reliabilitas Alpha Cronbach yang rumusnya (Saifudin, 2009:78) adalah:

Sj 2 = 1 1 2 n X X n i i Sx 2 = 1 1 2 n Y Y n i i 2 2 1 1 ri x j S S k k


(50)

Dimana :

α = Nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s k = banyaknya belahan tes/Jumlah item pertanyaan

S²j = Varians masing- masing item

S²x = Varians skor total item dari responden

Hasil perhitungan ri dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata α=0,05 dengan kriteria kelayakan jika ri > rtabel berarti reliable dan sebaliknya jika ri < rtabel berarti reliabel.

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0, 70 (Robert M Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 : 126).

Dasar pengambilan keputusan:

Jika ripositif, serta r ≥ 0, 70 maka variabel tersebut reliabel.

Jika rinegatif, serta r < 0, 70 maka variabel tersebut tidak reliabel.

3.2.5.1. Metode Transformasi Data

Menurut Ridwan, Drs. M. B. A. dan Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. (2007 : 30). Mentransformasikan data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi


(51)

yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Succesive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke interval sebagai berikut :

a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;

b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut sebagai frekuensi;

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi;

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;

e. Gunakan tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh;

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas);

3.2.6. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan pengujian hipotesis berisi tentang hasil pengujian hipotesis.


(52)

3.2.6.1. Analisis Deskriptif/Kualitatif

Mengemukakan data-data yang masuk dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan yang kemudian diberikan penjelasan berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dan diambil sebuah kesimpulan.

Menurut (Jonathan sarwono, 2006: 15) metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif dengan tidak menyertakan pengambilan keputusan melalui hipotesis.

Data kualitatif dalam statistik dapat berupa data berskala ordinal. Data skala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikai. Akan tetapi diantara kategorisasi data tersebut terdapat hubungan atau jenjang yang menunjukkan ketidaksetaraan. Untuk mendapatkan data berskala ordinal, pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner hendaknya menggunakan opsi jawban model skala likert dan untuk kepentingan pengolahan data SPSS, maka opsi-opsi yang berupa teks tersebut harus dikuantifikasi (diberi simbol angka). Pada umumnya opsi jawaban terdiri atas 5 (lima) opsi sebagai berikut :


(53)

Table 3.3 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai Sangat Setuju

Setuju Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 (Sumber Jonathan Sarwono)

Angka 1 sampai 5 tersebut hanya merupakan symbol atau bukan angka sebenarnya dan bersifat relatif.

Untuk mengetahui pengaruh software momentosh terhadap kepuasan kerja user di Marbella Bandung, maka ditetapkan peringkat dalam setiap variable penelitian dapat dilihat dari perbandingan skor actual dengan skor ideal. Skor actual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai dengan nilai yang diberikan, sedangkan skor ideal diperoleh melalui prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikali jumlah responden, sehingga rumusnya adalah :

Skor aktual

x 100% Skor ideal


(54)

Keterangan :

1. Skor aktual adalah jawaban dari seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

2. Skor ideal adalah skor atau nilai tinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan criteria yang telah ditetapkan, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Presentasi Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No. % Jumlah Skor Kriteria

1. 20.00 – 36 Tidak baik 2. 36.01 – 52 Kurang Baik

3. 52.01 – 68 Cukup

4. 68.01 – 84 Baik

5. 84.01 – 100 Sangat Baik Sumber : Umi Narimawati (2007 : 85)


(55)

3.2.6.2. Analisis Verifikatif/Kuantitatif

Menurut Ridwan, Drs. M. B. A. dan Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. (2007 : 30). Pengertian analisis kuantitatif secara umum adalah hasil suatu masalah yang akan diteliti lebih lanjut. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan statistik inferensi. Statistik inferensi digunakan juga sebagai pengambilan keputusan dan pada umumnya menyertakan pengambilan keputusan dengan hipotesis.

Data penelitian dari penyebaran kuesioner memiliki tingkat pengukuran ordinal, untuk melakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan korelasi pearson product moment memerlukan data dengan skala pengukuran sekurang-kurangnya interval.

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian yaitu menggunakan software SPSS 13.0 for windows, adapun langkah-langkah dengan menggunakan analisis korelasi, analisis regresi, dan koefisien determinasi.

a) Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variable. Hasil analisis dari korelasi adalah koefisien korelasi yang menunjukkan kekuatandn kelemahan suatu hubungan.

Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test.


(56)

Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: “korelasi item-total”.

Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan, yang ada dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :

Koefisien Korelasi Product Moment

}

)

(

}{

)

(

{

)

)(

(

2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

r

i i i i i i i yx

(jonathan sarwono 2006:151) Ket :

ryx : Korelasi antara variable X dan Y n : Jumlah sampel/responden uji coba

∑X : jumlah skor tiap ítem dari seluruh responden uji coba

∑Y : jumlah skor total variabel dependent (terikat)

Untuk dapat menginterpretasi kuatnya suatu hubungan, penulis menggunakan Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi (Sugiyono, 2007 : 214) sebagai pedoman :


(57)

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber : Sugiyono (2008:214)

Korelasi dapat menghasilkaan angka positif (+) dan negative (-) yaitu : a. Jika korelasi menghasilkan angka positif (+), hubungan kedua

variable bersifat searah. Searah mempunyai makna bahwa jika variable bebas besar, maka terikatnya juga besar.

b. Jika korelasi menghasilkan angka negative (-), hubungan kedua variable bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna bahwa jika variable bebas besar maka variable terikatnya adalah kecil.

Secara umum dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi yang besar menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel, dan begitupun sebaliknya. Bahwa koefisien korelasi yang semakin mendekati 1,00 menunjukkan hubungan yang semakin kuat antar variabel yang diteliti. Sebaliknya, koefisien korelasi yang mendekati nol (0,00) memberikan arti bahwa hubungan antar variabel yang diteliti itu lemah.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat


(58)

Penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara variabel independent yaitu kualitas software momentosh dan variable dependent yaitu kepuasan kerja karyawan pada bagian front office, dan housekeeping Marbella Suites Bandung, maka dalam penyelesaian penelitian ini penulis menggunakan teknik pengolahan data analisis regresi.

b) Analisis Regresi

Analisis regresi menurut Jonathan Sarwono (2006) adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas.

Rumus: 2 2 2 x x n xy x x y a 2 2

i i i i

i i

n X Y X Y

b

n X X

Keterangan :

Y = variabel kriterium (variabel terpengaruh )

X = variabel preditor (variabel yang mempengaruhi ) a = bilangan konstan

b = koefisien arah regresi Y = a + b X


(59)

c) Koefisien Determinasi

Menurut Jonathan Sarwono (2006:72) Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnyan peranan atau pengaruh variable bebas (variable X) terhadap variable tergantung (variable Y). koefisien determinasi dihitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi dikalikan dengan 100%.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi r² = Kuadrat dari korelasi ganda

3.2.6.3.Pengujian Hipotesis

Untuk mengguji hipotesis yang telah digambarkan diatas menggunakan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

1. Penulisan hipotesis dalam bentuk kalimat

H0 : ρ = 0 Artinya, tidak ada pengaruh antara kualitas software momentosh (variabel X) terhadap kepuasan kerja user (variabel Y).


(60)

H1 : ρ≠ 0 Artinya, terdapat pengaruh antara software momentosh (variabel X) terhadap kepuasan kerja user (variabel Y). 2. Cari nilai a ( nilai konstanta)

2 2 2 x x n xy x x y a

3.Cari nilai b (koefisien arah regresi)

2 2

i i i i

i i

n X Y X Y

b

n X X

4. Tentukan nilai r dengan rumus

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n r i i i i i i i xy

Untuk pengujian ini maka digunakan uji Z, dikarenakan responden yang diteliti >30 responden, uji Z digunakan untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan data yang berskala ordinal (Jonathan Sarwono 2006:154).

Fomula statistik uji z: rxy

Z= S

Dimana: S adalah standard error dari rho (σ) (1/ √N-1) rxy adalah nilai koefisien korelasi Product Moment


(61)

N adalah jumlah sampel, dalam hal ini yaitu sebanyak 37 responden

Penguijian merupakan batasan yang ditentukan dari nilai tabel dengan memperhatikan derajat bebas (db) dan tingkat signifikansi sehingga dari batasan ini dapat disimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.

Kriteria pengujiannya adalah:

Jika Zhitung > Ztabel, maka tolak hipotesis H0 Jika Zhitung≤ Ztabel, maka terima hipotesis H0

Pengujian akan diuji dengan dua pihak (two tailed). Selanjutnya nilai z perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai z dari table standar normal dengan derajat bebas (db) = n-2.

Gambar 3.2 Kurva Penolakkan dan Penerimaan Hipotesis

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan Ho Daerah

penolakan Ho


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 37 reponden. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian.

Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel X (Kualitas Software) dan variabel Y (Kepuasan Kerja). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.

Data-data responden yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Analisis data deskriptif


(63)

bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.

Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.1.1. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

Analisis prosedur merupakan kegiatan menganalisis prosedur-prosedur kerja yangb terjadi pada system yang sedang berjalan. Adapun hasil dari kegiatan analisis ini, yaitu berupa urutan kegiatan yang dilakukan oleh tiap bagian khususnya dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan data. Dalam penelitian analisis ini, akan dilakukan khususnya dibagian Front Office yaitu Sistem Informasi Front Office Marbella Suites Bandung. Adapun urutan prosedur bagaimana proses pelayanan tamu dari mulai reservasi, check in sampai dengan chek out yang sedang berjalan yaitu sebagai berikut :

1. Pemesanan kamar hotel dapat dilakukan dengan datang langsung/telepon ke bagian front office Marbella Suites Bandung

2. Bagian front office mengecek kamar berdasarkan data kamar, jika terdapat kamar yang kososng maka tamu yang akan menginap/memesan kamar diharuskan memberikan informasi kelengkapan data kepada bagian reservation, dan jika kamar tidak tersedia maka bagian reservation akan memberikan konfirmasi kepadda tamu bahwa kamar sudah terisi penuh.


(64)

3. Bagian front office akan memasukkan data pesanan kamar kedalam sistem/database data reservasi, apabila pemesanan diakukan melalui telepon, maka bagian front office hanya menyimpan data tamu dan data reservasi tanpa mencetak bukti pemesanan, bukti pemesanan dicetak setelah tamu membayar uang muka dari kamar yang dipesan.

4. Tamu diharuskan membayar uang muka 50% dari harga kamar yang dipesan sebagai jaminan awal bukti pemesanan kamar.

5. Ketika tamu datang untuk check in, maka tamu menyerahkan bukti pemesanan kamar ke bafian front office untuk dibuatkan data registrasi 2 rangkap, 1 untuk arsip bagian front office dan 1 lagi diberikan kepada tamu. 6. Apabila tamu ingin menambah kasur maka tamu bisa langsung

menghubungi bagian front office agar memasukkan penambahan dan memberikan extra bed.

7. Apabila tamu ingin memesan makanan dan minuman dari kamar, maka bagian F&B akan membuat bill sesuai dengan no.registrasi kamar kemudian diberikan ke bagian front office untuk dimasukkan kedalam billing kamar yang bersangkutan..

8. Apabila tamu ingin mencuci pakaian ke bagian laundry hotel, maka bagian laundry akan membuat bill/nota sesuai dengan no.registrasi kamar, kemudian diberikan ke bagian front office untuk dimasukkan kedalam billing kamar yang bersangkutan.


(65)

9. Apabila tamu ingin melakukan check out, maka tamu menyerahkan data registrasi ke bagian front office untuk diproses.

10.Bagian front office memproses data tamu yang check out dan menghitung biaya keseluruhan dengan menjumahkan billing kamar, billing dari bagian F&B dan bagian laundry, kemudian billing tersebut diberikan kepada tamu beserta kartu identitas tamu.

11.Dari billing tamu tersebut akan diperoleh laporan transaksi yang kemudian akan diberikan kepada manager front office.


(66)

Flowmap Sistem Informasi Front Office yang sedang berjalan

Berikut ini adalah Flowmap SI front office yang sedang berjalan di Marbella Suites Bandung:

Tamu Baagian Front Offie Bagian F&B Bagian Laundry Manager

Data Reservasi Data Reservasi Mengecek status kamar Ada Konfirmasi ReservasiData

Dat Tamu Data Kamar Mambayar uang muka Bkt transfer byr T Y Cancel Bkt transfer Bkt pemesanan Data Tamu Bkt pemesanan Data Tamu Bkt pemesanan Y T Data regstrs Data regstrs A Memasukkan penambahan Data regstrs Data extra Database FO Data regstrs Data extra Data regstrs Data extra Data regstrs Bill F&B B Data regstrs Bill F&B 1 1 1 Memakkan data Check in


(67)

Tamu Baagian Front Offie Bagian F&B Bagian Laundry Manager

Data regstrs Data extra

Data regstrs Bill laundry

1

1

C

Data regstrs Bill Laundry

Data regstrs Data regstrs Membuat data check out

Data check out Menghitung bill

keseluruhan

Bill trnsksi Lap.Trnsksi Bill trnsksi

D

Lap.Trnsksi

2

3

Gambar 4.1. Flowmap Sistem yang sedang berjalan di bagian FO Marbella Suites Bandung


(68)

Diagram Konteks Sistem Informasi Front Office yang sedang berjalan Berikut adalah diagram konteks SI front office yang sedang berjalan di Marbella Suites Bandung:

Sistem Informasi

FO Tamu

Manager Dt_reservasi, dt_kmr, dt_pmbyrn-DP,

dt_tamu, dt_reg, dt_extra, dt_check-out, dt_transaksi

Info_reservasi, info_kmr, info_pmbyrn-DP, info_tamu, info_reg, info_extra, info_check-out,

billing_transaksi

Laporan Transaksi Dt_transaksi

Gambar 4.2. Diagram Konteks Sistem yang sedang berjalan di bagian FO Marbella Suites Bandung


(69)

DFD (Data Flow Diagram) Sistem Informasi Front Office yang sedang berjalan Berikut adalah DFD SI front office yang sedang berjalan di Marbella Suites Bandung:

Tamu 1

Reservasi

Dt_reservasi F. kmr

Dt_kmr 2 pembayaran uang muka Dt_reservasi 3 Check in Manager Dt_kmr reservasi Dt_reservasi Dt_pmbyaran-DP, dt_tamu Bkt_pemesanan Bukti pembayaran Dt_pmbyaran-DP Bkt_pemesanan Dt_reservasi Dt_tamu F.Tamu Dt_tamu Dt_kmr Bkt_pemesanan 4 penambahan (Extra) Dt_extra F. extra Dt_extra 5 Check Out Dt_tamu Dt_check out

F. check out

Dt_check out Dt_kmr 6 pembayaran keseluruhan Dt_transaksi Billing_trnsksi Dt_extra F. transaksi Dt_transaksi 7 Mebuat Laporan transsaksi Dt_transaksi Lap_transaksi

Gambar 4.3. DFD Sistem yang sedang berjalan di bagian FO Marbella Suites Bandung


(70)

4.1.2. Karakteristik Responden

Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk mengetahui

“Pengaruh Kualitas Software Momentosh terhadap Kepuasan Kerja User di Marbella Suites Bandung” melalui penyebaran kuesioner kepada 37 responden yang menjadi sampel penelitian. Pada analisis deskriptif ini, data responden dijelaskan melalui tabel tunggal. Data responden dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian. Analisis deskriptif data responden ini terdiri atas 4 tabel tunggal berisi data mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja dengan data sebagai berikut:

a) Jenis Kelamin

Berikut ini hasil dari data responden berdasarkan jenis kelamin : Tabel 4.1 Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 21 56.76%

2 Perempuan 16 43.24%

Total 37 100%

Tabel 4.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan jenis kelamin. Mayoritas responden sebanyak 21 orang atau 56,76% adalah responden laki-laki dan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 16 orang atau 43,24%.


(1)

xxi

No Simbol Keterangan

1

Persegi Panjang

Menunjukkan himpunan entitas (individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain).

2

Belah Ketupat

Menunjukkan himpunan relasi.

3

Garis

Menunjukkan penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.


(2)

129

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. 2000. Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer,

Pemograman, Sistem Informasi, dan Intelegensi Buatan.. Edisi 3. Cet.

Kedua. Andi. Yogyakarta

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. BPFE-uii. Yogyakarta.

Narimawati, Umi, Prof. 2007. Riset MSDM : Teori dan Contoh. Restu Agung. Jakarta Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif. Edisi

Pertama. Cet.pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. ANDI. Bandung. Silalahi, Ulber, Dr., 2009. Metode Penelitian Sosial. PT.Refika Aditama. Bandung. Soegoto. Soeryanto, Eddy, Ir., Dr. 2009. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung.

PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sugiyono, DR. 2003. Statistik Non Parametis Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sugiyono,DR. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cet.kesebelas, CV. Alfabeta,

Bandung.

Sugiyono, DR. 2009. Statitika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.

http://berandakami.files.wordpress.com/2008/11/variabel-dan-hipotesis_.pdf/Maret 2010

http://konsultanstatistik.blogspot.com/2009/03/metode-pengumpulan-data.html/Maret 2010

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/risetbisnis_pdf/05_bab_3_sampel.pdf/ April 2010


(3)

iii Assalamu’alaikum wr. wb.

Tiada kata yang indah untuk bersyukur kecuali ucapan Hamdallah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan ridho-Nya dan juga utusan-Nya yaitu Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikanm skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kualitas Software Momentosh Terhadap Kepuasan Kerja User di Marbella

Suites Bandung”. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi dan bimbingan

semua pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Mamah tercinta yang telah memberikan dorongan, semangat, biaya dan khususnya atas do’a yang telah mengiringi selama penulisan skripsi ini.

2. Rektor Universitas Komputer Indonesia, bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto. 3. Dekan Fakultas Teknik Ilmu Komputer, bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira,

M.Sc.

4. Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas teknik dan Ilmu Komputer, bapak Dadang Munandar, SE, M.Si.

5. Ibu Novrini Hasti, S.Si, MT. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya guna membimbing, memberi pengarahan, masukkan dan motivasi kepada penulis.


(4)

iv

6. Bapak Iyan Gustiana, S.kom, Mkom. Selaku dosen wali MI-8 angkatan 2006 di Program Studi Sistem Informasi dan selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya guna menguji, memberi pengarahan dan masukkan kepada penulis pada saat seminar dan sidang berlangsung.

7. Ibu R.Fenny Syafariani, S.Si, M.Stat. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya guna menguji, memberi pengarahan dan masukkan kepada penulis pada saat seminar dan sidang skripsi berlangsung.

8. Untuk semua dosen-dosen khususnya di Program Studi Sistem Informasi yang tidak dapat saya sebutkan setu per satu disini, saya ucapkan terima kasih banyak telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.

9. Bapak Sugeng Sulaksono selaku manager HRM di Marbella Suites Bandung, terimakasih telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Marbella Suites Bandung .

10. Bapak Yusman selaku duty manager yang telah membantu saya dalam mendapatkan data-data yang saya butuhkan, saya ucapkan terimakasih banyak. 11. Bapak Suparjan Sunukarta selaku manager front office yang telah memberikan

ijin untuk melakukan penelitian di bagian front office Marbella Suites Bandung. 12. Ibu Ita selaku supervisor housekeeping yang telah membantu memberikan

data-data yang dibutuhkan oleh penulis.

13. Adikku Thiara Nadia Sari, Abah Saryan, Embi Emi, dan saudara-saudara yang telah mendukung dan mendoakan penulis dari awal kuliah sampai dengan sekarang dapat menyelesaikan skripsi ini.


(5)

v

agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini secepatnya.

15. Mamih (teh Ei), papih (a Redi), cibo (Setiawati), Leady Nadia Puspasari, mamah teh ei & babab yang selalu memberikan semangat dan nasihat yang berguna untuk penulis.

16. Untuk teman-teman kelas MI-8 angkatan 2006 terimakasih atas kekompakkan yang telah ada di kelas MI-8 selama ini.

17. Untuk Meung Che (Carli Darmansah), Poank (Yusep Syhabudin), Faraz, Angus (Agus Gunawan), abang (Miral Agustian), Kuswati, Anugrah(Pak ketu) dan teman–teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terimakasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. 18. Untuk Fahmi, Noto, Ivan, Harni, Lida, dan Bella yang bersama-sama dengan

penulis saling memberikan semangat dan do’a agar skripsi kita dapat berjalan dengan lancar.

19. Untuk seluruh Crew Ohlala Setiabudi yang telah memberikan dukungan dan banyak pelajaran untuk penulis, Indriani, Ugina Mega, Wina, Dedi/Dennis, bang Robbin, Ranny, QQ, anak-anak bistro, teh Resti (leader), Navis, dan in3management yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk bergabung menjadi Crew Ohlala, dan masih banyak lagi teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terimakasih banyak.


(6)

vi

Dengan penuh rasa terima kasih, penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikannya akan mendapat balasan dari Allah SWT, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2010