Pengertian Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

masalah tersendiri bahkan untuk orang dengan latar belakang pendidikan tinggi sekalipun. 2. Pengangguran Menurut Nuryati dalam Yunita, 2013 banyaknya pengangguran disebabkan oleh dua hal, yaitu : a. Banyaknya angkatan kerja baru yang setiap tahun mengalir, namun tidak tertampung oleh kesempatan kerja. Keadaan demikian yang berlangsung terus-menerus telah menghasilkan banyak sekali pengangguran terdidik. b. Kebanyakan sarjana tidak dapat berusaha mandiri akibat tidak memiliki modal, lahan, keahlian skill maupun kesempatan. Persoalan tersebut dimungkinkan terjadi karena tidak seimbangnya penawaran tenaga kerja dengan kebutuhan, baik karena sempitnya lapangan kerja ataupun tidak sesuainya keahlian yang ditawarkan oleh pencari kerja dengan keahlian yang diperlukan.Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa.

b. Faktor Internal

1. Kepercayaan diri Keberhasilan individu dimasa lalu khususnya dalam suatau pekerjaan akan dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri serta mengurangi rasa takut atau cemas, sementara kegagalan-kegagalan di waktu lalu membuat individu merasa lebih pesimis, tidak percaya diri dan dapat meningkatkan rasa cemas dalam menghadapi persaingan dunia kerja Browman dalam Yunita, 2013 2. Konsep diri Gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya secara menyeluruh yang diperoleh dari perasaan individu mengenai dirinya sendiri, keyakinan orang lain mengenai diri individu, serta gagasan-gagasan individu tentang pribadi yang diinginkan sehingga dapat mempengaruhi cara individu berprilaku Astuti, 2013. 3. Kurangnya keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan Bila individu kurang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pekerjaan, maka individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan dunia kerja dan dapat menimbulkan kecemasan Browman Yunita, 2013.

B. Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

1. Pengertian Pelatihan Pengenalan Kewirausahaan

Salah satu bentuk dari pendidikan non formal adalah pelatihan. Hilmaniar 2012 menjelaskan bahwa pelatihan merupakan prosedur sistematis dan terorganisasi, yang mempelajari tentang pengetahuan dan keterampilan teknis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Puspita2012 yang mengatakan bahwa pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang mengutamakan praktek dari pada teori. Hilmaniar 2012 menambahkan bahwa pelatihan merupakan upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan yang dilakukan oleh tenaga professional kepelatihan dalam suatau waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas. Suryana 2006 mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keutungan diri sendiri, menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas, dan inovasi Bayu Suryana, 2010. Departemen Perindustrian 2010, menyatakan bahwa pelatihan pengenalan kewirausahaan adalah pelatihan yang dilakukan untuk melatih individu agar memiliki kompetensi kewirausahaan, sehingga mampu bertindak mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain.Wartanto 2010 menambahkan bahwa pelatihan bukan sekedar memberikan keterampilan untuk mencari pekerjaan tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI