47
D. Implikasi
Hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa keterampilan proses sains mahasiswa secara keseluruhan masih dalam kategori cukup
60,40, maka dari hal itu perlu ada upaya kuat untuk meningkatkannya. Keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi variabel, sangat kurang
penguasaannya. Sedangkan untuk mendefinisikan vaiabel secara operasional, merumuskan hipotesis dan merancang eksperimen masih
dalam kategori cukup. Penguasaan untuk menyajikaninterpretasi data sudah sangat baik. Keterampilan proses sains ini, harus dikuasai
mahasiswa secara menyeluruh. Karena keterampilan proses sains yang digunakan dalam penyelidikan ilmiah saling berkaitan satu sama lain.
Terdapat beberapa usaha yang perlu dilaksanakan supaya mahasiswa menguasai keterampilan proses sains dengan baik. Usaha-usaha tersebut
diantaranya; 1. Perlunya optimalisasi praktikum. Dalam melaksanakan kegiatan
perkuliahan praktikum diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan sebaik-baiknya kegiatan praktikum. Artinya mahasiswa semaksimal
mungkin dalam praktikum untuk memecahkan masalah atau menemukan sesuatu yang baru.
2. Pendampingan intensif. Saat mahasiswa melakukan praktikum sebaiknya ada pendampingan intensif dari dosen pengampu untuk
mengawasi jalannya praktikum.
48
3. Perlu dikembangkan model praktikum melalui pendekatan discovery. Melalui pendekatan discovery ini, dapat membantu dan mendorong
mahasiswa untuk lebih mengerti secara dalam dan menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuanya sendiri. Selain itu dengan model
pendekatan ini juga dapat melatih keterampilan mahasiswa dalam memecahkan
persoalan sendiri
dan melatih
untuk dapat
mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis data, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai tingkat penguasaan keterampilan proses sains para
mahasiswa calon guru fisika di Universitas Sanata Dharma, yaitu: 1. Mahasiswa memiliki rata-rata tingkat penguasaan keterampilan proses
sains yang cukup dengan persentase 60,40 . Mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan sebesar 63,47 ; mahasiswa
angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan 60,0; mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan 61,87; dan mahasiswa
angkatan 2013 memiliki tingkat penuasaan 56,27. Urutan tingkat penguasaan mahasiswa pada 4 angkatan tentang keterampilan proses
sains dari yang tertinggi sampai terendah adalah mahasiswa angkatan 2010, 2012, 2011, dan 2013.
2. Dalam hal penguasaan, keterampilan proses sains tidak ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013.
Walaupun seiring bertambahnya lama studi tingkat penguasaan mahasiswa semakin meningkat.
3. Keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi variabel merupakan keterampilan proses sains yang masih dalam tingkat sangat kurang.
Model praktikum dalam bentuk “resep” diduga menjadi penyebab
49