7
dalam pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
untuk mengidentifikasi
atau menemukan
masalah, merumuskan
masalah, mengajukan
atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, manarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan Hosnan, 2014:34. Pendekatan Scientific dilaksanakan dengan
dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah Kemendikbud, 2013.
Dalam Kurikulum 2013, guru merupakan salah satu ujung tombak untuk mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 karena guru bertujuan
untuk mendorong peserta didik agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan
mempresentasikan, terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran Sidiknas, 2012.
B. Keterampilan Proses Sains
1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitas. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai
seseorang bila akan melakukan penelitian Devi, 2010.
8
Sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah Trianto, 2012:141. Collete dan Chiappetta dalam Prasetyo
2013:3 menyatakan bahwa sains pada hakekatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan a body of knowledge, cara atau jalan berpikir
a way of thinking, dan cara untuk penyelidikan a way of investigating
. Keterampilan proses sains dapat didefinisikan sebagai perangkat
keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Menurut Semiawan, dkk 1985 Keterampilan proses
adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam
suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-
keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial Fuadi, 2008.
Dalam perspektif siswa Dahar 1985:11 memaparkan bahwa keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan
metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Funk dalam Devi, 2010 mengajukan batasan
mengenai keterampilan proses science processes skill sebagai hal-hal yang dilakukan oleh ahli sains dalam belajar dan melakukan
9
penyelidikan. Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran sangat penting karena dapat menumbuhkan pengalaman
dalam penyelidikan melalui proses belajar. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kesimpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Depdiknas, 2006. Secara garis besar komponen IPA terdiri atas tiga yaitu: 1
proses ilmiah atau keterampilan proses; 2 sikap ilmiah; dan 3 produk ilmiah. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam
perkembangannya, IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta-fakta tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dengan
demikian metode ilmiah dan sikap ilmiah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam belajar IPA.
Keterampilan proses sains sebagai keterampilan dasar harus dikembangkan atau dilatihkan dengan menggunakan metode ilmiah.
Oleh karena itu, proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses. Dalam pembelajaran IPA dengan
pendekatan keterampilan proses dapat ditemukan fakta-fakta, konsep- konsep, teori-teori dan sikap ilmiah yang dapat berpengaruh pada
proses maupun produk pendidikan Trianto, 2012:143. Dalam mengembangkan keterampilan proses sains dapat
digunakan metode eksperimen Sarwanto, 2008. Melalui metode
10
eksperimen ini, siswa secara langsung mengikuti suatu proses mengamati, menafsirkan data, menggunakan alat dan bahan,
meramalkan, menerapkan
konsep, merencanakan
percobaan, mengkomunikasikan hasil eksperimen dan mengajukan pertanyaan.
Sehingga keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat diajarkan atau dilatihkan melalui kegiatan eksperimen.
2. Keterampilan Proses Sains Terpadu Integrated Science Process