Information Retrieval Image Retrieval Method Citra

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Information Retrieval

Information Retrieval IR atau temu-kembali informasi, berkaitan dengan representasi, penyimpanan, pengorganisasian dari, dan akses ke item-item informasi. Representasi dan pengorganisasian item-item informasi hendaklah menyediakan kemudahan akses user pengguna ke informasi yang diperlukan. Sayangnya, karakterisasi dari informasi yang diperlukan oleh user bukanlah masalah sederhana. Gambar 2.1 memperlihatkan interaksi user dengan retrieval system Baeza-Yates, R. dan Ribeiro-Neto, B., 1999. Gambar 2.1 Interaksi User dengan Retrieval System Sumber: Baeza-Yates, R. dan Ribeiro-Neto, B., 1999 Berdasarkan operasi query yang dilaksanakan, maka information retrieval ini secara umum dapat dikelompokkan menjadi, a. Text Information Retrieval, secara umum digunakan untuk menemukan kembali teks yang terkandung dalam sebuah dokumen. Retrieval Browsing Database Universita Sumatera Utara b. Multimedia Information Retrieval yakni sistem yang secara khusus menangani data multimedia. Sistem multimedia harus mampu menyimpan, menemukan kembali, memindahkan dan menampilkan data yang memiliki karakteristik data yang heterogen meliputi teks, citra citra diam dan citra bergerak, grafik dan suara, sesuai dengan keinginan user.

2.2 Image Retrieval Method

Citra dapat digunakan sebagai sumber informasi. Untuk memanfaatkan citra query sebagai sumber informasi, maka diperlukan database citra. Database citra berfungsi untuk menampung informasi tentang citra. Dengan ketersediaan citra dalam jumlah besar, maka diperlukan metode pencarian yang berdaya-guna untuk menemukan kembali citra query dari database. Beberapa metode pencarian untuk menemukan kembali citra telah dikembangkan. Secara umum, metode temu-kembali citra image retrieval method dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yakni, a. Metode berbasis-konsep concept-based method Metode berbasis-konsep menggambarkan isi citra melalui teks dan field terstruktur. Deskriptor yang digunakan adalah himpunan kata kunci dari fitur citra yang menjelaskan warna, bentuk dan lain-lain b. Metode berbasis-kandungan content-based method. Metode berbasis-kandungan menggunakan fitur yang secara otomatis diekstraksi dari dalam citra seperti tekstur, warna, bentuk dan kendala spasial untuk menjelaskan citra Li et al, 2005 Penelitian ini termasuk ke dalam metode temu-kembali citra berbasis kandungan content-based image retrieval CBIR.

2.3 Citra

Digital Citra digital digital image dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua-dimensi, fx,y, dimana x dan y merupakan koordinat spasial, serta amplitudo dari f pada setiap pasangan koordinat x,y disebut intensitas intensity atau tingkat keabuan gray level citra pada titik tersebut. Bila x,y dan amplitudo f adalah terhingga finite atau Universita Sumatera Utara kuantitas diskrit discrete quantities maka disebut sebagai citra digital Gonzalez et al, 2004. Citra digital mengandung sejumlah elemen-elemen dasar. Elemen-elemen dasar citra dapat dimanipulasi dan diekploitasi lebih lanjut selama pengolahan. Elemen- elemen dasar citra terdiri dari: 1. Kecerahan brightness Yang dimaksud dengan kecerahan adalah intensitas cahaya pada elemen gambar picture element pixel di dalam citra. Intensitas cahaya ini bukanlah intensitas yang riil, melainkan intensitas rata-rata dari suatu area yang melingkupinya. 2. Kontras contrast Kontras menyatakan sebaran terang lightness dan gelap darkness di dalam suatu citra. Citra dengan kontras rendah mengakibatkan sebagian besar komposisi citranya adalah terang atau sebagian besar gelap. Citra dengan kontras yang baik, memiliki komposisi gelap dan terang tersebar secara merata. 3. Kontur contour Kontur adalah keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas cahaya pada pixel-pixel yang bertetangga. Dengan adanya perubahan intensitas cahaya ini, mata manusia mampu mendeteksi tepi-tepi edges objek di dalam citra. 4. Warna color Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Setiap warna mempunyai panjang gelombang λ yang berbeda. 5. Bentuk shape Bentuk adalah properti intrinsik dari objek tiga dimensi untuk sistem visual manusia. Manusia cenderung mengasosiasikan objek menurut bentuknya daripada elemen lainnya misalnya warna. 6. Tekstur texture Tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam sekumpulan pixel-pixel bertetangga. Dengan demikian tekstur tidak dapat didefenisikan oleh sebuah pixel saja. Sistem visual manusia pada hakekatnya tidak menerima informasi citra secara terpisah dari setiap pixel, melainkan menangkap informasi suatu citra sebagai suatu kesatuan. Universita Sumatera Utara

2.4 Pengolahan Citra