Hasil Belajar Tabel 6 Menguji Perbedaan Skor Pretes dan Protes

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar menurut Abdurahman, dalam Asep Jihat 2008:14-21. Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah domain hasil belajar, yaitu kognitif, efektif dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, efektif dan psikomotoris dari proses belajar yang di lakukan dalam waktu tertentu. Hasil belajar juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: a. Pengetahuan tentang fakta b. Pengetahuan tentang prosedural c. Pengetahuan tentang konsep d. Pengetahuan tentang perinsip Keterampilan juga terdiri dari empat kategori: a. Keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. Keterampilan bereaksi atau bersikap d. Keterampilan berinteraksi Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang di lakukannya menurut Juliah dalam Asep Jihat 2008:15. Sedangkan menurut Hamalik Hasil-hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas Menurut Sudjana 2004 dalam Asep Jihad 2008:15 berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Menurut Usman 2001, dalam Asep Jihat 2008 16-17. menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang di kelompokan ke dalam tiga katagori, yakni domain kognitif, efektif, dan psikomotor. a. Domain kognitif 1 Pengetahuan knowledge: Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi pengingatan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur atau seting. 2 Pemahaman comprehension: Penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, mereorganisasikannya secara singkat tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksporasikan. 3 Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru 4 Analisa: Kemampuan anak dalam memisah-misah breakdown terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi hubungan di antara bagian-bagian itu dan cara materi itu diorganisir. 5 Sintesa: Jenjang yang sudah satu tingkat lebih sulit dari anahlisa ini adalah meliputi anak untuk menaruhkanmenempatkan bagian-bagian atau elemen satubersama sehingga membentuk suatu keseluruhan yang koheren. 6 Evaluasi: Kemampuan anak didik dalam pengambilan keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai suatu tujuan, idea, pekerjaan, pemecahan, masalah, metode, materi dan lain-lain. b. Domain kemampuan sikap effective 1 Menerima atau memperhatikan: Jenjang pertama ini meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi atau phenomena tertentu atau suatu stimulasi dan kesadaran yang merupakan prilaku kognitif. Kata–kata yang dapat dipakai: dengar, liat, raba, cium, rasa, pandang, pilih, kontrol, waspada, hindari, suka, perhatian. 2 Merespon: Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya. Kata–kata yang dapat dipakai: persetujuan, minat, reaksi, membantu, menolong, partisipasi, melibatkan diri, menyenangi, menyukai, gemar, cinta, puas, menikmati. 3 Penghargaan: Dalam jenjang ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterikatnya pada suatu pandangan atau ide tertentu. Kata–kata yang dapat dipakai: mengakui dengan tulus, mengidentifikasi diri, mempercayai, menyatukan diri, menginginkan, menghendaki, beritikad, mencitakan ambisi, disiplin, dedikasi diri, rela berkorban, tanggung jawab, yakin, pasrah. 4 Mengorganisasikan: Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. Kata–kata yang dapat dipakai: menimbang-nimbang, menjalin, mengkristalisasikan mengindentifikasikan, menyusun sistem, menyelaraskan, mengimbangkan membentuk filsafat hidup. 5 Mempribadi mewatak: Internalisasi, nilai-nilai telah mendapat tempat pada diri individu, organisir kedalam suatu sisitem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku. Kata–kata yang dapat dipakai: bersifat obyektif, bijaksana, adil, teguh dalam pendirian, percaya diri, kepribadian. c. Ranah psikomotrik 1 Menirukan: Anak didik suatu action yang dapat diamati observable, maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat sistem otot-ototnya dan di tuntun oleh dorongan kata hari untuk menirukan Kata–kata yang dapat dipakai: menirukan, pengulangan, coba, lakukan, ketetapan hati, mau, minat bergairah. 2 Manipulasi: dia mulai dapat membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang di perlukan dan mulai memiliki keterampilan dalam memanipulasi. Kata–kata yang dapat dipakai: ikuti petunjuk, tetapkan mencoba-coba, mengutakatik, perbaikan tindakan. 3 Keseksamaan precisio: Kemampuan anak didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam memproduksi suatu kegiatan tertentu. Kata–kata yang dapat dipakai: lakukan kembali, kerjakan kembali, hasilkan, kontrol, teliti. 4 Artikulasi articulation: Anak didik telah mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutansikuen secara tepat diantara action yang berbeda-beda. Kata–kata yang dapat dipakai: lakukan secara harmonis, lakukan secara unit. 5 Naturalisi: Anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Keterampilan penampilan ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dan action tersebut ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum.

C. Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Inkuiri Bagi Siswa Kelas IV SDN I Ngemplak Tahun 2013/2014.

0 0 14

Peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 7 277

Peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 7 277

Peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas III SD Kanisius Kintelan dengan metode demonstrasi.

0 1 252

Efektivitas pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I tentang penyebab perubahan lingkungan fisik melalui metode inkuiri semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

0 0 147

Efektivitas pembelajaran IPA tentang perpindahan dan penghantar panas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar pada siswa kelas IV SD Kanisius Prontakan.

0 0 163

Efektivitas pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I melalui metode inkuiri terbimibing dalam hal pencapaian hasil belajar - USD Repository

0 1 137

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV A SD KANISIUS PUGERAN PADA MATERI BENDA TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG DALAM HAL PENCAPAIAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20092010

0 0 133

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DALAM MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS IV SD NEGERI SAYIDAN YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 1 151

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS KINTELAN I SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 20102011

0 2 95