Analisis DER Harga Saham

Grafik 5.2 Berdasarkan Tabel 5.3 dan Grafik 5.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai DER tertinggi dimiliki oleh PT. Verena Multi Finance Tbk pada tahun 2012 sebesar 7.95 sedangkan nilai DER terendah dimiliki oleh PT. Danasupra Erapacific Tbk pada tahun 2010-2014 sebesar 0.01. Penyebab nilai DER perusahaan ini terendah dikarenakan kerugian yang dialami perusahaan pada tahun 2009 sehingga pada tahun 2010 pemegang saham mayoritas memutuskan untuk tidak membagikan dividen . Selain itu, hasil keuntungan pada tahun 2011 digunakan untuk penyelesaian kredit konsumen yang sudah macet.

3. Harga Saham

Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud. Daftar harga saham dari 8 lembaga pembiayaan adalah sebagai berikut: Tabel 5.5 Harga Saham Lembaga Pembiayaan Kode Saham Emiten Harga Saham 2010 2011 2012 2013 2014 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk 12000 12700 10000 8100 7200 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 3725 5700 2025 2500 2510 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk 190 215 180 420 570 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 660 430 405 400 439 DEFI Danasupra Erapacific Tbk 630 570 1000 1170 1250 MFIN Mandala Multifinance Tbk 530 880 600 690 980 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk 360 790 510 435 421 VRNA Verena Multi Finance Tbk 127 129 102 92 80 Sumber: ICMD 31 Desember 2010-2014 Grafik 5.3 73 Berdasarkan Tabel 5.5 dan Grafik 5.3 diatas dapat dilihat bahwa Harga Saham tertinggi dimiliki oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2011 sebesar 12700 sedangkan Harga Saham terendah dimiliki oleh PT. Verena Multi Finance Tbk pada tahun 2014 sebesar 80.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam pembahasan ini, normalitas data dilihat baik dari grafik maupun dari tes normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan cara pengujian sebagai berikut: H : Residual berdistribusi normal H a : Residual berdistribusi tidak normal Jika Sig. α 0.05, maka H diterima. Berdasarkan pengujian normalitas yang telah dilakukan dan dapat dilihat pada Lampiran 1, maka sig. dari data tahun 2010- 2014 adalah masing-masing sebesar 0.200, 0.083, 0.131, 0.200, dan 0.200. Artinya adalah bahwa sig. dari tahun 2010-2014 0.05, Ho diterima dan residual dari data tahun 2010-2014 berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang signifikan antara variabel-variabel prediktor atau independen dalam suatu model regresi linear berganda. Pengujian dilakukan dengan cara melihat jika VIF 10 atau Tolerance 0.1 maka akan semakin baik dalam artian hubungan korelasi antar variabel independen semakin lemah. Hasil penelitian yang dapat dilihat pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa VIF maupun Tolerance dari data tahun 2010- 2014 10 dan 0.1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antar variabel independen, atau asumsi multikolinearitas tidak terpenuhi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk menguji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson DW. Dari hasil pengujian yang dapat dilihat pada Lampiran 3, maka nilai DW yang diperoleh adalah pada tahun 2010 sebesar 2.128, 2011 sebesar 1.986, tahun 2012 sebesar 1.919, tahun 2013 sebesar 1.941, dan pada tahun 2014 sebesar 1.790. Nilai ini akan dibandingan dengan nilai tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5, jumlah sampel 8, dan jumlah variabel independen sebanyak 2 k=2, maka nilai tabel Durbin Watson yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel 5.6 Tabel Durbin Watson N k=2 dU dL 8 0.559 1.777 . . . . 200 1.748 1.789 Dengan melihat tabel Durbin Watson, maka tidak terdapat autokorelasi baik dari data tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi dalam regresi apabila varian error ei untuk beberapa nilai x tidak konstan atau tidaknya varian error dapat dilakukan dengan menggambar grafik antara y dengan residu y-y prediksi. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan melihat grafik pada Lampiran 4 dari tahun 2010-2014 tidak menggambarkan adanya pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa varians residualnya sama atau homoskedastik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 70 62

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (ROE) Dan Implikasinya Pada Nilai Perusahaan (studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

2 18 64

Pengaruh TIngkat Pengembalian Aset dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

1 8 55

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Tahun 2010-2014).

0 1 8

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham: Studi pada Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 5 23

Analisis Pengaruh EVA dan ROE terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SUB SEKTOR PERKEBUNAN DAN SUB SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

ANALISIS PENGARUH DER, TATO, CR DAN NPM TERHADAP ROE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB-SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 0 16

ANALISIS PENGARUH DER DAN TAT TERHADAP ROE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB-SEKTOR FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 - POLSRI REPOSITORY

0 0 14

ANALISIS PENGARUH DER DAN TAT TERHADAP ROE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB-SEKTOR FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 - POLSRI REPOSITORY

0 0 6