Gap terbobot suatu criteria, semakin besar nilai Gap terbobot suatu kriteria, berarti semakin perlu dilakukan perbaikan terhadap kriteria tersebut.
2.14 Pengertian Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua cara dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan
menggunakan sampel yang mewakilinya. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip
oleh Rakhmat 1998:82 sebagai berikut:
1 .
2
+ =
d
N N
n
Dimana: n=Jumlah sampel N=Jumlah populasi
d
2
=Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
2.15 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu perlu dijadikan referensi oleh peneliti, seperti pada Tugas Akhir yang berikut ini:
1. Eunike, Agustina. Analisis Terhadap Fleksibilitas Suatu Supply Chain StudiKasus PT. Philips Ralin Electronics Surabaya, Tugas Akhir Teknik
Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2002.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Permasalahan : mengenai cara untuk mengukur fleksibilitas supply chain di PT. Philips Ralin Electronics
b. Hasil penelitian : 1. Dari evaluasi bobot yang diberikan oleh pihak manajemen terhadap
dimensi dan parameter-parameternya, dimensi delivery system dan production system
memiliki prioritas yang lebih besar bagi supply chain Philips, yaitu masing-masing dengan bobot yang sama, sebesar 30.9,
supplier system diberi bobot 24.10, dan terakhir product design dengan
bobot 14.2 2. Kemampuan dari supply chain Philips 87.5 masih dibawah kebutuhan
yang ada, hanya 8.33 saja yang berada pada kondisi ideal, dan 4.17 yang mampu melebihi kebutuhan yang ada. Berdasarkan evaluasi yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa untuk dapat mencapai tingkat fleksibilitas yang diinginkan terdapat 37.5 9 dari 24 parameter
fleksibilitas yang memerlukan prioritas untuk ditingkatkan. Dari kesembilan parameter tersebut 44.4 berasal dari dimensi supplier
system , ditambah 11.11 berasal dari product design namun juga
berhubungan dengan kemampuan supplier. Ini berarti 50 dari parameter tersebut berhubungan dengan kemampuan supplier.
3. Dengan mengetahui nilai-nilai requirement dan capability parameter- parameter fleksibilitas dapat dilakukan perhitungan mengenai tingkat
fleksibilitas dari supply chain Philips yaitu 75.51, yang dapat diartikan bahwa kondisi fleksibilitas supply chain Philips adalah cukup baik,
terutama yang berkaitan dengan kemampuan intern, namun demikian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tingkat fleksibilitas menjadi kurang optimal akibat rendahnya fleksibilitas yang dimiliki oleh pihak supplier. Hal ini nampak pada
angka fleksibilitas masing-masing dimensi tersebut, yaitu delivery system
79.77, production system 79.67, product design 73.70, dan paling rendah adalah supplier system dengan tingkat fleksibilitas
65.38. penyebaran nilai tingkat fleksibilitas yang merata menunjukkan kemampuan yang hampir sama pada masing-masing dimensi bila
dibandingkan dengan kebutuhan yang ada, namun berbeda dengan kondisi dari supplier system, tingkat fleksibilitas yang dimiliki rendah,
dan hal ini berpengaruh pada fleksibilitas supply chain secara keseluruhan.
2. Aprillianti, Susan. Penilaian Fleksibilitas Supply Chain Studi Kasus PT. Philips Ralin Electronics Surabaya, Tugas Akhir Teknik Industri Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2003. a. Permasalahan : mengenai penilaian fleksibilitas supply chain di PT. Philips
Ralin Electronics dengan menggunakan model yang relatif mudah b. Hasil penelitian :
1. Perlu adanya penilaian terhadap fleksibilitas supply chain agar PT. Philips Ralin Electronics mengetahui level fleksibilitas supply chain
perusahaan saat ini 2. Dimensi supply weight = 0.22 adalah dimensi yang paling tidak
fleksibel, sedangkan dimensi delivery weight = 0.31 paling fleksibel. Oleh karena itu dimensi supply merupakan dimensi yang menjadi
prioritas untuk diperbaiki dalam meningkatkan fleksibilitas supply chain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Sucipto, Wawan. Pengukuran Dan Analisis Fleksibilitas Supply Chain Pada Divisi General Engineering PT. PAL INDONESIA, Skripsi Teknik Industri
UPN “Veteran” Surabaya, 2005. a. Permasalahan : bagaimana pengukuran fleksibilitas suatu supply chain pada
Divisi General Engineering PT. PAL Indonesia dan apakah hasil pengukuran terhadap fleksibilitas supply chain tersebut dapat digunakan
untuk mengakomodasi Perubahan-perubahan yang dihadapinya. b. Hasil penelitian :
1.Tingkat Fleksibilitas Supply Chain pada Divisi General Engineering PT. PAL Indonesia masih cukup fleksibel dari masing – masing dimensi dan
parameternya sebesar 70,35 sedangkan tingkat Fleksibilitas Supply Chain
Dimensi Utama secara berurutan adalah Product Design 77,5, Delivery System
72,20, Production System 65,90 dan Supplier System 65,80.
2.Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Supplier System tertinggi adalah Lead time suplier 91,7 dan yang terendah adalah Kemudahan menjalankan
sistem penjadwalan 60,80. Untuk tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Product Design
tertinggi adalah Menghasilkan desain berkulitas dengan cepat 85 dan terendah adalah Kemampuan mengkonfirmasikan suplier
untuk menyediakan bahan baku pendukung produk baru 72,10. Untuk tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Production System yang tertinggi
adalah Perbaikan mesin yang rusak dengan cepat 72,70, sedangkan yang terendah adalah menggunakan beragam urutan proses 60.
Sedangkan untuk tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Delivery System yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tertinggi adalah pemenuhan pemintaan berasal dari lebih dari satu distributor 86,50 dan yang terendah adalah pengiriman dengan
kuantitas yang fleksibel 68,20 3.Dari hasil perhitungan tingkat prioritas dapat dilihat prioritas yang harus
diutamakan untuk meningkatkan tingkat fleksibilitas perusahaan adalah merubah jadwal produksi dengan cepat Production System dan prioritas
terakhir adalah perbaikan pada Lead time suplier Supplier System. 4. Sutaji, Slamet. Analisis dan Pengukuran Terhadap Fleksibilitas Supply
Chainpada PT. Pertiwi Mas Adi Kencana Waru Sidoarjo, Skripsi Teknik Industri UPN “Veteran” Surabaya, 2008.
a. Permasalahan : Bagaimana Fleksibilitas Supply Chain yang harus dilakukan PT. Pertiwi Mas Adi Kencana untuk mengatasi fluktuasi yang akan
dihadapi b. Hasil penelitian :
1.Tingkat Fleksibilitas Supply Chain secara keseluruhan cukup flesksibel. Tingkat Fleksibilitas Dimensi Utama secara berurutan sebagai berikut :
Delivery System 97.91, Production System 90.50, dan Supplier
System 94.32
2.Secara berurutan prioritas yang harus dilakukan perbaikan beserta usulan perbaikannya sebagai berikut :
1. Produce various different routing Production System.
2. Produce various different products Production System.
3. Delivery urgent request Supplier System. 4.
Use multi modal delivery request Delivery System.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Delivery flexible quantity Delivery System.
6. Produce or revise production plansschedule quickly Production
System .
7. Tranmit delivery requestinformation easily and quickly Delivery
System .
8. Backup supplier Supplier System.
9. Use multi modal transportation system Supplier System.
10. Supplier lead time Supplier System.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN