Kekuatan KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN ANCAMAN

Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual  Peluang, adalah kondisi eksternal lingkungan strategis dari Kota Tual yang dapat memberikan dampak positif bagi penyelenggaraan tataran transportasi lokal di Kota Tual jika bisa dimanfaatkan dengan baik.  Ancaman, yaitu kondisi eksternal lingkungan strategis dari Kota Tual yang dapat memberikan dampak negatif bagi penyelenggaraan tataran transportasi lokal di Kota Tual jika tidak mampu diantisipasi dengan baik. Berdasarkan kondisi umum yang dimiliki oleh Kota Tual, baik ditinjau dari aspek geografis, kependudukan dan ketenagakerjaan, spasial, ekonomimakro, maupun komoditas unggulan, maka dapat diidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan yang dimiliki oleh daerah ini. Secara singkat, kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman tersebut dapat diuraikan di bawah ini.

3.4.1 Kekuatan

Ada beberapa kekuatan yang dimiliki oleh Kota Tual yang dapat dijadikan sebagai faktor penentu keberhasilan dalam penyelenggaraan Tatralok, yakni : 1. Aspek geografis :  Kota Tual terdiri dari banyak pulau atau kepulauan yang tersebar agak berjauhan, terutama di Kecamatan Pulau-Pulau Kur dan Kecamatan Tayando Tam, sehingga transportasi laut harus dijadikan andalan utama di dalam melayani arus barang dan penumpang.  Posisi geografis Kota Tual berada di seputar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis, baik dalam konstelasi Provinsi Maluku, belahan utara Kawasan Timur Indonesia, maupun internasional khususnya KESR BIMP-EAGA dan AIDA. 2. Aspek kependudukan dan ketenagakerjaan :  Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Tual diprediksi mencapai sekitar 2,04 per tahun selama 2008-2027. Pertumbuhan sebesar ini cukup berarti dalam mempengaruhi bangkitan dan tarikan penumpang khususnya dan barang umumnya.  Kota Tual masih memiliki daya tarik bagi tenaga kerja yang berasal dari luar, tetapi sebaliknya ada pula tenaga kerja yang berasal dari Kota Tual Laporan Akhir III - 39 Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual berpindah ke daerah lain untuk mencari pekerjaan, sehingga kondisi seperti ini akan berpengaruh pada bangkitan dan tarikan penumpang. 3. Aspek spasial :  Dalam struktur ruang, Kota Tual mempunyai satu pusat kota dan beberapa kota kecamatan yang saling berinteraksi dan berperan sebagai pusat-pusat bangkitan dan tarikan barang dan penumpang.  Pola ruang Kota Tual terdiri dari kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya menghasilkan berbagai produksi untuk konsumsi maupun nonkonsumsi, dimana ada yang produksinya surplus dan ada pula yang defisit, sehingga berpengaruh pada bangkitan dan tarikan barang. 4. Aspek ekonomimakro :  Perekonomian Kota Tual didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan dan jasa perusahaan, sektor jasa pemerintahan, dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi ini tentu saja akan mendatangkan pengaruh pada besaran bangkitan dan tarikan barang dan penumpang.  Secara riil pendapatan per kapita penduduk Kota Tual meningkat dari Rp2.007 ribu menjadi Rp2.162 ribu dalam jangka waktu 2002-2006. Artinya, daya beli masyarakat di kota ini mengalami peningkatan, yang pada gilirannya berpengaruh pada kenaikan permintaan barang konsumsi dan nonkonsumsi, baik terhadap produk lokal maupun produk dari luar Kota Tual.  Sepanjang masa waktu 2003-2007, ekspor melalui pelabuhan di Kota Tual memperlihatkan tren meningkat, dengan laju pertumbuhan rata-rata 385,70 per tahun, tepatnya dari US37.969.691 seberat 96.712.142 kg tahun 2003 menjadi US978.526.906 103.679.138 kg tahun 2007. Begitu pula halnya impor barang antarpulau, yang dari tahun ke tahun terus bertambah. Peningkatan arus barang antarnegara dan antarpulau ini tentu saja memberikan pengaruh pada besaran bangkitan dan tarikan barang. 5. Komoditas unggulan :  Kota Tual mempunyai beberapa komoditas unggulan dan komoditas andalan yang dapat dikembangkan hingga berorientasi ekspor dalam rangka meraih peluang internasional. Peningkatan produksi berbagai komoditas unggulan tersebut akan berdampak pada bangkitan barang. Laporan Akhir III - 40 Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual  Kota Tual memiliki banyak objek wisata pantai, wisata budaya, dan wisata- wisata lainnya sebagai daerah tujuan wisatawan domestik dan mancanegara. Karena itu, pengembangan pariwisata akan berimbas pada peningkatan arus penumpang. 6. Aspek transportasi :  Laju pertumbuhan sektor transportasi mencapai angka rata-rata 7,07 setiap tahunnya untuk kurun waktu 2003-2006, yang berarti lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.  Kota Tual sudah memiliki jaringan jalan darat dan sarana penyeberangan, meskipun rute perjalanan yang ada belum memadai untuk melayani seluruh perjalanan barang dan penumpang.  Kota Tual sudah mempunyai satu buah pelabuhan penyeberangan berkapasitas 600 GT dan panjang 58 meter dan satu buah bandar udara perintis dengan landasan pacu sepanjang 800 meter yang memiliki aksesibilitas langsung dan tidak langsung ke berbagai kota dan kabupaten lainnya di Provinsi Maluku dan jalur perdagangan internasional.  Kota Tual merupakan bagian dari tataran transportasi nasional dan tataran transportasi wilayah Provinsi Maluku.  Sudah ada pelayaran dan penerbangan reguler yang menghubungkan Kota Tual secara langsung dengan beberapa kota di kabupatenkota lainnya di Provinsi Maluku.  Pelabuhan penyeberangan dan bandara perintis di Kota Tual tidak hanya menjadi daerah asal dan tujuan transportasi, tetapi berfungsi pula sebagai tempat transit arus penumpang dan barang ke dan dari kabupatenkota lain di wilayah utara dan wilayah selatan Provinsi Maluku.  Penyelenggaraan ekspor barang antarnegara maupun antarpulau melalui Pelabuhan Tual sudah berlangsung setiap tahun.  Tual sudah memiliki stasiun radio pantai sebanyak empat unit pada tahun 2007.  Jumlah sarana bantu navigasi pelayaran meningkat dari 40 unit pada tahun 2004 menjadi 72 unit pada tahun 2007, atau naik 24,38 per tahun.  Di dalam sektor transportasi, khususnya transportasi udara, telah ditanda tangani memorandum of understanding MoU berbentuk BIMP-EAGA Air Linkages yang intinya menerapkan kebijakan open sky policy yang progresif untuk Laporan Akhir III - 41 Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual menunjang pengembangan sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi di kawasan ini.

3.4.2 Kelemahan