Situasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

59

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa, kualitas buku dan dampak dari penggunaan produk.

4.1.1 Proses dan Kualitas Pengembangan Produk

4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Kelas III Sekolah

Dasar dengan Pendekatan PMRI. Proses pengembangan buku guru dan buku siswa kelas III dengan mengunakan pendekatan PMRI dimulai dengan menganalisis kebutuhan di sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan siswa di empat sekolah dasar wilayah Sleman Timur. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas khususnya pada pelajaran matematika. Selain itu juga analisis kebutuhan berguna untuk mengetahui kebutuhan atau permasalahan para guru dan siswa sehingga peneliti dapat mencari solusi yang tepat.

a. Situasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu melakukan observasi mengenai situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian. Terkait dengan situasi pembelajaran maka peneliti dapat menemukan 60 permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah dasar. Dari hal tersebut, peneliti menemukan solusi untuk mengembangkan produk yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi masalah di sekolah dasar. 1. Potensi Masalah Peneliti telah melakukan observasi pembelajaran di tempat PPL yaitu SD Kanisius Eksperimental Mangunan sekaligus sebagai tempat uji coba produk saat guru melakukan proses pembelajaran. Peneliti menemukan berbagai permasalahan guru saat melakukan kegiatan belajar-mengajar, permasalahan tersebut mulai dari guru kesulitan mengkondisikan siswa saat melakukan kegiatan karena siswanya terlalu ramai, ada juga anak yang susah memahami materi pembelajaran, ditemukan juga anak-anak yang mudah bosan ketika pembelajaran berlangsung tanpa menggunakan media atau alat peraga. Selain itu, peneliti juga telah melakukan wawancara terhadap guru kelas III dan siswa kelas III di empat sekolah dasar wilayah Sleman Timur yang meliputi SD Kanisius Eksperimental Mangunan, SD Kanisius Demangan Baru, SD Kanisius Sengkan, dan SD Negeri Deresan. Hasil dari wawancara guru menunjukkan bahwa ada beberapa materi pelajaran matematika atau ilmu hitung yang dianggap sulit oleh kelas III yaitu adalah alat ukur, garis bilangan, dan bangun datar. Materi-materi tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dan butuh pengulangan untuk disampaikan kepada siswa agar mereka memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap empat siswa kelas IV di empat sekolah dasar di Sleman Timur untuk mencari tahu apakah materi yang dianggap sulit oleh guru juga dianggap sulit oleh siswa. Alasan peneliti 61 mewawancari kelas IV karena siswa kelas IV sudah pernah mendapatkan materi di kelas III. Jadi, siswa mengetahui materi yang dianggap sulit. Dari hasil wawancara delapan siswa dari empat sekolah, empat siswa mengatakan bahwa sulit untuk membaca alat ukur panjang dan berat karena media yang ada digunakan secara berkelompok sehingga siswa tidak leluasa dalam menggunakan alat ukur tersebut. Empat siswa yang lain mengalami kesulitan ketika mengubah bentuk satuan panjang maupun berat, siswa belum hafal mengenai tangga satuan sehingga hal itulah yang menjadi kendala siswa dalam mengerjakan soal dengan baik. Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru Mengenai Analisis Kebutuhan Nama Sekolah Kelas Aspek Pembelajaran Kesulitan Materi SD Kanisius Eksperimental Mangunan III Guru mengajar di kelas sesuai dengan materi yang ada pada SK dan KD pemerintah, tetapi guru tidak hanya menggunakan 1 sumber buku ketika mempersiapkan pembelajaran Beliau mengatakan bahwa “Semua buku itu tidak ada yang salah mbak, hanya saja masih konteks materi yang ada di buku dan kegiatan nyata di kelas kurang sesuai dengan keadaaan yang ada di lapangan mbak”. Guru mengajar di kelas melalui permainan-permainan. Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur pajang dan berat serta perkalian dan pembagian. Guru mengatakan bahwa, “Materi alat ukur panjang dan berat cukup sulit bagi siswa terutama pada bagian mengonversikan satuan panjang maupun berat mbak sama perkalian dan pembagian”. SD Kanisius Demangan Baru III Media yang pernah digunakan guru adalah gambar. Guru mengatakan bahwa, “Buku yang digunakan adalah buku teks pembelajaran dari pemerintah, buku pengayaan dari Kanisius, dan buku paket dari Kanisius mbak dan biasanya saya menjelaskan materi secara lisan dan tertulis, kemudian memberi latihan soal”. Menurut guru materi kelas III yang dianggap cukup sulit adalah materi alat ukur panjang dan berat. Beliau mengatakan bahwa ,”Terutama yang paling sulit adalah satuan berat mbak.” Hal itu dapat dibuktikan dalam kutipan berikut, “Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur mbak, terutama dalam mengubah satuan berat mbak”. SD Kanisius Sengkan III Guru mengatakan bahwa, “Biasanya menjelaskan materi secara lisan dan tertulis. Saya juga tidak selalu menggunakan Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur panjang dan berat serta perkalian. Hal itu dibuktikan dengan kutipan 62 media karena dianggap anak- anak sudah paham materi. Buku yang digunakan adalah buku dari Kanisius baik itu buku pengayaan maupun buku paket mbak”. berikut, “Siswa kesulitan memahami materi alat ukur karena media yang ada terbatas dan terkadang di dalam buku penjelasannya kurang lengkap mbak sama yang sulit lagi itu materi perkalian mbak” SD Negeri Deresan III Guru mengajar di kelas sesuai dengan materi yang ada pada buku, tetapi guru menggunakan sumber buku lain yang dibeli sendiri, beliau mengatakan, “Semua buku yang digunakan itu baik mbak, hanya saja masih ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran dan soal-soalnya sehingga saya harus menggabungkan beberapa buku.” Selain itu, beliau juga menjabarkan bahwa perlu mengulang materi yang sama karena tidak semua siswa langsung paham jika diterangkan. Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur panjang dan berat serta pembagian. Guru mengatakan bahwa, “Siswa masih ada yang bingung dalam membaca alat ukur mbak karena alatnya di sekolah terbatas, jadi kadang ada yang rebutan sama tidak mau memperhatikan dan mereka kesulitan mengubah satuan panjang maupun berat mbak. ” Dari hasil wawancara pada tabel 4.1, empat guru mengatakan bahwa mereka mengajar dengan buku yang sudah ada dari pemerintah maupun dari yayasan namun ada dua guru yang mencari tambahan buku untuk referensi. Mengenai kesulitan materi, empat guru mengatakan yang menjadi kesulitan siswa adalah materi alat ukur panjang dan berat, perkali dan pembagian. Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Siswa Mengenai Analisis Kebutuhan Nama Sekolah Kelas Hasil Wawancara SD Kanisius Eksperimental Mangunan IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Aku kesulitan waktu mengubah satuan mbak, contohnya dari meter ke centimeter, aku belum hafal mengenai tangga satuan sama yang satuan berat, aku masih sering salah”. SD Kanisius Demangan Baru IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Nggak ada yang sult kok mbak tapi kadang bingungin. Kemudian saya kembali bertanya bingungnya dalam materi apa dek? Siswa menjawab, ”Perkalian dan pembagian apalagi kalau dah masuk mengubah satuan panjang dan berat mbak ” SD Kanisius Sengkan IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Sebenarnya ndak da yang sulit mbak, Cuma aku 63 ndak teliti ngerjain.” Menurutmu materi yang sulit apa dek? jawab siswa ,”Kalau aku sih kadang bingung merubah satuan dari alat ukur berat sama panjang mbak, kadang masih sering salah soalnya naik turunnya aku belum hafal mbak”. SD Negeri Deresan IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Aku bingung membaca alat ukur karena disekolah alatnya dikit mbak kayak timbangan jarum itu aku bingung baca ukurannya mbak, soalnya kadang ada yang pas kilogram tapi kadang ada yang gram terus alatnya rebutan sama teman-teman, jadinya aku malas”. Dari hasil wawancara delapan siswa, ada yang berpendapat bahwa matematika itu tidak sulit namun terkadang membingungkan, minimnya alat untuk mempelajari materi alat ukur panjang dan berat menghambat mereka dalam belajar. Mereka harus berebut sehingga banyak anak yang tidak bisa memperhatikan cara menggunakan alat dan cara membaca alat ukur panjang dan berat dengan benar. Ada yang berpendapat lagi bahwa mereka kesulitan dalam mengubah satuan panjang maupun berat. Selain itu juga ada yang kesulitan dalam perkalian dan pembagian. Dari materi yang dianggap sulit oleh guru dan siswa tersebut peneliti kemudian tertarik untuk mencari solusi pada materi alat ukur panjang dan berat karena selama ini buku ajar yang membahas mengenai alat ukur panjang dan berat secara lengkap masih minim.

b. Pengembangan Produk

Dokumen yang terkait

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 163

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 158

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 2 167

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

1 2 161

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 165

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas I Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

2 5 165

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 156

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 2 179

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 158