10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Sujatmiko 2014. Judul penelitian ini adalah Aspek Moral Dalam Novel Orang- Orang Proyek Karya
Ahmad Tohari : Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Metode penelitian kualitatif deskriptif merujuk pada kutipan adegan, dialog, tindakan yang dilakukan tokoh dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari.
Metode ini memberikan gambaran secara besar aspek moral yang terkandung dalam novel Orang-Orang Proyek dalam tinjauan sosilogi sastra.
Hasil analisisnya sebagai berikut: 1 latar sosio-historis Ahmad Tohari peduli dengan masalah-masalah orang kecil dan tertindas, 2 struktur novel Orang-orang
Proyek karya Ahmad Tohari ditemukan tema yang terdapat dalam novel, tokoh yang terdapat pada novel adalah Kabul sebagai tokoh utama, tokoh tambahan adalah
Insinyur Dalkijo, Pak Tarya, Pak Basar, Wati, dan Mak Sumeh, 3 novel Orang- Orang Proyek dapat dijadikan bahan ajar SMA karena memiliki empat aspek moral,
yaitu moral kemanusiaan, moral pergaulan, moral keadilan, dan moral keagamaan, 4 hasil implementasinya dapat digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia di SMA
kelas XI semester I ganjil dengan standar kompetensi 7 memahami berbagai hikayat, novel Indonesianovel terjemahan dan kompetensi dasar 7.2 menganalisis
unsur –unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesiaterjemahan yang ditekankan
pada semester I ganjil. Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Wini 2015. Judul penelitian ini adalah
Metode Inkuiri Pembelajaran Tema dan Amanat Novel Perempuan Itu Bermata Saga karya Agust Dapa Loka Untuk Siswa SMA Kelas XI Semester I. Penelitian ini
mendeskripsikan tema dan amanat dalam novel PIBS karya Agust Dapa Loka yang kemudian diimplementasikan sebagai bahan ajar yang diwujudkan dalam silabus dan
rancangan rencana pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Berdasarkan hasil analisis metode inkuiri dalam pembicaraan sastra di SMA kelas XI semester I
dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum berbasis kompetensi menyebutkan tujuan pembelajaran sastra di SMA agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Persamaan skripsi Sujatmiko dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan novel Orang-Orang Proyek sebagai sumber data dan bahan ajar pada
pembelajaran sastra di SMA. Perbedaan dalam skripsi ini adalah Sujatmiko fokus pada aspek moral dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra, sedangkan dalam
penelitian ini fokus pada unsur tokoh dan penokohan dengan pedoman analisis unsur tokoh dan penokohan. Pada skripsi Wini juga ditemukan persamaan orientasi tujuan
penelitian yaitu menciptakan pembelajaran sastra yang dapat dinikmati dan
dimanfaatkan sebagai pengembangan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Berbeda dengan
penelitian ini, metode pembelajaran yang digunakan ialah role playing dengan materi unsur tokoh dan penokohan pada novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Metode Role Playing
Metode role playing merupakan metode pembelajaran yang berbentuk interaksi antara dua atau lebih siswa tentang suatu topik atau kegiatan dengan
menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang sebenarnya Hosnan, 2014: 200. Model pembelajaran ini
mengajak siswa untuk mempelajari sesuatu sistem dengan menggunakan model dan membantu siswa menemukan makna diri jati diri di dunia sosial dan
memecahkan dilema dengan bantuan kelompok Hamzah, 2007: 26. Metode role playing merupakan salah satu jenis dari metode pembelajaran simulasi.
Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya dalam kelas, misalnya simulasi sebagai seorang manager, siswa
diminta untuk berperan sebagai manager di perusahan fiktif. Simulasi dapat berbentuk permainan peran atau role playing Hosnan, 2014: 200 sebagai metode
mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip,
atau keterampilan tertentu.
Metode Role playing pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Artinya, dengan bermain peran siswa belajar
menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai
sarana bagi siswa untuk: 1 mengeksplorasi perasaan siswa, 2 mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa, 3
mengembalikan skill pemecahan masalah dan tingkah laku, 4 mengeksplorasi materi pelajaran dengan cara yang berbeda Huda, 2013: 116. Hal ini akan
bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelak karena ia akan mendapatkan diri dalam suatu situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti
dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja dan lain-lain.
2.2.1.1 Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Role Playing
Pembelajaran Role Playing memiliki ciri sebagai berikut: 1
Siswa dalam kelompok bermain menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda,
baik tingkat kemapuan tinggi maupun rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan gender. 3
Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu.