KESIMPULAN DAN SARAN 96 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKELAS VII SMP TRI JAYA MEDAN.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Struktur Kurikulum SMPMTs 28 Tabel 2.2. Perbedaan Esensial antara KTSP dan Kurikulum 2013 29 Tabel 2.3. Perubahan pada Mata Pelajaran Matematika 31 Tabel 2.4. Contoh Penyajian Data dalam Bentuk Tabel 38 Tabel 2.5. Contoh Data Banyak Absen Siswa 39 Tabel 3.1. Kategori Aktivitas Siswa dalam Lembar Observasi 53 Aktivitas Siswa Tabel 3.2. Pernyataan-pernyataan dalam Angket Respon Siswa 53 Tabel 3.3. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi beserta Skornya 54 Tabel 3.4. Kriteria Persentase Indikator Bahan Ajar 55 Tabel 3.5. Konversi Penilaian dalam Predikat 55 Tabel 3.6. Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi 57 Tabel 4.1. Media dan Alat yang digunakan dalam Pembelajaran 63 Tabel 4.2. Isi Bahan Ajar Hasil Perancangan Awal 65 Tabel 4.3. Masukan dan Tindak Lanjut Bahan Ajar dari Validator 69 Tabel 4.4. Perolehan Hasil Validasi Ahli Materi dan Pembelajaran 70 Tabel 4.5. Perolehan Hasil Validasi Ahli Media 70 Tabel 4.6. Refleksi Uji Coba I 71 Tabel 4.7. Hasil Penilaian Pengetahuan Siswa pada Uji Coba I 72 Tabel 4.8. Ketercapaian Indikator pada Uji Coba I 74 Tabel 4.9. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 75 Pada Uji Coba I Tabel 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Uji Coba I 76 Tabel 4.11. Persentase Aktivitas Positif dan Negatif Siswa pada 77 Uji Coba I Tabel 4.12. Pencapaian Efektivitas pada Uji Coba I 77 Tabel 4.13. Respon Siswa pada Uji Coba I 78 Tabel 4.14. Hasil Penilaian Pengetahuan Siswa pada Uji Coba II 81 Tabel 4.15. Ketercapaian Indikator pada Uji Coba II 83 Tabel 4.16. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 84 Pada Uji Coba II Tabel 4.17. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Uji Coba II 85 Tabel 4.18. Persentase Aktivitas Positif dan Negatif Siswa pada 86 Uji Coba II Tabel 4.19. Pencapaian Efektivitas pada Uji Coba II 86 Tabel 4.20. Respon Siswa pada Uji Coba II 87 Tabel 4.21. Perbandingan Hasil Penelitian 89 Tabel 4.22. Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 92 Secara Umum Tabel 4.23. Rata-rata setiap Aspek Kemampuan Komunikasi Matematis 92 Siswa DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Contoh Bahan Ajar 8 Gambar 1.2. Pokok Bahasan dalam Bahan Ajar 9 Gambar 2.1. The Emerged Model of RME by Gravemeijer 19 Gambar 2.2. Contoh Diagram Batang 39 Gambar 2.3. Contoh Diagram Garis 40 Gambar 2.4. Contoh Diagram Lingkaran 40 Gambar 3.1. Modifikasi Model Pengembangan 4-D 48 Gambar 4.1. Masalah A dan Latihan 1 Hasil Perancangan Awal 65 Gambar 4.2. Masalah B dan Latihan 2 Hasil Perancangan Awal 66 Gambar 4.3. Masalah C dan Latihan 3 Hasil Perancangan Awal 66 Gambar 4.4. Masalah D Hasil Perancangan Awal 67 Gambar 4.5. Masalah E dan Latihan 4 Hasil Perancangan Awal 67 Gambar 4.6. Masalah F dan Latihan 5 Hasil Perancangan Awal 68 Gambar 4.7. Masalah G Hasil Perancangan Awal 68 Gambar 4.8. Rata-rata Peningkatan Setiap Aspek Kemampuan 92 Komunikasi Matematis Gambar 4.9. Persentase Respon Positif Siswa pada Uji Coba I dan II 95 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. A. Bahan Ajar 101 B. Bahan Ajar Pegangan Guru 117 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 142 Lampiran 3. A. Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 177 B. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 178 C. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi 181 Matematis D. Pedoman Penskoran Kemampuan 184 Komunikasi Matematis Lampiran 4. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 190 Lampiran 5. Hasil Validasi Bahan Ajar 196 Lampiran 6. Hasil Validasi RPP 213 Lampiran 7. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 224 Lampiran 8. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa 226 Lampiran 9. Hasil Ketercapaian Indikator 228 Lampiran 10. Hasil Observasi Kemampuan Guru 231 Mengelola Pembelajaran Lampiran 11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 244 Lampiran 12. Hasil Respon Siswa 255 Lampiran 13. Daftar Siswa Subjek Uji Coba 257 Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian 259 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan yang saat ini dipergunakan oleh umat manusia untuk mendukung kehidupannya merupakan sebuah hasil kristalisasi dari penelitian dan pengembangan yang telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Matematika yang disebut juga sebagai “Queen of Sciences” Gauss, 1777 merupakan bidang ilmu yang telah memberi kontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteranmedis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang- bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Wikipedia, 2013 Unsur atau bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK oleh Soedjadi disebut Matematika Sekolah Soedjadi,2000:37. Selanjutnya diterangkan bahwa matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu karena adanya perbedaan dalam hal penyajian, pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakannya. Ada beberapa alasan yang mengungkapkan mengapa belajar matematika itu penting, Cockroft Abdurrahman, 2009:253 mengemukakan 6 alasan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, yaitu: 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Meskipun peran dan posisi Matematika sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan, hal itu tidak membuat Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam berbagai jenjang pendidikan mudah disenangi, hal ini dikarenakan berbagai alasan, salah satu di antaranya adalah karakteristik abstrak yang dimilikinya. Selain itu C.M. Upadhye Dewan, 2004:75 dari Departemen Matematika Universitas Delhi menuliskan : Despite the wide application of mathematics across various fields, majority of the population is unaware of the impact of mathematics on people’s every day life. Therefore, there is a general lack of appreciation of what mathematics has achieved. One of the reasons for this could be the structure of curriculum and methodology of teaching at both school and collegeuniversity level. Topics included in mathematics curriculum are taught only by telling definitions, statements of theorems and proofs, without the consideration of application part. So most of students just mug up the things and write examination papers. Students, therefore, lose interest and think of mathematics as tough and irrelevant. They develop fear psychosis for mathematics. Consequently mathematics is becoming unpopular day by day. Dalam tulisannya, Upadhye Dewan, 2004:75 mengidentifikasi beberapa permasalahan yang menjadikan matematika tidak diminati dan bahkan ditakuti oleh siswa, yaitu: “struktur kurikulum yang berlaku, dan metode mengajar baik di tingkat sekolah maupun universitas yang masih kurang baik, materi diajarkan hanya dengan memberitahu definisi, teorema dan pembuktian-pembuktian, tanpa mempertimbangkan pengaplikasiannya. ” Apa yang dikemukakan oleh C.M. Upadhye tersebut juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment PISA terbaru survei PISA tahun 2012 yang dirilis awal pekan Desember 2013, kemampuan literasi matematika siswa Indonesia dinyatakan masih sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke - 64 dari 65 negara peserta. PISA adalah studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 - 16 tahun kelas III SMP dan Kelas I SMA dalam membaca reading literacy, matematika mathematics literacy, dan sains scientific literacy. Melihat letak peringkat Indonesia yang jauh tertinggal dalam penelitian tersebut, Presiden Asosiasi Guru Matematika Indonesia AGMI, Firman Syah

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DI SMP NEGERI 24 MEDAN.

0 2 33

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 11 MEDAN.

0 12 21

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS EDUTAINMENT DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 BERINGIN.

0 3 21

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMPN 19 MEDAN.

1 8 38

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 15 MEDAN.

0 2 44

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

0 2 21

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

0 3 42

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

1 7 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS VII SMP

0 1 11