commit to user 29
Nilai tekstur tanah pasir, debu, dan lempung Tabel 4.2.a yang berbeda-beda menunjukkan bahwa masing-masing pohon
berada pada lokasi yang berbeda. Kelas tekstur pada lokasi pohon Pinus, Surian, Alpukat, Cengkeh, Durian, Mahoni, Duku, Rambutan,
dan Jati, berturut-turut yaitu Geluh debuan, Geluh debuan, Geluh, Geluh lempungan, Geluh pasiran, Geluh pasiran, Geluh pasiran,
Lempung, dan Lempung Tabel 4.2.a. Jenis pohon memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap bahan
organik dan CN tanah contoh analisis Uji F disajikan pada Lampiran 1. Hal ini disebabkan karena seresah jenis pohon yang diteliti
kebanyakan memiliki kualitas seresah yang rendah 20 Tabel 4.3.b yang artinya seresah tersebut sukar didekomposisi, sehingga
sumbangannya terhadap kandungan bahan organik tanah relatif sama.
B. Karakteristik Jenis Pohon
Penelitian ini menggunakan sembilan jenis pohon yaitu Pinus Pinus mercusii, Surian Toona surenii, Mahoni Swietenia mahagony, Jati
Tectona grandis, Alpukat Parsea americana, Cengkeh Syzygium aromatica, Durian Durio zibethinus, Duku Lansium domesticum, dan
Rambutan Nephelium lappaceum. Hasil penelitian Dewi dkk 2008 menunjukkan bahwa ke sembilan jenis pohon tersebut memiliki karakter tajuk
dan akar yang baik untuk memelihara fungsi hidrologi tanah di sub DAS Samin. Hasil pengukuran karakter masing-masing jenis pohon tersebut
disajikan pada Tabel 4.3.a dan 4.3.b. 29
commit to user 30
Tabel 4.3.a Rata-Rata Diameter Batang, Tinggi Tajuk, Lebar Tajuk, dan Jumlah Cabang pada Berbagai Jenis Pohon
Parameter Pohon No
Jenis pohon
Diameter batang
Tinggi tajuk
Lebar tajuk
Jumlah cabang
cm m
m unit
1. Pinus
105,6 c 9,45 c
6,05 b 43 c
2. Surian
50,67 a 4,30 a
6,38 b 17 a
3. Alpukat
57,33 a 3,75 a
3,53 a 30 b
4. Cengkeh
60,77 a 4,93 a
5,82 b 17 a
5. Durian
78,30 b 5,01 a
5,27 ab 25 ab
6. Mahoni
64,67 ab 4,27 a
4,26 ab 22 ab
7. Duku
79,00 b 6,43 b
7,88 b 23 ab
8. Rambutan
44,00 a 3,21 a
3,90 a 10 a
9. Jati
70,33 ab 3,33 a
3,07 a 15 a
Keterangan : Angka pada kolom yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama adalah berbeda tidak nyata p 0,05.
Tabel 4.3.b Rata-Rata Diameter Akar Horisontal, Diameter Akar Vertikal, Produksi Seresah, dan Ketebalan Seresah pada Berbagai Pohon
No Jenis
pohon Parameter Pohon
Diameter Akar
Horisontal cm
Diameter
Akar Vertikal
cm Produksi
Seresah ghath
Ketebalan Seresah
cm Kualitas
Seresah rasio
CN
1. Pinus
0,88 a 1,37 a
0,04 a 2,40 b
37,87 b 2.
Surian 1,65 ab
3,82 b 0,06 a
0,18 a 15,57 a
3. Alpukat
1,16 a 1,54 a
0,08 a 0,48 a
93,21 d 4.
Cengkeh 1,06 a
1,85 a 0,10 a
0,15 a 14,54 a
5. Durian
2,26 b 5,63 c
0,10 a 0,19 a
79,82 c 6.
Mahoni 1,07 a
2,12 a 0,08 a
0,46 a 47,71 b
7. Duku
4,17 c 3,71 b
0,07 a 0,62 a
17,12 a 8.
9. Rambutan
Jati 2,92 b
1,91 b 1,70 a
4,10 b 0,22 a
0,12 a 0,14 a
0,53 a 9,85 a
26,35 ab
Keterangan : Angka pada kolom yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama adalah berbeda tidak nyata p 0,05.
Berdasarkan uji F, jenis pohon berpengaruh sangat nyata p 0,01 terhadap diameter batang, tinggi dan lebar tajuk, jumlah cabang, diameter
akar horizontal dan vertikal, ketebalan dan kualitas seresah. Namun, berpengaruh tidak nyata p 0,05 terhadap produksi seresah contoh analisis
Uji F disajikan pada Lampiran 1. Hal ini diduga karena produksi seresah yang dihasilkan kesembilan jenis pohon relatif kecil sehingga pengaruhnya
tidak begitu tampak kecil. 30
commit to user 31
Jenis pohon berbeda memiliki karakter pohon yang berbeda-beda pula, karakter tersebut meliputi karakter tajuk, akar, dan seresah Tabel 4.3.a
dan Tabel 4.3.b. Sifat dari ketiga karakter pohon tersebut mampu menjaga fungsi hidrologi tanah berdasarkan peranannya masing-masing, baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap aktifitas makrofauna. Tajuk pohon melalui beberapa komponennya yaitu tinggi tajuk, lebar
tajuk, dan jumlah cabang dapat mencerminkan kepadatan tajuk suatu individu pohon. Tajuk pohon berdasarkan tingkat kepadatan tajuknya memiliki
beberapa peran penting terhadap tanah maupun keberadaan biota tanah di bawahnya, khususnya makrofauna tanah. Tajuk pohon mampu menjaga
stabilitas agregat tanah dari energi kinetik air hujan sehingga struktur tanah dapat terjaga dengan baik, menjaga fungsi hidrologi tanah, dan menciptakan
iklim mikro yang sesuai bagi habitat makrofauna. Sembilan jenis pohon yang diteliti memiliki nilai tinggi tajuk, lebar tajuk, dan jumlah cabang yang
bervariasi. Pinus memiliki nilai tinggi tajuk, lebar tajuk, dan jumlah cabang yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pohon lain, yaitu berturut-
turut 9,45 m, 6,05 m, dan 43 unit. Hal ini menunjukkan bahwa pinus memiliki tajuk yang lebih padat dibandingkan dengan jenis pohon yang lain Tabel
4.2.a. Tajuk yang padat ditunjukkan oleh jumlah cabang yang banyak. Jenis pohon memiliki karakteristik akar atau pola perakaran yang
berbeda-beda, baik akar horizontal maupun akar vertikal. Akar horisontal membentuk sudut 45
o
terhadap batang utama, sedangan akar vertikal membentuk sudut 45
o
Hairiah et al., 2006. Akar adalah bagian tanaman penting untuk mencegah terjadinya longsor tanah, melalui dua mekanisme
meliputi: 1 mencengkeram tanah di lapisan permukaan kedalaman 0-5 cm oleh akar pohon yang menyebar horizontal, dan 2 menopang tegaknya
batang sebagai jangkar sehingga pohon tidak mudah tumbang oleh dorongan massa tanah yang berguling ke bawah. Akar pohon duku relatif lebih baik
dibandingkan dengan akar jenis pohon yang lain, karena besar diameter akar horizontal maupun vertikal seimbang, berturut-turut yaitu 4,17 cm dan 3,71
cm, sehingga daya cengkram dan jangkar akarnya terhadap tanah lebih baik. 31
commit to user 32
Seresah pohon yang jatuh ke permukaan tanah dan menutupi permukaan tanah serta menciptakan ketebalan seresah tertentu mampu
menjaga agregat tanah dari energi kinetik air hujan, menjaga partikel-partikel tanah agar tidak hilang terbawa oleh limpasan permukaan, sebagai sumber
makanan bagi makrofauna tanah, dan bersama dengan tajuk pohon menciptakan iklim mikro yang sesuai bagi habitat makrofauna tanah.
Keberadaan makrofauna tanah dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas bahan organik seresah pohon. Seresah pohon yang memiliki kualitas seresah
Nisbah CN tinggi dengan nilai CN 20 rendah lebih disukai oleh makrofauna tanah karena mudah didekomposisi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ketebalan seresah tertinggi disumbangkan oleh pohon pinus, yaitu 2,4 cm Tabel 4.3.b. Meskipun
produksi seresah yang dihasilkan pohon pinus paling sedikit 0,04 ghath dibandingkan rata-rata jenis pohon yang lain yaitu 0,09 ghath, dan memiliki
rasio CN 20 yaitu 37,87 Tabel 4.3.b, namun pohon pinus lebih baik dalam menyediakan habitat yang sesuai bagi makrofauna tanah dibandingkan
dengan jenis pohon yang lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan paling tingginya jumlah ordo makrofauna endogeik yang ditemukan di bawah
tegakan pohon pinus, yaitu 13 ordo Tabel 4.6.a, 4.6.b, 4.6.c. Kondisi vegetasi di lokasi pohon pinus cukup rapat karena selain pohon pinus yang
sebagai tanaman dominan di lokasi tersebut, juga terdapat jenis tanaman semak yang cukup beragam yang tumbuh di bawah tegakan pohon pinus.
Nisbah CN pada masing-masing seresah pohon yang diteliti berdeda-beda, berkisar antara 9,85-93,21. Seresah pohon yang mudah
terdekomposisi Nisbah CN 20 dalam penelitian ini adalah Rambutan, Cengkeh, Surian, dan Duku, berturut-turut yaitu 9,85; 14,54; 15,57; dan
17,21. Sedangkan seresah pohon yang sulit terdekomposisi Nisbah CN 20 adalah Jati, Pinus, Mahoni, Durian, dan Alpukat, berturut-turut yaitu
26,35; 37,87; 47,71; 79,82; dan 93,21. 32
commit to user 33
C. Iklim Mikro