Pra Siklus Siklus I

B. Deskripsi Penelitian Siklus

1. Pra Siklus

Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi pra siklus yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak sebelum dilaksanakan tindakan. dengan menerapkan metode bercakap-cakap. Tahapan pra siklus dilaksanakan pada hari Kamis, 15 maret 2012. Penelitian tindakan ini laksanakan pada kelompok B dengan jumlah murid 20 anak. Hasil pengamatan sebelum tindakan diperoleh rata-rata prosentase kemampuan komunikasi anak diperoleh 45,04. Hasil tabulasi pra siklus dapat dilihat dilampiran 6. Berdasarkan hasil observasi kemampuan komunikasi anak tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan komunikasi anak masih rendah. Untuk itu peneliti mengadakan diskusi untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi, serta melakukan identifikasi faktor-faktor penyebab masalah. Akhirnya peneliti dan guru sepakat untuk melakukan tindakan, untuk melaksanakan tindakan pada hari Sabtu, 17 maret 2012.

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 19 maret 2012 di ruang guru RA Nurul Hikmah Sragen. Peneliti dan kepala sekolah merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan selama proses penelitian. Diperoleh kesepakatan bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus I akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Senin, 19 maret 2012, pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 maret 2012. Hasil diskusi disepakati bahwa kegiatan yang dilaksanakan akan dilakukan secara kolaborasi antara guru kelas dengan peneliti. Guru kelas bagian pembukaan dan penutup pembelajaran, sedangkan peneliti pada bagian inti pembelajaran. Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus I seperti yang telah direncanakan. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tema. Pada tiap pertemuan peneliti menggunakan kegiatan yang berbeda dengan maksud agar pencapaian indikator dapat berhasil secara maksimal, memberi pengalaman baru kepada anak dan agar anak tidak merasa bosan ketika mengikuti kegiatan bercakap-cakap ini. b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama pada siklus I dimulai pada hari Senin, 19 maret 2012. Pembelajaran berlangsung selama 60 menit. Pada pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan bertema pekerjaan. Pada pertemuan pertama guru membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu guru mengabsen anak. Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu menunjukkan beberapa gambar macam-macam pekerjaan kemudian menceritakan gambar yang telah ditunjukkan pada teman- temannya. Setelah itu guru mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti. Pada kegiatan inti peneliti memulai kegiatan dengan melakukan percakapan dan tanya jawab tentang macam-macam pekerjaan, Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum kegiatan dimulai peneliti mengajak anak untuk membuat kontrak belajar. Kemudian peneliti memberikan contoh cara menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas. Dilanjutkan anak melakukan kegiatan secara bergantian sesuai dengan perintah dari peneliti yaitu menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas. Pada kegiatan akhir peneliti dan guru mereview kegiatan yang dilakukan sehari dan menutup pembelajaran dengan nyanyian, do’a dan salam penutup. Peneliti melakukan pencatatan dalam pedoman observasi dengan memberi tanda checklist √ pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan kemampuan anak. Selain itu dilakukan pula pencatatan kejadian yang terjadi diluar rencana pembelajaran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama penilaian lebih difokuskan pada butir amatan nomor 1,2 dan 3. Hal ini dilakukan agar guru dan peneliti lebih fokus pada sasaran yang akan dicapai. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 21 maret 2012. Pada pertemuan kedua guru membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu guru mengabsen anak. Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut serta mengurutkan isi gambar seri. Setelah itu guru mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti. Pada kegiatan inti peneliti melakukan percakapan dan Tanya jawab dengan anak-anak tentang macam-macam pekerjaan, kemudian peneliti menjelaskan macam-macam pekerjaan kepada anak-anak yang kemarin sudah dibicarakan dan memperkenalkan media yang berupa buku cerita gambar seri yang akan digunakan dalam kegiatan bermain. Sebelum kegiatan dimulai peneliti menyampaikan judulnya yaitu “ Dudu Tidak Menggosok Gigi “ dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada didalam cerita tersebut. Setelah itu peneliti menceritakan isi gambar seri dan memberikan contoh cara mengurutkan isi gambar seri kemudian menceritakan isi gambar seri tersebut. Peneliti membuat kontrak bermain. Dilanjutkan anak mengurutkan isi gambar seri dan menceritakannya secara bergantian sesuai dengan perintah peneliti. Pada kegiatan akhir peneliti mereview kegiatan yang dilakukan sehari dan menutup pembelajaran dengan menyanyi, do’a dan salam penutup. Pada pertemuan kedua penilaian lebih difokuskan pada butir amatan nomor 4,5 dan 6. Hal ini dilakukan agar guru dan peneliti lebih fokus pada sasaran yang akan dicapai. c. Observasi Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak dalam kegiatan bercakap-cakap. Obsevasi berpedoman pada lembar observasi yang berbentuk checklist dan didukung oleh catatan lapangan selama proses pembelajaran. Observasi yang diperoleh dari proses belajar mengajar selama pembelajaran dilaksanakan adalah pembelajaran dengan metode bercakap-cakap sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun lihat lampiran 3. Anak yang antusias saat mengikuti pembelajaran, suasana kelas yang masih ramai, dan anak antusias dengan media yang digunakan saat kegiatan pembelajaran. Observasi terhadap kemampuan anak pada siklus I yaitu anak mampu menunjukkan gambar yang diminta, cerita tentang gambar yang telah disediakan, dan mampu berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang komplek terdiri dari 5-6 kata. Berdasarkan hasil tabulasi lampiran 7 diperoleh rata-rata prosentase pembelajaran bercakap- cakap anak dalam 1 kelas sebesar 55,08. Prosentase tersebut sudah mencapai hasil kemampuan dari skor maksimal yang ditargetkan peneliti pada pelaksanaan siklus I yaitu ≥ 55. Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi anak tidak merata. Tujuh anak yang belum mencapai kemampuan dan 13 anak sudah mencapai kemampuan sesuai dengan skor maksimal yang ditentukan peneliti. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Karena merasa target penelitian belum tercapai, peneliti melanjutkan melaksanakan siklus II. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan kegiatan pencatatan lapangan, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap. Analisis ini dilakukan oleh guru dan peneliti dengan cara berdiskusi, mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilalui, serta melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi. Analisis dilakukan dengan berpedoman pada hasil observasi peningkatan kemampuan berkomunikasi anak. Adapun hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut : 1 Pelaksanaan kegiatan bercakap-cakap sudah sesuai dengan perencanaan RBP yang telah disusun. 2 Masih ada sebagian anak yang belum antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. 3 Masih ada anak yang ramai sendiri. 4 Pembelajaran yang belum optimal karena peneliti belum mampu menguasai kelas. 5 Sudah ada peningkatan kemampuan komunikasi pada anak dibandingkan sebelum tindakan. 6 Waktu pembelajaran yang dialokasikan selama 60 menit tidak cukup, karena percakapan dan penugasan yang diberikan pada anak membutuhkan waktu banyak. Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi anak pada siklus I ini mulai mengalami peningkatan meskipun hanya meningkat 10. Namun hasil yang dicapai pada siklus I belum mencapai target maksimal sehingga peneliti dan guru perlu melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat perencanaan untuk tindakan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

Dokumen yang terkait

Kemampuan Kognitif Anak Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B (Usia 5-6 Tahun) dalam Konsep Bilangan di TK AT-TAQWA Kalisat Tahun Ajaran 2006/2007 ;

0 8 16

Kemampuan Motorik Halus Anak Dalam Membuat Mainan (Realia) Dengan Teknik Menggunting, Melipat dan Menempel Melalui Metode Demontrasi di Kelompok B TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 20162017

1 9 6

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Gambar Simbol Untuk Anak Tunagrahita Sedang

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Diskripsi Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercakap-Cakap Menggunakan Boneka Jari pada Anak Kelompok A di TK Kan

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Peningkatan Kemampuan Mengucapkan Konsonan Bilabial Anak Tuna Rungu Melalui Metode Oral Pada Siswa

0 0 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode “Role Playing” di Kelompok Bermain Fransiskus Xaverius 78 Salatiga

0 1 28