Manfaat Penelitian Metode Penelitian

commit to user diketahui metode dan teknik penelitian mana yang cocok untuk dipakai dalam penelitian itu M. Subana dan Sudrajat, 2001:71 Selain itu, tujuan penelitian diperlukan untuk memberikan arah dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui pengaturan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi dalam produk hukum di Indonesia. b. Untuk mengetahui taraf sinkronisasi horisontal pengaturan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi dalam produk hukum di Indonesia. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis di bidang Hukum Acara Pidana khususnya mengenai sinkronisasi hukum kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi di lihat dari UU Kepolisian, UU Kejaksaan, KUHAP, UU KPK dan UU Tipikor. b. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama dalam penyusunan skripsi sebagai persyaratan wajib guna mencapai derajat sarjana S1 di bidang hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun orang lain baik sekarang dan di masa yang akan datang. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini sebagai berikut: commit to user 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Acara Pidana pada khususnya. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi di bidang karya ilmiah serta bagi penelitian dan penulisan hukum sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan data dan informasi mengenai sinkronisasi hukum kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi di lihat dari UU Kepolisian, UU Kejaksaan, KUHAP, UU KPK dan UU Tipikor. b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak dalam melaksanakan tugas menangani perkara tindak pidana korupsi. c. Sebagai praktek dan teori penelitian dalam bidang hukum dan juga sebagai praktek dalam pembuatan karya ilmiah dengan suatu metode penelitian ilmiah.

E. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukan sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah terpegang di tangan. Penelitian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu research, yang berasal dari kata re kembali dan search meneliti. Dengan demikian artinya ”mencari kembali”. Suatu penelitian secara ilmiah dilakukan oleh manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahunya yang telah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan keyakinan bahwa setiap gejala akan dicari sebab akibatnya atau kecenderungan yang timbul. Pentingnya dilaksanakan penelitian hukum ialah untuk mengembangkan disiplin hukum dan ilmu hukum sebagai salah satu tridarma perguruan tinggi. Penelitian hukum itu commit to user bertujuan untuk membina kemampuan dan keterampilan para mahasiswa dan para sarjana hukum dalam mengungkapkan kebenaran ilmiah, yang obyektif, metodik, dan sistemati Hilman Hadikusuma, 1995:8. Sebuah tulisan baru dapat dirasakan bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang teruji kebenarannya. Untuk dapat membuktikan kebenaran ilmiah dari penelitian yang dilaksanakan, maka perlu dikumpulkan fakta dan data yang menyangkut masalahnya dengan menggunakan metode dan teknik penelitian. Tanpa adanya metode dan teknik penelitian maka hasil penelitian itu diragukan kebenarannya Hilman Hadikusuma, 1995:58. Adapun metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian hukum ini adalah jenis penelitia hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan kepustakaan atau disebut juga data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan hukum disusun secara sistematis dan juga dikaji untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan atas apa yang diperoleh. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian hukum ini sejalan dengan sifat ilmu hukum itu sendiri. Sifat dari ilmu hukum adalah ilmu yang preskriptif dan terapan Peter Mahmud Marzuki, 2009:22. Penelitian ini bersifat Preskriptif karena berusaha menjawab isu hukum yang diangkat dengan argumentasi, teori, atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Peter Mahmud Marzuki, 2009:35. 3. Pendekatan Penelitian Menurut Peter Mahmud Marzuki, pendekatan dalam penelitian hukum ada lima pendekatan, yaitu: pendekatan perundang-undangan Statute approach, pendekatan kasus Case approach, pendekatan histories Historical approach, pendekatan perbandinagn Comparative approach, commit to user dan pendekatan konseptual Conceptual approach. Peter Mahmud Marzuki, 2009:93. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yang relevan dengan permasalahan penelitian yang diangkat yaitu pendekatan perundang-undangan. Pendekatan undang-undang Statute approach dilakukan dengan menelaah beberapa undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut denagn isu hukum yang sedang diteliti oleh penulis. Dalam hal ini penulis akan menelaah UU Kepolisian, UU Kejaksaan, KUHAP, UU KPK dan UU Tipikor guna menemukan sinkronisasi hukum kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi. 4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber- sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan- bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum autoritatif. Artinya, bahan hukum primer merupakan bahan yang memiliki otoritas atau kekuasaan dalam pelaksanaannya. Yang termasuk bahan hukum primer adalah peraturan perundnag-undangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan undanng-undang, dan putusan hukum. Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tidak resmi yang berkaitan dengan hukum. Publikasi hukum tersebut meliputi buku-buku teks, kamus- kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan Peter Mahmud Marzuki, 2009:141. Sumber data yang diperguanakn dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari kepustakaan, dalam hal ini dibedakan menjadi 2 yaitu : a Bahan hukum primer Semua bahan hukum yang mempunyai kedudukan mengikat secara yuridis. Meliputi peraturan perundang-undangan dalam hal ini: 1 Kitab Undang-Undnag Hukum Acara Pidana. 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI. 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. commit to user 4 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 5 Undang-Undnag Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi b Bahan hukum sekunder Semua bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, meliputi: 1 Buku-buku ilmiah dibidang hukum. 2 Makalah-makalah dan hasil-hasil karya ilmiah para sarjana. 3 Kamus-kamus hukum dan ensiklopedia. 4 Jurnal-jurnal hukum. 5 Literatur dan hasil penelitian lainnya. 5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Dalam hal penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan melalui studi pustaka yaitu dengan cara mengkaji, membaca, dan mempelajari bahan-bahan pustaka, baik berupa peraturan perundang-undangan, artikel dari media massa maupun internet, jurnal, makalah, dokumen, serta bahan- bahan lain yang berhubungan denagn pokok bahasan daalm penelitian ini. 6. Teknik Analisis Bahan Hukum Setelah bahan hukum terkumpul, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan ialah mengolah atau menganalisis bahan. Teknik analisis bahan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah interpretasi dan silogisme dengan menggunakan pola berpikir deduktif. Interpretasi atau penafsiran merupakan salah satu metode penelitian hukum yang memberikan penjelasan yang gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaidah dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Pola berpikir deduktif yaitu berpangkal dari prinsip-prinsip dasar untuk kemudian memberikan objek yang akan diteliti. Sedangkan metode silogisme yang menggunakan pendekatan deduktif menurut Aristoteles berpangkal dari pengajuan premis mayor. Kemudian diajukan premis commit to user minor, dari kedua premis ini kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion Peter Mahmud Marzuki, 2005:46 Peter Mahmud membedakan interpretasi menjadi beberapa macam, yaitu interpretasi berdasar kehendak pembentuk Undang-Undang, interpretasi sistematis, interpretasi historis, interpretasi teologis, interpretasi antisipatoris, dan interpretasi modern Peter Mahmud Marzuki, 2005:106-107. Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan metode interpretasi antara lain adalah sebagai berikut: a. Interpretasi berdasarkan kata Undang-Undang Interpretasi ini berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam Undang-Undang. Interpretasi ini akan dapat dilakukan terhadap kata- kata dalam undang-undang yang singkat, padat, tajam dan akurat mengenai apa yang dimaksud oleh undang-undang tersebut dan tidak mengandung kata yang multi tafsir atau arti yang bermacam-macam. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari Undang-Undang sebagai perintah maupun larangan Peter Mahmud Marzuki, 2005:112. b. Interpretasi sistematis Interpretasi yang menilik keterkaitan antara undang-undang yang satu dengan peraturan perundang-undangan yang lain yang memiliki hubungan saling ketergantungan asas yang mendasarinya satu sama lain. Landasan pemikiran interpretasi sistematis adalah undang-undang merupakan suatu kesatuan dan tidak satupun ketentuan dalam undang-undang merupakan aturan yang berdiri sendiri Peter Mahmud Marzuki, 2005:112.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Dokumen yang terkait

#$ ! KEWENANGAN KEPOLISIAN DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS PT. ASABRI).

0 4 12

TINJAUAN NORMATIF TERHADAP KEWENANGAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI Tinjauan Normatif Terhadap Kewenangan Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesi

0 2 17

TINJAUAN NORMATIF TERHADAP KEWENANGAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI Tinjauan Normatif Terhadap Kewenangan Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesi

0 2 12

PENDAHULUAN Tinjauan Normatif Terhadap Kewenangan Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesia.

0 2 11

KAJIAN NORMATIF TERHADAP DUALISME KEWENANGAN PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN TINDAK PIDANA KORUPSI Kajian Normatif Terhadap Dualisme Kewenangan Penyidikan Dan Penuntutan Tindak Pidana Korupsi Antara Kepolisian, Kejaksaan Dan Kpk.

0 4 19

SINKR Sinkronisasi Regulasi Penyidikan Dan Penuntutan Terhadap Tindak Pidana Korupsi.

0 1 12

PENDAHULUAN Sinkronisasi Regulasi Penyidikan Dan Penuntutan Terhadap Tindak Pidana Korupsi.

0 2 12

SINKR Sinkronisasi Regulasi Penyidikan Dan Penuntutan Terhadap Tindak Pidana Korupsi.

0 2 17

OPTIMALISASI TUGAS DAN WEWENANG ANTARA KEPOLISIAN DAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI ARTIKEL

0 0 17

DISERTASI KEWENANGAN PENYIDIKAN JAKSA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

0 0 28