Alasan Memilih Judul PENDAHULUAN

3. Tersedianya literatur-literatur sebagai referensi untuk dijadikan rujukan penelitian. 4. Adanya manfaat bagi peneliti dan pihak lain.

C. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan potensi- potensi yang ada pada dirinya. Dan dengan pendidikan seseorang akan mengetahui apa yang tidak diketahuinya dan akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S Al-Alaq 96: 5 ….      ….. Artinya: ...Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya... 11 Pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia. Dalam konteks Islam, Q.S Al- An’am 6: 162 dengan tegas mengatakan bahwa apapun tindakan yang dikerjakan oleh manusia haruslah dikaitkan dengan Allah SWT:           Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” 12 11 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya Bandung: CV.Diponegoro, 2005 12 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2004, h. 28-29 Adapun pendidikan menurut konsep Islam wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Mencari ilmu merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh seseorang semenjak lahir sampai sebelum meninggalkan dunia. Orang yang menjalani pendidikan tentunya mempunyai harapan bahwasanya apa yang dia pelajari akan mencapai suatu kesuksesan atau keberhasilan yang nantinya akan dapat dipergunakan sebagai bekal menghadapi masa depannya. 13 Didapati bahwa realitas pendidikan Islam di Indonesia saat ini bisa dibilang telah mengalami masa krisis. Diantara indikasinya adalah: Pertama, minimnya upaya pembaharuan. Kedua, praktek pendidikan Islam sejauh ini masih memelihara warisan yang lama dan tidak banyak melakukan pemikiran kreatif, inovatif dan kritis terhadap isu-isu aktual. Ketiga, model pembelajaran pendidikan Islam terlalu menekankan pada pentingnya interaksi edukatif dan komunikasi humanistik antara guru-murid. Keempat, orientasi pendidikan Islam menitikberatkan pada pembentukan hamba Allah dan tidak seimbang dengan pencapaian karakter manusia muslim sebagai khalifah. 14 Pendidikan Islam telah tertinggal oleh pendidikan Barat yang telah mempengaruhi hampir semua bentuk pendidikan di dunia ini. Kalaupun terdapat fenomena-fenomena kebangkitan pendidikan Islam, itu baru bersifat parsial, dan belum menjadi kecenderungan mayoritas, sehingga image pendidikan Islam belum 13 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT. RinekaCipta , 2000, h. 96. 14 Abd. Rachman Assegaf, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2004, h. 8-9 dapat mengemuka apalagi menggeser image pendidikan Barat termasuk yang diadaptasi oleh pendidikan di Indonesia. 15 Tantangan yang dihadapi umat Islam, sebagai akibat modernitas barat yang secara radikal mengitervensi seluruh bidang kehidupannya, benar-benar mempunyai implikasi serius terhadap masa depan Islam dan umat Islam. Modernitas yang melahirkan masyarakat industri dengan perubahan-perubahan pola pikir, pola kerja, dan pola konsumsi, dan sebentar lagi disusul lahirnya masyarakat informasi, yang merobek batas-batas wilayah politik, sosial, budaya, dan ekonomi, dimana setiap problematika yang dihadapkan kepada agama menuntut penyelesaian-penyelesaian yang bersifat dialektik, bukan normative. 16 Padahal, di sisi lain pendidikan Islam mengemban tugas penting, yakni bagaimana mengembangkan kualitas sumber daya manusia agar umat Islam dapat berperan aktif dan tetap survive di era globalisasi. Hal ini tak bisa dipungkiri mengingat abad XXI sebagai era globalisasi dikenal dengan situasinya yang penuh dengan persaingan hypercompetitive situation. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh lembaga pendidikan pada abad 21 adalah Pertama, sanggupkah ia membuka diri untuk menjadi wadah bagi bakal manusia-manusia untuk menerima momentum-momentum historis yang dilontarkan oleh Yang Maha Pencipta? Kedua, adakah lembaga-lembaga ini sanggup membenahi diri sehingga ia bukan 15 Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 1-2 16 Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman, Jakarta: Lantabora Press, 2003, h. 239