Riwayat Pendidikan Hasan Langgulung

adalah dengan menggunakan pisau analisis yang bertumpu dari konsep Al- Qur’an dan Al-Hadist. 2 Beliau aktif mengajar dibeberapa universitas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di Inggris, sebagai Visiting Scolat pada Cambidge University tahun 1986. Di Timur Tengah pada tahun 1958-1968 dan tahun 1968-1969 pernah sebagai Headmaster pada Cairo Indonesian School. Tahun 1977-1978 beliau menjabat sebagai Visiting Professor di King Saud University Saudi Arabia, dan banyak lagi tempat-tempat yang ia kunjungi dalam rangka mengemban tugas mulia untuk mendikasikan ilmunya, seperti di Amerika, Eropa Australia, Jepang, dan beberapa Negara ASEAN, seperti Malaysia di University Kebangsaan Malaysia UKM. 3

C. Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung

1. Tiga Pendekatan Pendidikan Menurut Hasan Langgulung, pendidikan dapat dilihat dari tiga segi. Pertama dari sudut individu, kedua dari segi masyarakat, dan ketiga dari segi individu dan masyarakat sekaligus atau sebagai interaksi antara individu dan masyarakat. 4 Pendidikan dari segi pandangan individu beranggapan bahwa manusia di atas dunia ini mempunyai sejumlah atau seberkas kemampuan yang berbeda. 2 Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h. 263 3 Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 126 4 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988, h. 358 Dalam pengertian ini, pendidikan didefinisikan sebagai proses menemukan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan. Pendidikan adalah proses menampakkan manifest yang tersembunyi latent pada anak didik. Aspek- aspek seperti kecerdasan, pribadi, kreativitas dan lainnya termasuk aspek-aspek yang tersembunyi, dan pendidikan berusaha menampakkan dan mengangkatnya kepermukaan. 5 Dari segi pandangan masyarakat, diakui bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan asal, tetapi tidak berarti bahwa anak-anak itu memiliki benih-benih bagi segala yang telah dicapai dan dapat dicapai oleh manusia. Ia menekankan pada kemampuan manusia memperoleh pengetahuan dengan mencarinya pada alam di luar manusia. Di sini, mencari itu lebih merupakan proses memasukkan wujud di luar seseorang yang belajar learner, dan bukanlah proses mengeluarkan apa wujud didalam pelajar itu. Jadi pendidikan merupakan proses pemindahan kesimpulan penyelidikan yang seseorang ditak dapat melakukannya sendiri. Pendekatan ketiga memandang bahwa pendidikan sebagai suatu transaksi, yaitu proses member dan mengambil antar manusia mengembangkan dan menciptakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengubah dan memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya, juga 5 Ibid. h. 359 pembentukan sikap yang membimbing usahanya dalam membina kembali sifat- sifat kemanusiaan dan jasmaniahnya. 6 Dari ketiga pendekatan diatas, dapat dipahami bahwa pendidikan pertama menganggap pendidikan sebagai pengembangan potensi, pendekatan kedua cenderung melihatnya sebagai pewarisan budaya heritage of culture, dan pendekatan ketiga menganggapnya sebagai interaksi antara potensi dan budaya. a Tujuan Pendidikan Islam Pembahasan tujuan pendidikan Islam, menurut Hasan Langgulung mengharuskan kita berbincang tentang watak nature manusia menurut pandangan Islam sebab manusia itulah dicita-citakan sesuatu yang akan ditanamkan oleh pendidikan. Ciri pertama yang dimiliki manusia adalah fitrah potensi yang baik, ciri kedua adalah kesatuan badan dan roh, ciri ketiga adalah kebebasan manusia, ciri keempat yaitu ‘aql akal. 7 Menurut Hasan Langgulung, bahwa tujuan dalam pendidikan dalam Islam adalah sama dengan tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu memikul amanah Allah SWT di muka bumi dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Tujuan ini lebih lanjut diperinci menjadi: 1 Membina generasi muda agar menyembah Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 6 Ibid. h. 359 7 Mahmud, Pemikiran Pendidikan ... Op.Cit. h. 267.