2.1.2 Turnover intention
2.1.2.1 Pengertian turnover intention
Harninda dalam Firmanto dan Kistyanto, 2013 berpendapat “turnover
intention pada dasarnya adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya”. Pendapat tersebut menggambarkan bahwa
turnover intention merupakan suatu keinginan dari karyawan untuk keluar dari pekerjaannya dan berpindah mencari pekerjaan di tempat lain.
Dalton Todor dalam Feinsten dan Harrah, 2002 mengatakan bahwa turnover dapat menjadi penyebab terganggunya kegiatan komunikasi, produktifitas dan
dapat mengakibatkan penurunan kepuasan kerja pada karyawan lain yang bertahan dalam organisasi. Tett dan Meyer dalam Wang et al.,2010 turnover intention
merupakan kesadaran yang timbul dalam diri seseorang untuk mencari lapangan pekerjaan baru dan meninggalkan pekerjaannya sekarang.
Menurut Robbins 2008:213, turnover kemungkinan terjadi karena adanya rasa sukarela voluntary turnover dari karyawan itu sendiri dan secara tidak sukarela
involuntary turnover. Pada umumnya, voluntary turnover terjadi karena beberapa faktor yang menarik bagi karyawan, seperti tersedianya lapangan pekerjaan lain yang
lebih menarik bagi karyawan tersebut, sedangkan involuntary turnover terjadi karena keputusan yang berasal dari organisasi itu sendiri, seperti terjadinya pemecatan
terhadap karyawan.
Abelson dalam Nugroho 2008 mengatakan bahwa sebagian besar karyawan yang meninggalkan organisasi karena alasan sukarela dapat dikategorikan menjadi
perpindahan sukarela yang dapat dihindarkan avoidable voluntary turnover dan perpindahan sukarela yang tidak dapat dihindarkan unavoidable voluntary turnover.
Avoidable voluntary turnover biasanya timbul karena beberapa alasan, seperti gaji, kondisi kerja atau adanya organisasi lain yang dianggap lebih baik, sedangkan
unavoidable voluntary turnover dapat ditimbulkan oleh perubahan jalur karir atau faktor keluarga.
Perusahaan bisa mendapatkan dampak positif maupun negatif dari adanya turnover intention. Biaya merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh
adanya turnover intention. O-Connell dan Kung dalam Kueanet al., 2010, mengatakan terdapat tiga hal menyangkut biaya yang ditmbulkan oleh turnover
intention, yakni biaya yang dikeluarkan untuk merekrut karyawan baru, biaya pelatihan karyawan baru dan biaya yang dikeluarkan ketika terdapat posisi yang kosong di dalam
perusahaan. Dampak positif yang di timbulkan dari turnover intention yakni karyawan yang
kinerjanya dapat merugikan perusahan dapat dikeluarkan dan perusahaan mempunyai kesempatan merekrut karyawan baru dengan kinerja yang lebih baik dan lebih
bermanfat bagi perusahaan, sehingga dengan adanya karyawan-karyawan baru, perusahan akan mendapatkan inovasi-inovasi baru.
2.1.2.2 Dimensi turnover intention