Pengertian turnover intention Turnover intention
Abelson dalam Nugroho 2008 mengatakan bahwa sebagian besar karyawan yang meninggalkan organisasi karena alasan sukarela dapat dikategorikan menjadi
perpindahan sukarela yang dapat dihindarkan avoidable voluntary turnover dan perpindahan sukarela yang tidak dapat dihindarkan unavoidable voluntary turnover.
Avoidable voluntary turnover biasanya timbul karena beberapa alasan, seperti gaji, kondisi kerja atau adanya organisasi lain yang dianggap lebih baik, sedangkan
unavoidable voluntary turnover dapat ditimbulkan oleh perubahan jalur karir atau faktor keluarga.
Perusahaan bisa mendapatkan dampak positif maupun negatif dari adanya turnover intention. Biaya merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh
adanya turnover intention. O-Connell dan Kung dalam Kueanet al., 2010, mengatakan terdapat tiga hal menyangkut biaya yang ditmbulkan oleh turnover
intention, yakni biaya yang dikeluarkan untuk merekrut karyawan baru, biaya pelatihan karyawan baru dan biaya yang dikeluarkan ketika terdapat posisi yang kosong di dalam
perusahaan. Dampak positif yang di timbulkan dari turnover intention yakni karyawan yang
kinerjanya dapat merugikan perusahan dapat dikeluarkan dan perusahaan mempunyai kesempatan merekrut karyawan baru dengan kinerja yang lebih baik dan lebih
bermanfat bagi perusahaan, sehingga dengan adanya karyawan-karyawan baru, perusahan akan mendapatkan inovasi-inovasi baru.