Tingkat turnover yang cenderung lebih tinggi pada karyawan berusia muda disebabkan karena mereka memiliki keinginan untuk mencoba-coba pekerjaan
atau organisasi kerja serta ingin mendapatkan keyakinan diri lebih besar melalui cara coba-coba tersebut.
2 Lama kerja
Semakin lama masa kerja, maka semakin rendah kecenderungan timbulnya turnover. Turnover lebih banyak terjadi pada karyawan dengan masa kerja yang
lebih singkat. Interaksi dengan usia, kurangnya sosialisasi awal merupakan keadaan-keadaan yang memungkinkan timbulnya turnover tersebut.
3 Tingkat pendidikan dan intellegensi
Karyawan yang memiliki tingkat intellegensi yang tidak terlalu tinggi akan memandang tugas-tugas pekerjaan yang sulit sebagai tekanan dan sumber
kecemasan. Mereka akan mudah merasa gelisah terhadap tanggung jawab yang diberikan oleh atasan dan merasa tidak aman. Sebaliknya, karyawan yang
memiliki tingkat intellegensi yang lebih tinggi akan merasa cepat bosan dengan pekerjaan-pekerjaan yang monoton. Mereka akan lebih berani keluar dan
mencari pekerjaan baru dari pada karyawan yang tingakt pendidikannya terbatas, karena kemampuan intellegensinya yang terbatas pula.
4 Keikatan terhadap perusahaan
Karyawan yang memiliki keterikatan yang kuat terhadap perusahaannya berarti mempunyai dan membentuk perasaan memiliki, rasa aman, efikasi, tujuan dan
arti hidup serta gambaran diri positif. Hal tersebut akan menurunkan dorongan diri untuk berpindah pekerjaan dari perusahaan.
2.1.2.4 Indikasi terjadinya turnover intention
Timbulnya gejala turnover biasanya ditandai dengan berbagai hal yang berhubungan dengan perilaku karyawan, seperti absensi yang meningkat, mulai malas
bekerja, timbulnya keberanian untuk melanggar tata tertib, keberanian untuk menentang atasan, serta menurunnya keseriusan untuk menyelesaikan semua tanggung
jawab yang diberikan Harnoto, 2002:2. Indikasi-indikasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi timbulnya turnover intention karyawan dalam
sebuah perusahaan. 1
Absensi yang meningkat Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja biasanya ditandai
dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan sebelumnya.
2 Mulai malas bekerja
Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja akan lebih alas bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat lainnya yang
dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan karyawan yang bersangkutan.
3 Peningkatan terhadap pelanggaran tata tertib kerja
Berbagai pelangggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover. Karyawan lebih sering
meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung, maupun berbagai bentuk pelanggaran lainnya.
4 Peningkatan protes terhadap atasan
Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja akan lebih sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan.
Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa atau aturan yang tidak sejalan dengan keinginan karyawan.
5 Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya
Hal ini biasanya berlaku untuk karyawan yang memiliki karakteristik positif. Karyawan ini mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang
dibebankan dan jika perilaku positif karyawan ini meningkat jauh dan berbeda dari biasanya justru menunjukan karyawan ini akan melakukan turnover.
2.1.3 Kepuasan kerja 2.1.3.1 Pengertian kepuasan kerja
Locke dalam Turkyilmaz et al., 2011 mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif yang timbul dari karyawan sebagai hasil dari
pengakuan terhadap pekerjaannya atau pengalamannya dalam bekerja. Robbins 2008:203 mengatakan kepuasan kerja merupakan sikap umum dari seorang karyawan