Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan ....
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
penerapan konsep belajar sepanjang hayat X
3
. Namun dalam kenyataan tidak semua guru berhasil mencapai tingkat profesional karena kurangnya motivasi
bekerja untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Pada umumnya guru beranggapan bahwa, setelah memenuhi persyaratan pendidikan
dan pelatihan yang dipersyaratkan, maka mengajar merupakan pekerjaan rutin belaka, sehingga lamanya pengalaman mengajar apabila dicatat hanya merupakan
catatan yang sama dari hari ke hari. Hal inilah yang menyangsikan bahwa pe- ngalaman mengajar dapat digunakan sebagai indikator profesionalisme guru.
Secara teori, ketiga variabel independen tersebut di atas berkontribusi terhadap pencapaian profesionalisme guru, sehingga hubungan antara presage variables
dengan profesionalisme guru dapat digambarkan sebagai hubungan korelasional jamak multiple correlation dalam arti masing-masing variabel independen
memiliki kontribusi dalam pencapaian tingkat profesionalisme guru.
1.4. Analisis Masalah dan Definisi Operasional
Dengan batasan yang ditetapkan berdasarkan paradigma penelitian di atas, variabel-variabel penelitian tersebut perlu dijabarkan dalam bentuk definisi-
definisi operasional dalam kondisi pembelajaran yang dinamis. Pertama, kesiapan dan kreativitas guru diperkirakan tergantung pada latarbelakang guru berupa
tingkat pendidikan yang ditempuh, ragam pelatihan keterampilan yang ditempuh serta mengalaman mengajar, pengalaman bekerja di industri, pengembangan diri
dengan penerapan belajar sepanjang hayat. Diperkirakan guru dengan latar belakang pendidikan yang dipersyaratkan dan memiliki pengalaman pelatihan
Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan ....
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
keterampilan serta pengalaman industri akan lebih kreatif dan berhasil dalam menjalan fungsinya sebagai guru profesional.
Kedua, ketersediaan fasilitas praktek produksi yang sesuai dengan bidang kejuruan sekolah yang bersangkutan yang terpelihara dengan baik akan
mendukung kelancaran aktivitas pembelajaran dan peningkatan keterampilan siswa. Peningkatan keterampilan siswa akan mendukung kelancaran penyelesaian
tugas-tugas dengan mutu dan standar waktu yang ditetapkan. Pada pihak guru, fasilitas praktek yang memadai dapat mendorong mengembangkan materi
pembelajaran dan pelatihan yang bervariasi sehingga siswa dapat memperoleh wawasan yang luas tentang manfaat fasilitas praktek tersebut.
Ketiga, tingkat mutu produk dan waktu pengerjaan yang makin singkat memungkinkan siswa mengerjakan lebih banyak tugas-tugas baik teori maupun
praktek. Fenomena ini tidak terlepas dari peran guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang dapat digunakan sebagai indikator profesionalisme guru. Hal
ini akan makin nyata jika baik guru maupun siswa secara berkala melakukan karyawisata ke industri-industri untuk memperluas wawasan pekerjaan.
Keempat, profesionalisme guru dapat dicapai jika guru secara berkesinambungan mengembangkan kemampuan melalui belajar mandiri
reliance learning berdasarkan konsep belajar sepanjang hayat, membuat catatan harian sebagai dasar untuk memperbaiki kinerja pembelajaran baik pada pihak
guru maupun siswa. Berdasarkan analisis makro tersebut di atas, maka definisi-definisi
operasional dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan ....
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
a. Pendidikan guru didefinisikan sebagai: “Pengalaman formatif yang mencakup
tingkat semua pendidikan formal dan kesesuaiannya dengan mata pelajaran yang dibina oleh
guru yang bersangkutan.” Undang-Undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengisyaratkan bahwa setiap guru
berpendidikan minimal S
1
atau D
4.
b. Pelatihan guru didefinisikan sebagai “ragam pelatihan yang mendukung
penerapan kemampuan yang diperoleh dari pendidikan formal dan sesuai dengan kejuruan dan tugas-tugas sebagai guru, dan bersertifikat
” Variabel ini diinventori dari jenis pelatihan yang pernah ditempuh serta kesesuaiannya
dengan mata pelajaran yang dibina c. Pengalaman mengajar didefinisikan sebagai
“keseluruhan pengalaman dan upaya pemanfaatan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah baru
dalam pendidikan berdasarkan konsep transfer of learning .” Variabel ini
diinventori dari portofolio guru yang bersangkutan. d. Profesionalisme guru didefinisikan sebagai
“penampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun
metode, keterampilan kognitif, rasa tanggung-jawab, kepribadian, sosial dan spiritual, serta kesejawatan di antara sesama guru dan kepemilikan sertifikat
guru” Variabel-variabel dependen ini diinventori berdasarkan unsur-unsur yang membentuk definisi di atas dan portofolio guru yang bersangkutan
1.5. Pembatasan Masalah