Populasi dan Sampel Metode Penelitian Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian Uji Normalitas Sebaran Frekuensi Jawaban.

Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4. Populasi dan Sampel

Sesuai masalah yang diteliti, maka populasi responden adalah semua guru SMK Negeri 6 Kota Bandung yang berjumlah 36 orang; namun karena jumlahnya mendekati 30 orang, maka keseluruhannya dijadikam responden penelitian ini. Dengan demikian jumlah responden sama dengan populasi guru SMK Negeri 6 Kota Bandung.

3.5. Metode Penelitian

Berdasarkan paradigma penelitian seperti diuraikan dalam paragraf 1.3., maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif analitis.

3.6. Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian

Data dari empat macam variabel penelitian akan dikumpulkan dari para responden dengan mengadakan angket dalam bentuk skala sikap model Likert dan inventori ragam pendidikan, pelatihan dan mengalaman mengajar para responden.

a. Uji Normalitas Sebaran Frekuensi Jawaban.

Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, keempat instrumen yang berbentuk skala model Likert tersebut terlebih dahulu diujikan kepada sebagian guru yang dipilih secara acak. Data yang diperoleh dari ujicoba tersebut sebelum digunakan, jawaban atas setiap pertanyaanpernyataan angket terlebih dahulu diuji normalitas sebarannya. Pertanyaanpernyataan yang tidak memenuhi syarat normalitas sebaran tidak digunakan atau Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu diperbaiki. Uji normalitas tersebut adalah untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan melalaui analisis sebaran frekuensi Edward, 1957:149- 152. Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut: 1. Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban dari setiap pernyataan. Misalkan untuk pernyataan ke-n diperoleh : Frekuensi jawaban Sangat Setuju SS = f SS,n Frekuensi jawaban Setuju S = f S,n Frekuensi jawaban Tidak Setuju TS = f TS,n Frekuensi jawaban Sangat Tidak Setuju STS = f STS,n 2. Menghitung proporsi setiap kategori jawaban; misalkan proporsi dinyatakan dengan p x , maka perhitungan ini dapat dinyatakan dengan rumus T.N. Reksoatmodjo, 2007:198:   Xn n X n X f f p 3.01 3. Menghitung proporsi kumulatif pk dan menentukan titik-tengah proporsi kumulatif Md dengan rumus T.N. Reksoatmodjo, 2007:199: 5 3 4 3 2 3 2 1 2 1 1 X X X X p pk pk p pk pk p pk pk p pk        3.02 4. Titik-tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus T.N. Reksoatmodjo, 2007:199: Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 ; 2 ; 2 ; 2 4 3 4 3 2 3 2 1 2 1 1 X d X X p pk M p pk Md p pk Md pk Md        3.03 5. Harga titik-tengah Md itu digunakan untuk menentukan nilai bilangan- baku Z dengan pertolongan daftar sebaran normal dan menetapkan nilai skala sikap NS dengan rumus T.N. Reksoatmodjo, 2007:199: max , X X Hitung Z Z NS    3.04 di mana nilai NS = nilai skala sikap, dibulatkan menjadi bilangan utuh terdekat; max , X Z  = nilai Z negative terbesar. Apabila sebaran frekuensi normal, akan diperoleh nilai skala sikap yang sesuai dengan nilai skala yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila persyaratan ini tidak terpenuhi, berarti sebaran untuk pernyataan yang bersangkutan tidak normal. Contoh analisis sebaran frekuensi untuk salah satu pernyataan dimisalkan sebagai berikut: Tabel 3.01:Contoh Analisis Normalitas Sebaran Frekuensi Untuk Pernyataan Positif STS TS S SS NS yang direncanakan 1 2 3 Frekuensi, f 7 12 9 2 Proporsi, p x 0,233 0,400 0,300 0,067 Proporsi kumulatif, pk 0,233 0,633 0,933 1,000 Titik tengah, Md 0,116 0,433 0,783 0,967 Nilai Z -1,220 -0,170 0,780 1,840 NS hitung 1,050 2,000 3,060 NS dibulatkan 1 2 3 220 , 1 max    X Z sehingga 220 , 1 220 , 1      X X X Z Z NS Usep Setia Laksana, 2009 Hubungan Pendidikan, Pelatihan .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Karena an Direncanak Hitung NS NS  maka dapat disimpulkan bahwa, jawaban atas pernyataan tersebut memiliki sebaran yang normal. Pernyataan yang tidak memiliki sebaran normal tidak boleh dipakai.

b. Uji Daya Pembeda

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAJAR DAN MOTIVASI MENGAJAR DENGAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KARANGANYAR

4 20 81

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman Mengajar Terhadap Kompetensi Profesional Guru MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 17

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman Mengajar Terhadap Kompetensi Profesional Guru MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 15

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA BANDUNG.

0 7 57

PENGARUH KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PRODUKTIF PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DI KOTA BANDUNG.

0 1 60

PENGEMBANGAN KINERJA GURU :Studi tentang Pengaruh Pelatihan Guru serta Hubungan Manusiawi terhadap Kinerja Mengajar Guru di Sekolah Menengah Pertama di Bandung.

0 2 96

Pengaruh lama mengajar pada hubungan kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru : survei pada guru-guru Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan negeri dan swasta di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap.

0 0 121

Pengaruh lama mengajar pada hubungan kecerdasan emosional dengan profesionalitas guru survei pada guru guru Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan negeri dan swasta di Kecamatan Kroy

0 0 119

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA SURAKARTA.

0 0 22

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, PENGALAMAN MENGAJAR, DAN SIKAP PROFESIONAL GURU TERHADAP KOMPETENSI GURU EKONOMI SMA SEKOTA TEGAL

0 2 83