Kata Serapan Bahasa Arab Kedalam Bahasa Indonesia Pada Kitab Undang - Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ) : Suatu Kajian Semantik

(1)

KATA SERAPAN BAHASA ARAB KEDALAM BAHASA INDONESIA PADA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA REPUBLIK INDONESIA

( KUHP RI ) : SUATU KAJIAN SEMANTIK

SKRIPSI SARJANA

NAMA : BUDIANSYAH RITONGA NIM : 090704005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

MEDAN

2014


(2)

KATA SERAPAN BAHASA ARAB KEDALAM BAHASA INDONESIA PADA KITAB UNDANG - UNDANG HUKUM PIDANA REPUBLIK INDONESIA ( KUHP RI ) : SUATU KAJIAN SEMANTIK

SKRIPSI SARJANA Dikerjakan Oleh :

BUDIANSYAH RITONGA 090704005

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dra. Pujiati, M. Soc. Sc., Ph.D Dr. Rahimah, M.Ag

NIP : 196212041988032001 NIP : 196104111988032004 Srikpsi ini diajukan kepada Panitia Ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA Dalam bidang ilmu Sastra Arab

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Disetujui oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN SASTRA ARAB

Ketua, Sekretaris,

Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. Dra. Fauziah M.A.


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA

Dalam Bidang Ilmu Sastra Arab pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Medan

Pada,

Hari : Tanggal :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

Drs. Syahron Lubis, M.A. NIP. 195110131976031001 Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. ( )

2. Dra. Fauziah, M.A. ( )

3. Dr. Rahimah, M.Ag. ( )

4. Drs. Aminullah, Ph.D ( )


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Mei 2014

BUDIANSYAH RITONGA 090704005


(6)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakan dalam tesis ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b /U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa Ś Es (dengan titik di atas)

Jim J Je

Ha ḥ Ha (dengan titik di bawah)

Kha Kh Ka dan ha

Dal D De

Zal Ż Zet (dengan titik di atas)


(7)

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy Es dan ye

Sad ș Es (dengan titik di bawah)

Dad ḍ De (dengan titik di bawah)

Ta ṭ Te (dengan titik di bawah)

Za ẓ Zet (dengan titik di bawah)

‘Ain ‘ Koma terbalik (di atas)

Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka


(8)

Mim M Em

Nun N En

Waw W We

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

Ya Y Ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

Contoh : ٌﺔ َﻣ ﱢﺪ ُﻣ َﻘ = muqaddimah ‘Pembukaan’

ِﺓ َﺭ ﱠﻮ ُﻤ َﻨ ْﻟﺍ ُﺔ ْﻳ َﻨ َﻤ ِﺪ َﺍ ْﻟ = al-Madīnah al-munawwarah ‘ Madinah Munawwarah’

C. Vokal

1. Vokal Tunggal

ﹷ (fathah) ditulis “a”, contoh : َﺃ َﺮ َﻗ = qara’a ‘ Membaca’ ﹻ (kasrah) ditulis “i”, contoh : َﻢ ِﺣ َﺭ = raḥima ‘ Pengasih’ ﹹ (dammah) ditulis “u”, contoh : ٌﺐُﺘ ُﻛ = kutubun ‘ Buku’


(9)

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap ﻱﹷ (fathah dan ya) ditulis “ai ” Contoh : ٌﺐ ْﻳ َﻨ َﺯ = zainab ‘ Zainab’

َﻒ َﻛ ْﻴ = kaifa ‘ Bagaimana’

Vokal rangkap ﻭ--- (fathah dan waw) ditulis “au” Contoh : ٌﻝ ْﻮ َﺣ = ḥaula ‘Sebagaimana’

ٌﻝ ْﻮ َﻗ = qaulun ‘ Perkataan’ D. Vokal Panjang (maddah)

ﺍ--- dan ﻱ--- (fathah) ditulis “ā”, contoh : َﻗ = َﻡﺎ qāma ﻰ َﻀ َﻗ = qaḍā

ﻱ--- (kasrah) ditulis “ī”, contoh : ْﻴ ٌﻢ ِﺣ َﺭ = raḥīmun‘ Pengasih’ ﻭ--- (dammah) ditulis “ū”, contoh : ُﻋ ٌﻡ ْﻮ ُﻠ = ‘ul mun ‘ Mengetahui’

E. Ta Marbutah

a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf “h” Contoh : ِﺔ َﻣ ﱠﺮ َﻜ ُﻤ ْﻟﺍ ُﺔ ﱠﻜ َﻣ = makkah al-mukarramah ‘ Makkah Mukarramah’

ِﺔ ِﻣ ﱠﻴ َﻼ ْﺳ ِْﻹﺍ ُﺔ َﻌ ِﺮ ْﻳ ﱠﺸﻟ َﺍ = as-syarī‘ah al-islāmiyyah‘ Syari’at Islam’ b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t” Contoh : ِﺔ ِﻣ ﱠﻴ َﻼ ْﺳ ِْﻹﺍ ُﺔ َﻣ ْﻮ ُﻜ ُﺤ َﺍ ْﻟ = al-ḥukūmatu al-islāmiyyah‘ Hukum Islam’

َﺍ ﱡﺴﻟ ﱠﻨ ُﺔ ْﻟﺍ ُﻤ َﺘ َﻮ ِﺗﺍ َﺮ

ِﺓ = al-sunnatu al-mutawātirah ‘ Sunah Mutawatir’

F. Hamzah

Huruf hamzah (ء) di awal kata dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof. Contoh : ٌﻥﺎ َﻤ ِﺇ ْﻳ =imānun ‘Percaya’


(10)

G. Lafzu al-Jalālah

Lafzu al-Jalālah (kata ﷲ ) yang berbentuk frase nomina ditransliterasi tanpa hamzah. Contoh : ِﷲ ْﺒ ُﺪ َﻋ = ‘Abdullah ‘ Abdullah’

ِﷲ ُﻞ ْﺒ َﺣ = ḥablullah ‘Kekasih Allah’ H. Kata Sandang “al”

1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf

qamariyah maupun syamsiyah.

Contoh : ِﺔ َﺳ ﱠﺪ ُﻤ َﻘ ْﻟﺍ ُﻦ ِﻛﺎ َﻣ َْﻷ َﺍ = al-amākinu al-muqaddasah ‘ Tempat yang Suci’ ﱠﻴ ِﺔ ِﻋ ِﺮ ﱠﺸﻟ َﺍ ُﺔ َﺳﺎ َﻴ ﱢﺴﻟ َﺍ = as-siyāsah as-syar‘iyyah ‘ Politik yang Dianjurkan’

2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri.

Contoh : ْﻯ ِﺩ ْﺭ َﻭﺎ َﻤ َﺍ ْﻟ = al-Māwardi ‘

ُﺮ َﻫ ْﺯ َْﻷ َﺍ = al-Azhar ‘ Bunga’

3. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “Allah SWT, Qur’an” ditulis dengan huruf kapital.

Contoh : ﻢﻳﺮﻜﻟﺍ ﻥﺍﺮﻘﻟﺍ ءﺮﻗﺍ ﺎﻧﺍ/ anā aqrau al-Qur’ānu al-karīmu / ‘Saya membaca Al-Qur’an al-Karim’


(11)

DAFTAR SINGKATAN

KUHP : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana RI : Republik Indonesia

B.I : Bahasa Indonesia B.A : Bahasa Arab

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia HAL : Halaman


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ... iv

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Metode Penelitian ... 7

1.5.1 Sumber Data ... 8

1.5.2 Teknik Analisis Data ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kajian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 11

2.3 Konsep-Konsep ... 13

2.3.1 Bentuk-Bentuk Perubahan Makna ………. 13

2.3.1.1 Penambahan Makna ... 13

2.3.1.2 Pengurangan Makna ... 14

2.3.1.3 Penggantian Makna ………...…...15

2.3.1.4 Persamaan Makna / Makna Tetap ………17

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

3.1 Kosa Kata Serapan dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada KUHP RI ... 10


(13)

3.2 Analisis Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia

pada KUHP RI………...………...18

3.2.1 Kata Serapan yang Mengalami Penambahan Makna ……19

3.2.2 Kata Serapan yang Mengalami Pengurangan Makna …....39

3.2.3 Kata Serapan yang Mengalami Penggantian Makna……..47

3.2.4 Kata Serapan yang tidak Mengalami Perubahan Makna…53 BAB IV PENUTUP... 70

4.1 Kesimpulan... 70

4.2 Saran... 72

DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN


(14)

ABSTRAK

Budiansyah Ritonga, 2014. “ Analisis Kata Serapan Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia (KUHP RI)”. Medan : Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini membahas tentang kata serapan dari Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kosa kata apa saja dan berapa jumlah kata serapan serta makna kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia di KUHP RI. Teori yang di gunakan adalah teori dari Chaer dan Tarigan. Chaer (1996) mengatakan bahwa perubahan makna terdiri dari 3 macam, yaitu penambahan makna, pengurangan makna dan penggantian makna. Dalam penelitian ini, peneliti menambah teori Tarigan (1985) yaitu persamaan makna (kata yang tidak mengalami perubahan makna / makna tetap ). Adapun penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan mengambil data dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia (KUHP RI) yang disusun Oleh R. Soesilo. Metode yang peneliti lakukan adalah metode Dekriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ) karangan R. Soesilo telah menggunakan kosa kata serapan lebih kurang 60 kosa kata serapan. Sebanyak 25 kosa kata mengalami penambahan makna, sebanyak 9 kosa kata mengalami pengurangan makna, sebanyak 7 kosa kata mengalami penggantian makna dan sebanyak 19 kosa kata yang mengalami makna tetap / tidak mengalami perubahan makna


(15)

ﺔﻳﺩﺮﺠﺗ ﺓﺭﻮﺻ

ﺔﺸﻧﺍ ﺩﻮﺑ

ٰ ﺎﺠﻧ ﻮﻄﻳﺭ

۲۰۱٤

.

"

ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻞﻴﻠﺤﺗ

ﺔﻳﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻲﻓ ﺎﻴﺴﻧﻭﺪﻧًﻻﺍ

"

,

ﺔﻓﺎﻘﺜﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ ﺔﻴﻠﻛ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﺴﻗ

ﺔﻴﻟﺎﻤﺸﻟﺍ ﺓﺮﻄﻣﻮﺳ ﺔﻌﻣﺎﺠﺑ

.

ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻳ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺬﻫ

"

ﻲﻓ ﺎﻴﺴﻧ ﻭﺪﻧﻻﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻲﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺔﻤﻴﻠﻜﻟﺍ

ﻜﻟﺍ

ﺔﻳﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘ

"

.

ﺔﻠﻤﺟ ﻭ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﻢﻠﻌﻴﻟ ﻲﻠﻋ ﺮﺒﻌﻳ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺬﻫ

ﺎﻴﺴﻧﻭﺪﻧﻻﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻦﻋ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﻲﻨﻌﻣ ﻭ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻤﻟﺍ

.

ﺮﻴﺧ ﺔﻳﺮﻈﻧ ﻲﻫ ﻝﺎﻤﻌﺘﺳﺍ ﻲﻓ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻳﺮﻈﻧ

ﺠﻳﺮﺗ ﺔﻳﺮﻈﻧ ﺓﺩﺎﻳﺰﺑ ﻭ

ﻥﺎ

.

ﺮﻴﻐﺘﻳ ﻥﺍ ﺮﻴﺧ ﻝﺎﻗ

ﺔﺛﻼﺛ ﻲﻠﻋ ﻢﺴﻘﻳ ﻲﻨﻌﻤﻟﺍ

ﻡﺎﺴﻗﺍ

,

ﻊﺳﺍﻮﻣ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﻲﻨﻌﻳ

,

ﺭﻮﻄﺗ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﻭ ﺮﺴﺤﻨﻣ ﻲﻨﻌﻤﺑ

ﻰﻟﻻﺪﻟﺍ

.

ءﺍﻮﺴﻟﺍ ﻰﻨﻌﻤﺑ ﻥﺎﺠﻳﺮﺗ ﻦﻋ ﺩﺍﺰﻳ ﻭ

.

ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻥﺍ ﻲﻠﻋ ﻝﺪﺗ ﻪﻨﻣ ﺞﺋﺎﺘﻨﻟﺍ ﻭ

ﺭ ﻒﻴﻨﺼﺗ ءﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ

.

ﺪﺟﻮﻳ ﻮﻠﻴﺳﻮﺳ

ﻲﻟﻮﺤﺑ

٦۰

ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

.

ﻥﺍ ﻭ

۲٥

ﻊﺳﺍﻮﺘﻟﺍ ﻲﻨﻌﻣ ﻲﻠﻋ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

,

۹

ﺺﻗﺎﻨﻣ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

,

۷

ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

ﺭﻮﻄﺗ ﻲﻨﻌﻤﺑ

ﻲﻟﻻﺪﻟﺍ

,

۱۹

ﻲﻠﺻﻻﺍ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

.

ﺬﺧَﺎﻴﻟ ﺔﺒﺘﻜﻤﻟﺍ ﺔﺳﺍﺭﺪﻟﺍ ﺔﻳﺮﻈﻨﺑ ﺔﺒﺗ ﺎﻜﻟﺍ ﺖﻠﻤﻌﺘﺳﺍ

ﺭ ﻒﻴﻨﺼﺗ ﺎﻴﺴﻧﻭﺪﻧﺍ ءﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻦﻋ ﻖﺋﺎﻘﺣ

.

ﻮﻠﻴﺳﻮﺳ

.

ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺖﻣﺪﺨﺘﺳﺍ

ﺔﻴﻔﺻﻮﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻄﺑ

.


(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya baik didunia maupun diakhirat, sehingga manusia dapat menjalankan kehidupannya ditengah gelapnya malam gulita yang diterangi cahaya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam juga kita hadiahkan kepada sang reformer Islam. Seorang manusia biasa yang dapat memutarbalikkan pola fikir manusia dan kerangka berfikir manusia dalam kehidupannya. Semoga kita nantinya mendapat syafaatnya diakhirat nanti. Amin.

Sebagai seorang mahasiswa yang terjun dalam dunia pendidikan formal, berkewajiban menyusun sebuah penelitian ilmiah guna menunjang kapabilitas dalam ruang lingkup disiplin ilmu yang digelut;. Oleh karena itu, peneliti sebagai mahasiswa Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara diwajibkan melakukan penelitian ilmiah guna memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana. Peneliti mengambil bidang ilmu Semantik yang merupakan salah satu bagian dari ilmu Linguistik, dengan judul “Kata Serapan dari Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI )“.

Peneliti berusaha semaksimal mungkin guna meminimalisir kesalahan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini. Berbagai kendala, pasti peneliti hadapi, namun berkat Allah SWT dan doa dari kedua orang tua saya, akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Peneliti berterimakasih atas kritikan dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga penelitian ini berguna bagi semua fihak.

Medan, Mei 2014

Peneliti,

Budiansyah Ritonga NIM : 090704005


(17)

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan ribuan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti menyelesaikan skripsi ini. Begitu pula shalawat dan salam kepada nabi Muhammad yang telah menjadikan manusia mengerti yang mana yang hitam dan yang mana putih.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara serta Pembantu Dekan I.II.dan III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dra. Pujiati, M.Soc, Sc, Ph.d dan Dra. Fauziah, MA ketua dan sekretaris jurusan Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU atas dorongan yang diberikan kepada peneliti terhadap penelitian skripsi ini.

3. Ibu dosen pembimbing, Dra. Pujiati, M.Soc, Sc, Ph.d dan ibu Dr. Rahimah, M.Ag selaku pembimbing I dan II yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya dengan perhatian dan kesabaran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penelitian skripsi ini.

4. Para staff pengajar Fakultas Ilmu Budaya USU, khususnya Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah banyak menyumbangkan dan mengajarkan ilmunya kepada peneliti.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Bakkit Ritonga dan Ibunda Siti Asma Tambunan serta ketiga saudara saya Kakanda Damri Ritonga, adik saya Sori Pita Sari Ritonga dan Lela Masnun Ritonga. Berkat do’a mereka peneliti dapat dengan mudah menyelesaikan skripsi ini.

6. Abanganda Andika yang telah bermurah hati membantu peneliti dalam alumnistrasi penyelesaian skripsi ini serta segenap sivitas akademika di Fakultas Ilmu Budaya USU


(18)

7. Sahabat-sahabat stambuk 09, Ryan, Ali, Dicky, Halim, Diah, Dina, Ciput, Oza, Nurul, Walimah, Halimah, Mbak Indah, Nazwa, Annur, Devi, Agi, Andi, Syahrul, Agung dan A’an.

8. Kawan-kawan dekat yang tidak tersebutkan dalam kesempatan ini.

9. Kakanda para alumni, senioren dan teman-teman mahasiswa Sastra Arab yang berada dalam ruang lingkup Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah memberikan bantuan moril serta materil

Peneliti tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan pada peneliti, akhirnya selaku hamba yang lemah dan serba kekurangan semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada semua yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Amin.

Medan, Mei 2014

Peneliti,

Budiansyah Ritonga NIM : 090704005


(19)

ABSTRAK

Budiansyah Ritonga, 2014. “ Analisis Kata Serapan Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia (KUHP RI)”. Medan : Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini membahas tentang kata serapan dari Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kosa kata apa saja dan berapa jumlah kata serapan serta makna kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia di KUHP RI. Teori yang di gunakan adalah teori dari Chaer dan Tarigan. Chaer (1996) mengatakan bahwa perubahan makna terdiri dari 3 macam, yaitu penambahan makna, pengurangan makna dan penggantian makna. Dalam penelitian ini, peneliti menambah teori Tarigan (1985) yaitu persamaan makna (kata yang tidak mengalami perubahan makna / makna tetap ). Adapun penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan mengambil data dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia (KUHP RI) yang disusun Oleh R. Soesilo. Metode yang peneliti lakukan adalah metode Dekriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ) karangan R. Soesilo telah menggunakan kosa kata serapan lebih kurang 60 kosa kata serapan. Sebanyak 25 kosa kata mengalami penambahan makna, sebanyak 9 kosa kata mengalami pengurangan makna, sebanyak 7 kosa kata mengalami penggantian makna dan sebanyak 19 kosa kata yang mengalami makna tetap / tidak mengalami perubahan makna


(20)

ﺔﻳﺩﺮﺠﺗ ﺓﺭﻮﺻ

ﺔﺸﻧﺍ ﺩﻮﺑ

ٰ ﺎﺠﻧ ﻮﻄﻳﺭ

۲۰۱٤

.

"

ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺔﻤﻠﻜﻟﺍ ﻞﻴﻠﺤﺗ

ﺔﻳﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻲﻓ ﺎﻴﺴﻧﻭﺪﻧًﻻﺍ

"

,

ﺔﻓﺎﻘﺜﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ ﺔﻴﻠﻛ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﺴﻗ

ﺔﻴﻟﺎﻤﺸﻟﺍ ﺓﺮﻄﻣﻮﺳ ﺔﻌﻣﺎﺠﺑ

.

ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻳ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺬﻫ

"

ﻲﻓ ﺎﻴﺴﻧ ﻭﺪﻧﻻﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻲﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺔﻤﻴﻠﻜﻟﺍ

ﻜﻟﺍ

ﺔﻳﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘ

"

.

ﺔﻠﻤﺟ ﻭ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﻢﻠﻌﻴﻟ ﻲﻠﻋ ﺮﺒﻌﻳ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺬﻫ

ﺎﻴﺴﻧﻭﺪﻧﻻﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻦﻋ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﻲﻨﻌﻣ ﻭ ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻤﻟﺍ

.

ﺮﻴﺧ ﺔﻳﺮﻈﻧ ﻲﻫ ﻝﺎﻤﻌﺘﺳﺍ ﻲﻓ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻳﺮﻈﻧ

ﺠﻳﺮﺗ ﺔﻳﺮﻈﻧ ﺓﺩﺎﻳﺰﺑ ﻭ

ﻥﺎ

.

ﺮﻴﻐﺘﻳ ﻥﺍ ﺮﻴﺧ ﻝﺎﻗ

ﺔﺛﻼﺛ ﻲﻠﻋ ﻢﺴﻘﻳ ﻲﻨﻌﻤﻟﺍ

ﻡﺎﺴﻗﺍ

,

ﻊﺳﺍﻮﻣ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﻲﻨﻌﻳ

,

ﺭﻮﻄﺗ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﻭ ﺮﺴﺤﻨﻣ ﻲﻨﻌﻤﺑ

ﻰﻟﻻﺪﻟﺍ

.

ءﺍﻮﺴﻟﺍ ﻰﻨﻌﻤﺑ ﻥﺎﺠﻳﺮﺗ ﻦﻋ ﺩﺍﺰﻳ ﻭ

.

ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻥﺍ ﻲﻠﻋ ﻝﺪﺗ ﻪﻨﻣ ﺞﺋﺎﺘﻨﻟﺍ ﻭ

ﺭ ﻒﻴﻨﺼﺗ ءﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ

.

ﺪﺟﻮﻳ ﻮﻠﻴﺳﻮﺳ

ﻲﻟﻮﺤﺑ

٦۰

ﺔﺑﺮﺴﺘﻤﻟﺍ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

.

ﻥﺍ ﻭ

۲٥

ﻊﺳﺍﻮﺘﻟﺍ ﻲﻨﻌﻣ ﻲﻠﻋ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

,

۹

ﺺﻗﺎﻨﻣ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

,

۷

ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

ﺭﻮﻄﺗ ﻲﻨﻌﻤﺑ

ﻲﻟﻻﺪﻟﺍ

,

۱۹

ﻲﻠﺻﻻﺍ ﻲﻨﻌﻤﺑ ﺕﺍﺩﺮﻔﻣ

.

ﺬﺧَﺎﻴﻟ ﺔﺒﺘﻜﻤﻟﺍ ﺔﺳﺍﺭﺪﻟﺍ ﺔﻳﺮﻈﻨﺑ ﺔﺒﺗ ﺎﻜﻟﺍ ﺖﻠﻤﻌﺘﺳﺍ

ﺭ ﻒﻴﻨﺼﺗ ﺎﻴﺴﻧﻭﺪﻧﺍ ءﺎﻨﺠﻟﺍ ﻢﻜﺤﻟ ﻥﻮﻧﺎﻘﻟﺍ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻦﻋ ﻖﺋﺎﻘﺣ

.

ﻮﻠﻴﺳﻮﺳ

.

ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺖﻣﺪﺨﺘﺳﺍ

ﺔﻴﻔﺻﻮﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻄﺑ

.


(21)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidupp mempunyai kelebihan berbahasa yang berfungsi menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada yang lain. Bahasa merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam menentukan dan menjadikan identitas satu komunitas atau bangsa (Ritonga, 2009 : 1). Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia, tidak hanya digunakan dalam kehidupannya sehari-hari, tetapi diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas hidup seperti penelitian penyuluhan, penyampaian buah fikiran berbagai bidang ilmu seperti Sains, Hukum, Kedokteran, Politik, dan Pendidikan yang memerlukan peran bahasa (Wijana dan Rahmadi, 2008 : 3).

Manusia yang mendiami bumi ini sangat plural dan berkelompok-kelompok. Setiap kelompok menggunakan bahasanya sendiri sebagai ciri dalam kelompoknya. Ketika seseorang menggunakan bahasanya, maka orang yang mendengarkan bahasa tersebut dapat mengetahui bahwa dia berasal dari kelompok atau etnis tertentu. Seperti bahasa Inggris, Arab, Perancis dan bahasa-bahasa yang lainnya. Bila diperhatikan dari fungsinya, bahasa dipakai sebagai alat komunikasi manusia. Bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, maksudnya adalah bahwa bahasa terdiri dari subsistem, yaitu Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik (Chaer, 1994 : 4).

Setiap bahasa yang digunakan oleh kelompok / etnis tertentu, memiliki kosa kata yang beragam, dan bersifat arbitrer. Artinya, hubungan antar lambang dan yang dilambangkan tidak bersifat tetap, tetapi bisa berubah dan tidak bisa dijelaskan mengapa lambang tersebut mengandung makna tertentu. Misalnya konsep ‘sebuah alat gerak, yang bergerak apabila di kayuh’ . Dalam bahasa Indonesia disebut (Sepeda). Sedangkan dalam bahasa Arab disebut (ﺔﺟﺭﺪﻟﺍ ) /ad-darajatu/, (Chaer dan Agustina, 1996 : 16 ). Contoh yang lain, ‘hewan yang hidup dalam air, memiliki sirip, menghirup udara dengan insang ‘. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan ( Ikan ) sedangkan dalam


(22)

bahasa Arab disebut (ﻙﺎﻤﺴﻟﺍ) / as-samaku /. Hampir semua kata memiliki padanan kata antara satu bahasa dengan bahasa yang lain.

Al-Baqari ( 1984 : 21) dalam bukunya yang berjudul ﻊﻤﺘﺠﻤﻟﺍﻭ ﺔﻐﻠﻟﺍ / Al-lugatu wal mujtamaʽu memberikan penjelasan tentang bahasa :

ﺔﻐﻠﻟﺍﻭ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﻦﻴﺑ ﻕﺮﻔﻧ ,

ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﻢﻋﺍ ﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻊﻔﻧ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍﻭ ﺏﺮﻌﻟﺍ ﻡﻼﻛ ﻦﻣ ﺩﺮﻔﻣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ﻊﻔﻧ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻥﻻ

ﺐﻛﺮﻣﻭ ,

/Nufarriqu baina al-ʽarabiyyati wa al-lugati, aʽamma al-ʽarabiyyati lianna al-lugata nafiʽi ʽalā kulli mufradi min kalāmi al-ʽarabi wa al-ʽarabīati nafiʽun ʽalā al- mufradi wa murakkabi / ‘Kita bisa membedakan antara pengertian Arab dengan Bahasa, bahwa Arab dikarenakan sebuah bahasa yang dihasilkan oleh setiap kata dari ucapan-ucapan bangsa arab dan arab mempunyai kata dan susunan kata’.

Bahasa merupakan suatu hal yang arbitrer, maka tidak menutup kemungkinan adanya kesamaan antara dua bahasa atau lebih. Persamaan ini dapat terjadi dengan adanya penyerapan terhadap satu bahasa akan bahasa lain, atau terjadi karena kebetulan belaka. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi bahasa antara etnis. proses penyerapan itu, dapat menghasilkan persamaan lafal, makna, atau perubahan makna.

Al-jauzani dalam Umam ( 1977 ) menyebutkan dalam jurnal “ Studia Islamika”

dengan judul Aspek-aspek fundamental dalam bahasa Arab . Aspek- aspek fundamental itu antara lain : Aspek Semantik ( ﻰﻧﺎﻌﻤﻟﺍ ﻢﻠﻋ ) / ʽilmu al-maʽānī /. Aspek semantik dalam istilah bahasa Arab disebut dengan ﻰﻧﺎﻌﻤﻟﺍ ﻢﻠﻋ / ʽilmu al-maʽānī / atau ﺔﻟﻻﺪﻟﺍ ﻢﻠﻋ / ʽilmu ad- dilālati / sebagian ahli bahasa mengatakan bahwa ilmu ini adalah untuk mempelajari arti kata-kata seperti yang berlaku dalam kamus-kamus.

ﻦﻳﺮﻣﺍ ﻰﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﺔﻳﺍ ﺮﺻﺎﻨﻋ ﻊﺟﺮﺗ :

ﻦﻣ ﺔﻟﻻﺪﻟﺍ ﻥﻮﻜﺘﺗ ﻭ ﺔﻟﻻﺪﻟﺍ ﻭ ﺕﻮﺼﻟﺍ :

ﺓﺩﺮﻔﻤﻟﺍ ﻰﻧﺎﻌﻣ

Lexicologi ) (

ﻢﻴﻈﻨﺘﻟﺍ ﺪﻋﺍﻮﻗﻭ )

( ﻮﺤﻨﻟﺍ ( Syntaxe ) ﺔﻴﻨﺒﻟﺍ ﺪﻋﺍﻮﻗﻭ

) ﻑﺮﺼﻟﺍ (

(Morfologic) ﺏﻮﻠﺳﻻﺍ ﺪﻋﺍﻮﻗ ﻭ

Stylistique ) ) (

ﺔﻏﻼﺒﻟﺍ .(

/tarjiʽu ʽanāșiru āyati al-lugatu ilā amraini : al-șautu wa al-dilālatu wa tatakawwanu al-dilālata min : maʽānī al-mufradatu ( lexicologi ) wa qawāʽidu al- tanzīmu ( syntaxe ) ( al-naḥwu ) wa qawāʽidu al-banīyyatu ( Morfologic ) ( al-șarfu ) wa qawāʽidi al-uslūbi ( stylistique ) ( al-balāgatu )/ ‘bahasa itu terdiri dari dua unsur, yaitu : suara dan makna,


(23)

yang termasuk dalam ilmu makna atau dilalah adalah leksikal atau ilmu leksikologi dan sintaksis atau nahu, morfologi/ shorof, stilistika / balaghah ( ‘Ulam dan Mahmud, 2004 : 24 ).

Semantik merupakan salah satu objek kajian dalam bidang ilmu Linguistik. Dalam Kamus Linguistik, semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara, (Kridalaksana, 1993 : 174 ). Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti tentang arti atau makna, dan membagi jenis makna semantik menjadi dua, yaitu : makna leksikal dan makna gramatikal, (Verhaar, 2001 : 385 ). Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun, (Chaer, 1994 : 289). Verhaar (2001 : 9) menambahkan bahwa satu kamus merupakan contoh yang tepat dari semantik leksikal. Makna Gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi (Chaer, 1994 : 290). Dengan pengertian bahwa setiap kata mempunyai makna asli menurut kamus dan makna gramatikal sesuai dengan konteks kalimat.

Bahasa mengalami perkembangan terus menerus sesuai dengan pola fikir dan pengguna bahasa itu sendiri. Hal ini dapat ditandai dengan adanya perubahan kebahasaan berupa penambahan, pengurangan, dan penggantian. Perubahan itu kadang-kadang dalam perubahan makna dan bentuk. Perubahan bentuk bahasa merangkum : perubahan bunyi, morfem, dan kalimat. Manakala perubahan makna merangkum baik makna leksikal atau makna gramatikal, (Samsuri, 1994 : 63-64).

Perubahan semantik yang umum adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total, meluas, atau juga menyempit, (Chaer dan Agustina, 1995 : 186). Hal inilah yang terjadi dengan kosa kata dalam bahasa Indonesia, yaitu ada beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia yang menggunakan kosa kata bahasa Arab yang kerap sekali digunakan oleh masyarakat.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau yang lebih dikenal dengan sebutan KUHP RI yang disusun oleh Badan Legislatif RI yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga menggunakan bahasa Indonesia. Sikap politis bangsa dan Negara yang


(24)

merdeka, terbuka kepada semua bentuk perubahan, menjadikan bangsa Indonesia sering melakukan interaksi dengan bangsa-bangsa lain yang ada didunia ini. Pada akhirnya terjadi interaksi yang sangat dinamis dan terbuka terhadap pengaruh asing, sehingga banyak bahasa asing yang sudah lama memperkaya khazanah bahasa Indonesia, seperti bahasa Arab dan Bahasa Belanda. Inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia memiliki kata-kata serapan dari berbagai Negara. Bangsa arab yang melakukan interaksi dengan bangsa Indonesia telah melakukan perdagangan sejak zaman kerajaan dahulu sampai terbentuknya kerajaan Islam di Nusantara. Sebagai bukti dari asimilasi bahasa terlihat pada pemilihan diksi untuk menyusun dan menguraikan kata-kata dalam KUHP, banyak menggunakan kosa kata dari bahasa arab.

Sebagai contoh dari penggunaan kosa kata Bahasa Arab dalam KUHP seperti terdapat pada hal 32 KUHP RI. Untuk memudahkan pemahaman, maka penjelasan ini dibuat dalam bentuk tabel.

Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana di dalam kendaraan air atau pesawat Indonesia, ( KUHP 1993 hal. 32 ).

B. Arab B. Indonesia Arti B. Arab Arti B. Indonesia

ﺔﻳﻻﻭ

/wilā yah/

Wilayah Pemerintahan ( Bisri dan Munawwir, 1999 : 787 )

Pemerintahan,

pengawasan dan kekuasaan ( KBBI, 2007 :

1273 )

Dari tabel diatas dapat kita lihat adanya penyerapan dari bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Karena dalam bahasa Indonesia, terdapat penambahan makna, yaitu tidak hanya bermakna ‘pemerintahan’, akan tetapi terdapat pula makna ‘kekuasaan’, dan ‘pengawasan’.


(25)

Kata-kata bahasa Arab yang mengalami penyerapan kedalam bahasa Indonesia, mengalami perubahan makna, perubahan bentuk, dan pergeseran makna. Perubahan makna itu terjadi seiring dengan perubahan kata yang terus menerus berubah sesuai dengan perubahan pemikiran dan kebutuhan manusia. Disamping itu, menurut Ullman dalam Pateda (2001 : 166) mengatakan bahwa diantara penyebab terjadinya perubahan makna adalah karena pengaruh asing.

Untuk mencermati kata serapan bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia dengan objek Kitab Undang- Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ) perlu ditelusuri apakah KUHP itu.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ) yang sekarang berlaku bukanlah asli ciptaan kita bangsa Indonesia. KUHP ini lahir dan telah ada sejak 1 Januari 1918 sejak zaman Hindia Belanda. Berdasarkan pasal 2 aturan peralihan dari UUD 1945, pasal 192 Konstitusi RIS 1949, pasal 142 UUDS 1950, maka sampai kini masih diperlakukan KUHP yang lahir pada 1 Januari 1918 akan tetapi isinya dan jiwanya telah banyak diubah dan diganti, sehingga telah sesuai dengan keperluan dan keadaan nasional kita dewasa ini. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( Wetboek van Strafrecht ) telah banyak dirubah, salah satu perubahan yang terpenting adalah dari kUHP ciptaan Hindia Belanda itu diadakan dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1946. Dengan KUHP itu, maka mulai 1 Januari 1918 berlakulah satu macam Hukum Pidana untuk semua golongan penduduk Indonesia ( Unifikasi Hukum Pidana ) (Kansil, 1989 : 261).

Alasan peneliti memilih judul dan pembahasan ini dikarenakan dalam KUHP RI banyak terdapat kata-kata serapan khususnya dari Bahasa Arab serta pendayagunaan kata dan ketepatan pilihan kata (diksi) dalam mengungkapkan gagasan dalam penyusunan Undang-Undang Negara Republik Indonesia yang tertuang pada KUHP RI yang amat menarik untuk dicermati melalui kajian semantik terutama penggunaan kata-kata bahasa Arab yang telah diserap kedalam bahasa Indonesia. KUHP tentu dipaparkan dengan bahasa yang lugas, efektif, jelas dan mempunyai makna tertentu. Bahasa yang


(26)

digunakan dalam bahasa KUHP juga terdiri dari beberapa bahasa yang sudah diserap kedalam bahasa Indonesia. Salah satu bahasa yang diserap itu adalah bahasa Arab. Sehingga kata-kata serapan tersebut membutuhkan ketepatan makna dalam memahami isi kandungan KUHP tersebut. Semantik merupakan bagian linguistik yang membahas tentang makna, kata serapan dari bahasa Arab yang diserap juga membutuhkan ketepatan makna. Dengan penjelasan diatas terlihat benang merah yang mengkaitkan antara ilmu semantik dengan kata serapan yang peneliti jadikan sebagai pokok permasalahan dalam kajian ini. Sejauh yang diketahui oleh peneliti, judul ini belum pernah diteliti sebelumnya oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Departemen Mahasiswa Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU.

Objek penelitian ini adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana RI yang disusun Oleh R. Soesilo (1993), terdiri dari 465 halaman. R. Soesilo merupakan Ajun Komisaris Besar Polisi Pnw, dan Dosen pada AKABRI bagian Kepolisian di Sukabumi.

1.2Rumusan Masalah

Masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kosa kata apa saja yang diserap dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia di KUHP RI ?

2. Bagaimanakah makna kata serapan dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia di KUHP RI ?

1.3Tujuan Penelitian :

Kajian ini mempunyai beberapa tujuan. Tujuannya adalah :

1. Untuk mengetahui kosa kata apa saja dan berapa jumlah kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia di KUHP RI.


(27)

2. Untuk mengetahui makna kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia di KUHP RI.

1.4Manfaat Penelitian : Manfaat kajian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Mengembangkan ilmu Semantik melalui penelitian kata serapan bahasa Arab yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ).

2. Secara Praktis

a. Memberi kontribusi bagi Departemen Bahasa Arab mengenai kata serapan dari bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia, dan memperkaya bahan ajar tentang ilmu senmantik terutama tentang kata serapan dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia.

b. Memberi kontribusi kepada pembaca dalam menambah khazanah ilmiah dan peminat bahasa Arab untuk mengetahui kosa kata Bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia dalam KUHP RI.

1.5Metode Penelitian.

Dalam KBBI ( 2005 : 741 ) mendefenisikan metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mengambil data dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia (KUHP RI) yang disusun Oleh R. Soesilo. Metode yang peneliti lakukan adalah metode dekriptif yaitu menjelaskan dan memaparkan tentang apa-apa yang diteliti.


(28)

1.5.1 Sumber Data

Dalam KBBI ( 2005 : 239 ) data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat

dijadikan dasar kajian. Dalam penelitian perubahan makna dari bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia, peneliti mengambil data dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) Republik Indonesia. Untuk melihat makna kosa kata tersebut peneliti

menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti menggunakan

Sistem Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22

Januari 1988.

1.5.2 Tekhnik Analisis Data

1. Mengumpulkan referensi dan buku-buku yang berkaitan dengan objek yang

diteliti

2. Membaca dan memahami referensi

3. Mengumpulkan data, kemudian dipelajari dan akhirnya dianalisis

4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam bentuk


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Sastra Arab Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mengenai kata serapan dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia sesuai dengan referensi yang ditemukan, ada beberapa judul penelitian diantaranya yang ditulis oleh Mursalin (2005) dengan judul “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Indonesia Oleh Sudarno (Tinjauan Semantik). Penelitian yang dilakukannya yaitu penelitian dengan pembahasan yang berfokus kepada masalah ada tidaknya perubahan makna yang terjadi ketika ada beberapa kata-kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab.

Penelitian tersebut mendapati adanya 61 kata serapan dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia dengan objek penelitian oleh Sudarno yang ditinjau dari sudut Semantik.

Suryadi (2006) dengan judul “ Analisis Kata-Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Majalah Mangle (Majalah Berbahasa Sunda)”. Penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2006) adalah penelitian yang erat kaitannya dengan Bahasa Suku yaitu bahasa suku Sunda. Dia meneliti ada tidaknya kosa kata serapan dari bahasa Arab kedalam bahasa Sunda ke dalam sebuah majalah yang menggunakan bahasa Sunda yaitu majalah Mangle. Penelitian tersebut mendapati sebanyak 25 kosa kata serapan bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia, namun dilihat dari aspek fonologi yaitu bagaimana pelepasan bunyi kata serapan tersebut.

Juairiah (2007) “ Analisis Perubahan Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Rantongan Hikayat Teuku Di Meukek”. Penelitian yang dilakukan dalam Juairiah (2007) yaitu penelitian yang berfokus pada penelitian perubahan kata serapan dari bahasa Arab kedalam Bahasa Aceh dengan menggunakan objek penelitian sebuah karya satra berupa hikayat Rantongan Hikayat Teuku Di


(30)

Meukek. Penelitian tersebut mendapati adanya 114 kosa kata serapan dari bahasa Arab kedalam bahasa Aceh.

Dari ketiga penelitian di atas yaitu, penelitian suryadi (2006) dan Juairiah (2007) hampir sama dalam pokok permasalahan, tetapi berbeda dari segi objek penelitian walaupun sama-sama meneliti kata serapan dari bahasa Arab kedalam salah satu bahasa suku yang ada di Indonesia, yaitu Sunda dan Aceh. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mursalin (2005) melihat kepada perubahan makna kata serapannya yang mengambil pokok permasalahan bahasa Indonesia secara luas.

Judul yang peneliti angkat untuk skripsi adalah mengenai “Kata Serapan Bahasa Arab Kedalam Bahasa Indonesia pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ) “.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang ada dalam perjalanan dan siklus kehidupan manusia. Sehingga bahasa tidak bisa kita lepaskan dalam kehidupan dan perjalanan kehidupan manusia dalam berinteraksi antar sesama manusia. Keraf (1997:1) mendefinisikan pengertian bahasa yaitu bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia .

Sedangkan To’imah ( 2004 : 150 ) mengatakan bahwa bahasa adalah :

ﻲﻫ ﺎﻣﻭ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻝﻮﻘﻟﺍ ﺏﺎﺑ :

ﻢﻬﺿﺍﺮﻏﺍ ﻦﻋ ﻡﻮﻗ ﻞﻛ ﺎﻬﺑﺮﺒﻌﻳ ﺕﺍﻮﺻﺍ ﺎﻬﻧٍﺎﻓ ﺎﻫﺪﺣ ﺎﻣﺍ .

/bābu al-qaulu ‘ala al-lugati wa mā hiya : ammā ḥaddahā fainnahā aṣwātun yu’abbiruhā kulla qaumin ‘an agrāḍihim/‘adapun bab tentang bahasa yaitu salah satu batasannya adalah suatu ( tutur ) setiap bangsa tentang kebudayaan mereka’.

Secara garis besar, elemen bahasa terdiri dari 2 macam yaitu : elemen bentuk dan elemen makna. Elemen bentuk adalah elemen fisik tuturan, dari tataran terendah sampai tertinggi diwujudkan dengan bunyi suku kata, morfem, kata, klausa, kalimat, paragrap dan wacana. Bunyi merupakan satuan terkecil dari bahasa sedangkan wacana merupakan satuan bahasa terbesar. Dalam mempelajari bahasa, dikenal empat komponen besar yaitu bidang fonologi yang mempelajari tentang komponen bunyi, morfologi tentang komponen kata, sintaksis tentang komponen kalimat dan semantic tentang komponen makna kalimat, (Wijana, 2008 : 9 ).


(31)

Berdasarkan beberapa rujukan diatas, didapati beberapa defenisi tentang semantik. Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti tentang arti atau makna, (Verhaar, 2001 : 328). Komaruddin (1993) Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semantikos yaitu berkaitan dengan arti kata. Ilmu Semantik adalah ilmu yang berkenaan dengan arti kata, ilmu yang mempelajari makna kata-kata umum. Maka, dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa semantik adalah cabang ilmu linguistik yang menelaah tentang makna atau arti kata setelah dirangkai menjadi kalimat.

Kajian ini berkaitan erat dengan makna. Makna merupakan persoalan yang paling inti dalam semantik. Makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam fikiran pendengar atau pembaca karena rancangan aspek bentuk (Keraf, 1987 : 25). Makna adalah hakikat yang dimaksudkan, (Cahyono, 2002 : 199). Menurut Verhaar (2001 : 124), persoalan makna merupakan tataran besar dalam tataran linguistik. Oleh karena itu, beliau membagi makna dalam dua jenis, yaitu : makna leksikal dan makna gramatikal. Dalam bahasa Arab disebut dengan ﻲﺗﺩﺮﻔﻣ ﻰﻨﻌﻣ / ma’nā mufradatiyyun /, (Khuli, 1982 : 153) dan makna gramatikal disebut dengan ﻱﺪﻋﺍﻮﻗ ﻰﻨﻌﻣ /ma’nā qawā’idiyyun/, (Khuli : 1982 :111).

Menurut Pateda (2001: 119), makna leksikal adalah makna yang ketika kata itu berdiri sendiri, dalam bentuk leksem atau bentuk imbuhan yang maknanya kurang lebih tetap. Seperti yang dibaca dalam kamus bahasa tertentu. Makna yang bersifat leksikal merupakan sebagian besar dari pungutan dari satu bahasa kebahasa yang lain. Sedangkan kata serapan adalah mengambil alih kata-kata dari bahasa lain, (Cahyono, 2002: 107).

Proses perkembangan bahasa secara terus-menerus melalui penambahan kata-kata baru dengan cara menyerap dari bahasa-bahasa lain merupakan perubahan yang paling banyak terjadi. Cahyono (2002: 358) mengatakan bahwa perubahan bahasa tidak terjadi dalam waktu yang singkat akan tetapi perubahan itu terjadi dalam kurun waktu yang lama sehingga pengaruh perubahan itu amat mencolok.


(32)

Pateda (2001:158) mengatakan bahwa perubahan dapat berwujud penambahan dan pengurangan. Menurut Chaer (1996: 313) ada tiga bentuk perubahan makna, yaitu :

1. Penambahan adalah makna meluas atau penambahan makna disebabkan oleh adanya kebutuhan konsep baru, namun tidak selamanya harus dijawab dengan penciptaan kata baru, tetapi yang justru lebih sering ditempuh oleh pemakai bahasa adalah dengan memperluas komponen makna kata-kata yang sudah ada. Seperti contoh pada kata ‘akar’ bermakna ‘ bagian tumbuhan yang berfungsi untuk memperkokoh tumbuhan bersangkutan’. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu matematika, kata ini mengalami penambahan makna lain yaitu, yakni ‘ penguraian pangkat ‘ ata masih banyak makna sekunder lainnya yang pada hakikatnya juga merupakan perluasan konsep makna primer atas dasar berbagai persamaan.

2. Pengurangan adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya memiliki makna yang cukup luas, kemudian berubah terbatas.

3. Penggantian makna adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari makna asalnya, walaupun kemungkinan ditemukan unsure keterkaitan antara makna asal dengan makna yang baru.

Sedangkan Tarigan (1985:85) mengatakan bahwa perubahan makna ada 6 yaitu penambahan atau perluasan (generalisasi), pengurangan atau pengkhususan (spesialisasi), peninggian (ameliorasi), penurunan (peyorasi), pertukaran (sinestesia), persamaan (asosiasi).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendapat dan teori Chaer dan ditambah dengan teori Tarigan sebagai landasan dan acuan dalam penelitian ini. Berdasarkan penilaian, bahwa pendapat Chaer lebih rinci dalam mengemukakan teorinya juga defenisi dan contoh-contoh, sehingga mudah difahami. Teori tersebut juga sesuai dengan data yang peneliti peroleh yaitu kata serapan yang mengalami perubahan makna berupa penambahan, pengurangan, dan penggantian makna dan makna asosiasi ( makna asli ).


(33)

Dalam penelitian ini juga, peneliti tidak bisa memisahkan dengan kata serapan. Karena pembahasan dalam penelitian ini mengenai kata serapan. Cahyono ( 2002 : 107 ) mengatakan bahwa kata serapan adalah mengambil alih kata-kata dari bahasa lain. 2.3. Konsep-Konsep

2.3.1. Bentuk-Bentuk Perubahan Makna

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa menurut Chaer (1996) perubahan makna terdiri dari tiga macam, yaitu penambahan makna, pengurangan makna, dan penggantian makna.

2.3.1.1. Penambahan Makna

Makna sebuah kata seringkali mengalami penambahan sehubungan dengan berkembangnya bidang aktivitas manusia. Khuli dalam Juariah ( 2007 ) menyebutkan dalam Skripsi “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku Di Meukek “ mengatakan bahwa makna meluas dalam bahasa arab dikenal dengan istilah ﻊﺳﺍﻮﻣ ﻰﻨﻌﻣ / maʽnā

mawāsiʽun / .

Menurut Chaer ( 2008 : 111 ) makna meluas atau penambahan makna disebabkan oleh adanya kebutuhan konsep baru, namun tidak selamanya harus dijawab dengan penciptaan kata baru, tetapi yang justru lebih sering ditempuh oleh pemakai bahasa adalah dengan memperluas komponen makna kata-kata yang sudah ada. Seperti contoh pada kata ‘akar’ bermakna ‘ bagian tumbuhan yang berfungsi untuk memperkokoh tumbuhan bersangkutan’. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu matematika, kata ini mengalami penambahan makna lain yaitu, yakni ‘ penguraian pangkat ‘ ata masih banyak makna sekunder lainnya yang pada hakikatnya juga merupakan perluasan konsep makna primer atas dasar berbagai persamaan.

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami penambahan makna dapat dilihat pada table dibawah ini :

Jika hadiah atau perjanjian diberikan dengan maksud supaya hakim menjatuhkan hukuman dalam suatu perkara pidana … dst ( KUHP RI , 1993 : 167 pasal 210 ayat 2 ).


(34)

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti dari B. Arab Arti dari B. Indonesia

ﻢﻛﺎﺣ/hākimun / Hakim ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ ﻆﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻲﺿﺎﻗ

/al-qāḍī : al -munazzamu

al-ḥākimu/ ‘orang yang mengadili’ ( Ma’luf : 146 )

Orang yang mengadili perkara (di pengadilan atau mahkamah):

keputusan -- tidak dapat diganggu gugat;, juri; penilai (dalam perlombaan) ( KBBI, 2007 : 383)

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna kata ﻢﻛﺎﺣ/hākimun

/ dalam bahasa arab yang bermakna ‘ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ ﻆﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻲﺿﺎﻗ /qāḍī : al-munazzamu al-ḥākimu/ ‘orang yang mengadili’ ( Ma’luf : 146 ) ‘ akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hakim yang terdapat dalam KUHP RI pasal 210 ayat 2 hal 163 KUHP RI 1993 bermakna Orang yang mengadili perkara (dl pengadilan atau mahkamah. Sehingga terjadi persamaan makna dilihat dari sudut makna gramatikal.

2.3.1.2. Pengurangan Makna

Khuli dalam Juariah ( 2007 ) menyebutkan dalam Skripsi “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku Di Meukek “ mengatakan bahwa Pengurangan makna dalam bahasa Arab dikenal dengan ﺮﺴﺤﻨﻣ ﻰﻨﻌﻣ / maʽnā munhasarun /. Menurut chaer ( 1996 : 88 ), pengurangan makna adalah gejala yang terjadi pada kata yang pada mulanya memiliki makna yang cukup luas, kemudian berubah terbatas. Contoh pada saat sekarang, kata kitab hanya ditujukan kepada buku-buku suci atau keagamaan,


(35)

sedangkan bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Belanda yaitu buku untuk menunjuk konsep yang lebih umum.

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami pengurangan makna dapat dilihat pada table dibawah ini :

Barangsiapa sengaja merusakkan kesopanan dimuka orang lain yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri, dihukum penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- ( KUHP RI, 1993 : 204 pasal 281 2e ).

B. Arab B. Indonesia Pengurangan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺮﻀﺣ/haḍara / Hadir ﺏﺎﻏ ﺪﺿ / ḍiddu

ghāba / ‘ tidak

hilang, hadir ‘ ( Ma’luf : 139 )

Datang, ( KBBI, 2007 : 380 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﺮﻀﺣ /haȡara /dalam bahasa arab yang bermakna ﺏﺎﻏ ﺪﺿ/ ḍiddu ghāba / ‘ tidak hilang, hadir ‘ ( Ma’luf : 139 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi pengurangan makna dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hadir yang terdapat dalam KUHP RI pasal 281 ayat 2e hal 204 KUHP RI 1993 bermakna ‘hadir,’. Sehingga terjadi persamaan makna dilihat dari sudut makna gramatikal.

2.3.1.3. Penggantian Makna

Khuli dalam Juariah ( 2007 ) menyebutkan dalam Skripsi “ Analisis Perubahan Makna Kata Serapan Dari Bahasa Arab Kedalam Bahasa Aceh Dalam Hikayat Ranto Ngon Hikayat Teungku Di Meukek “ mengatakan bahwa penggantian makna atau


(36)

perubahan makna secara total dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ﻲﻟﻻﺩ ﺭﻮﻄﺗ / taṭawwurun dalāliyyun /. Menurut Chaer ( 1996 : 143 ) adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari makna asalnya, walaupun kemungkinan ditemukan unsure keterkaitan antara makna asal dengan makna yang baru.

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami makna menyempit dapat dilihat pada table dibawah ini :

Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan dalam hal ia diijinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhannya itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah

memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun ( KUHP RI, 1993 : 227 pasal 311 ayat 1 )

B. Arab B. Indonesia Penggantian Makna Arti dari B. Arab Arti dari B.

Indonesia ﺔﻨﺘﻓ / fitnatun / Fitnah ءﻼﺘﺑﻻﺍﻭ ﺓﺮﺒﺨﻟﺍ

/ khibratu wa

al-ibtilāu /

menjelekkan dan berbohong ‘( Ma’luf : 568 )

Perkataan bohong atau tanpa berdasarkan

kebenaran yang disebarkan dengan maksud

menjelekkan orang (seperti menodai

nama baik, merugikan

kehormatan orang): -- adalah perbuatan yang tidak terpuji, (


(37)

KBBI, 2007 : 318 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna kata ﺔﻨﺘﻓ / fitnatun / dalam bahasa arab yang bermakna ءﻼﺘﺑﻻﺍﻭ ﺓﺮﺒﺨﻟﺍ / al-khibratu wa al-ibtilāu / ‘ menjelekkan dan berbohong ‘( Ma’luf : 568 ), akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia, makna kata tersebut mengalami penggantian makna yaitu perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang, ditinjau dari makna leksikal.

Kata fitnah dalam KUHP RI pasal 311 ayat 1 hal 227 KUHP RI 1993 bermakna berkata bohong, sehingga terjadi persamaan makna, ditinjau dari sudut gramatikal.

2.3.1.4. Persamaan Makna / Makna Tetap

Persamaan makna / Makna tetap dalam istilah Semantik disebut dengan makna Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat adanya persamaan sifat (Tarigan : 1985).

Contoh kata serapan yang terdapat dalam KUHP RI dari bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia yang mengalami persamaan makna dapat dilihat pada table dibawah ini :

Barangsiapa meniru atau memalsukan uang atau uang kertas Negara atau uang kertas

Bank dengan maksud akan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang kertas negara atau mata uang kertas Bank itu serupa yang asli dan tiada dipalsukan, dihukum penjara selama-lamanya lima belas tahun, ( KUHP RI, 1993 : 184 Pasal 244 ).

B. Arab B. Indonesia Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﻚﻨﺑ/ bankun/ Bank ﻪﻴﻓ ﻊﺿﻮﺗ ﻱﺬﻟﺍ ﻞﺤﻤﻟﺍ

ﻝﺍﻮﻣﻻﺍ/ al-maḥallu al-lażī tauḍa’u fīhi

badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan


(38)

al-amwāli / ‘ tempat menyimpan harta ‘ ( Ma’luf : 50 )

mengeluarkan uang dalam masyakarat, ( KBBI, 2007 : 103 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﻚﻨﺑ / bankun/ dalam bahasa arab yang bermakna ﻝﺍﻮﻣﻻﺍ ﻪﻴﻓ ﻊﺿﻮﺗ ﻱﺬﻟﺍ ﻞﺤﻤﻟﺍ/ al-maḥallu al-lażī tauḍa’u fīhi al

-amwāli / ‘ tempat menyimpan harta ‘ ( Ma’luf : 50 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi persamaan makna dilihat dari segi makna leksikal.


(39)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Kosa Kata Serapan Dari Bahasa Arab Ke dalam Bahasa Indonesia Pada Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Republik Indonesia

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Kitab Undang- Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ), peneliti menemukan sebanyak 60 kosa kata yang diserap dari bahasa Arab. Semua kata serapan tersebut, tidak seluruhnya termasuk dalam kata yang mengalami perubahan makna, baik dalam penambahan makna, pengurangan makna, maupun penggantian makna. Penelitian ini juga memperhatikan kata yang dipakai merujuk makna yang sama dengan makna aslinya ( leksikon ) dan makna gramatikal.

3.2Analisis Makna Kata Serapan dari Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ), maka peneliti menemukan 60 kosa kata serapan dari bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Untuk melihat bagaimana makna yang terjadi terhadap kosa kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI ), peneliti menguraikannya sebagai berikut :

3.2.1. Kata Serapan yang Mengalami Penambahan Makna

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa kata serapan yang mengalami penambahan makna pada KUHP RI sebanyak 25 kosa kata, yaitu :


(40)

1. ﻢﻛﺎﺣ /ḥākimun /

Jika hadiah atau perjanjian diberikan dengan maksud supaya hakim menjatuhkan hukuman dalam suatu perkara pidana …dst ( KUHP RI , 1993 : 167 pasal 210 ayat 2 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﻟﺍ

ﻢﻛﺎﺤ

/al-ḥākimun /

Hakim ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ ﻆﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻲﺿﺎﻗ

/qāḍī : al

-munazzamu

al-ḥākimu / ‘orang yang mengadili’

Orang yang mengadili perkara (di pengadilan atau mahkamah): keputusan -- tidak dapat diganggu gugat;

pengadilan: perkaranya sudah diserahkan kepada, juri; penilai (dalam perlombaan) ( KBBI, 2007 : 383 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna kata ﻢﻛﺎﺣ/hākimun

/ dalam bahasa arab yang bermakna ‘ﻢﻛﺎﺤﻟﺍ ﻆﻔﻨﻤﻟﺍ : ﻲﺿﺎﻗ /qāḍī : al-munazzamu al-ḥākimu/ ‘orang yang mengadili’ ( Ma’luf : 146 ) ‘ akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna berupa makna juri, penilai (dalam perlombaan) dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hakim yang terdapat dalam KUHP RI pasal 210 ayat 2 hal 163 KUHP RI 1993 bermakna Orang yang mengadili perkara (dalam pengadilan atau mahkamah.

2. ﻞﻘﻋ/ ʽaqlun /

Barangsiapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal

tidak boleh dihukum ( KUHP RI, 1993 : 60 pasal 44, ayat 1).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna


(41)

ﻞﻘﻋ/ ʽaqlun / Akal ﻼﻗﺎﻋ ﻪﻟ ﻞﻌﺟ : ﻞﻗﺎﻌﻟﺍ

/ al-‘āqilu : ja’ala

lahu ‘āqilan / ‘mempunyai daya fikir ‘

Daya pikir (untuk memahami sesuatu dsb), tipu daya; muslihat; kecerdikan; kelicikan ( KBBI, 2007 : 18 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﻞﻘﻋ / ʽaqlun /

dalam bahasa arab yang bermakna ﻼﻗﺎﻋ ﻪﻟ ﻞﻌﺟ : ﻞﻗﺎﻌﻟﺍ / al-‘āqilu : ja’ala lahu ‘āqilan /

‘mempunyai daya fikir ‘ akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna berupa tipu daya; muslihat; kecerdikan; kelicikan dilihat dari segi makna leksikal.

Kata akal yang terdapat dalam KUHP RI pasal 44 ayat 1 hal 60 KUHP RI 1993 bermakna daya fikir.

3. ﺔﻟﺍ /ālatun /

Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak, mengambil atau memindahkan tanda atau alat untuk pengamanan penerbangan, atau menggagalkan bekerjanya tanda atau alat tersebut, atau memasang tanda atau alat yang keliru, dipidana penjara selama- lamanya enam tahun ( KUHP RI, 1993 : 309 pasal 479 c ayat 1 )

B. Arab Bahasa Indonesia

Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia

ﺔﻟﺍ /ālatun / Alat ﺔﻠﻴﻠﻘﻟﺍ ﺔﻴﻄﻌﻟﺍ

/ al-‘aṭiyyatu al

-qalīlatu / ‘ benda mengerjakan lebih mudah ‘ ( Ma’luf : 16 )

Benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu: perkakas; perabot(an):

--pertanian; -- tukang kayu; , ( KBBI, 2007 : 27 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺔﻟﺍ /ālatun /dalam bahasa arab yang bermakna ﺔﻠﻴﻠﻘﻟﺍ ﺔﻴﻄﻌﻟﺍ/ al-‘aṭiyyatu al-qalīlatu /‘ membuat lebih mudah


(42)

‘ ( Ma’luf : 16 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna berupa perkakas dan perabot dilihat dari segi makna leksikal.

Kata alat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 479 c ayat 1 hal 309 KUHP RI 1993 bermakna benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu: perkakas.

4. ﺖﻗﻭ/ waqtun /

Setiap waktu ia berhak melepaskan dirinya dari hukuman kurungan itu dengan membayar dendanya ( KUHP, 1993 : 52 pasal 31 ayat 1)

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna Arti dari B. Arab Arti dari B.

Indonesia ﺖﻗﻭ/ waqtun / Waktu ﻪﻴﻓ ﻞﻌﻔﻳ , ﺎﺘﻗﻭ ﻪﻟ ﻞﻌﺟ

/ ja’ala lahu waqtan, yaf’alu fīhi /

keadaan sehingga dapat melakukan sesuatu ‘, ( Ma’luf : 912 )

Saat yang tertentu untuk melakukan sesuatu: -- makan; ,

kesempatan; tempo; peluang ( KBBI, 2007 : 1267 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺖﻗﻭ / waqtun /

dalam bahasa arab yang bermakna ﻪﻴﻓ ﻞﻌﻔﻳ , ﺎﺘﻗﻭ ﻪﻟ ﻞﻌﺟ / ja’ala lahu waqtan, yaf’alu fīhi /‘ keadaan sehingga dapat melakukan sesuatu ‘, ( Ma’luf : 912 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna berupa makna kesempatan; tempo; peluangdilihat dari segi makna leksikal.

Kata waktu yang terdapat dalam KUHP RI pasal 31 ayat 1 hal 52 KUHP RI 1993 bermakna Saat yang tertentu untuk melakukan sesuatu.


(43)

Makar ( aanslag ) sesuatu perbuatan dianggap ada, apabila niat sipembuat kejahatan sudah ternyata dimulainya melakukan perbuatan itu ( KUHP, 1993 : 97 pasal 87 )

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti dari B. Arab Arti dari Bahasa Indonesia ﺮﻜﻣ/ makrun / Makar ﺔﻋﺪﺧ : ﻪﺑ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﺮﻜﻣ

/ makru al-rajulu bihi : khad’atun / ‘ menjatuhkan, memperdaya’ ( Ma’luf : 770 )

Perbuatan (usaha) menjatuhkan

pemerintah yang sah:,

akal busuk; tipu muslihat ( KBBI, 2007 : 702 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺮﻜﻣ / makrun /

dalam bahasa arab yang ﺔﻋﺪﺧ : ﻪﺑ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﺮﻜﻣ / makru al-rajulu bihi : khad’atun / ‘ menjatuhkan, memperdaya’ ( Ma’luf : 770 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna akal busuk; tipu muslihat dilihat dari segi makna leksikal.

Kata makar yang terdapat dalam KUHP RI pasal 87 hal 97 KUHP RI 1993 bermakna ‘perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah.

6. ﺔﻴﻧ/ niyyatun /

Barangsiapa dengan niat menentang kepada kekuasaan yang telah berdiri di Negara Indonesia, melawan atau menggabungkan diri pada geromnolan orang yang bersenjata untuk melawan kekuasaan itu maka dihukum selama-lamanya lima belas tahun ( KUHP, 1993 : 110 pasal 108 ayat 2e)

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti dari B. Arab Arti dari Bahasa Indonesia ًﻴﻧ

/ niyyatun / Niat ﻪﻴﻠﻋ ﻡﺰﻋ ﻭ ﻩﺪﺼﻗ / qaṣṣadahu wa ‘azzama ‘alaihi /

Maksud atau tujuan suatu perbuatan: mudah-mudahan -- baik Anda


(44)

maksud dan

keinginan terhadap suatu’

terwujud, berkaul;

bernazar ( KBBI, 2007 : 782 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺔ ًﻴﻧ / niyyatun /

dalam bahasa arab yang ﻪﻴﻠﻋ ﻡﺰﻋ ﻭ ﻩﺪﺼﻗ / qaṣṣadahu wa ‘azzama ‘alaihi / ‘ maksud dan keinginan terhadap suatu’ akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna berkaul dan bernazar dilihat dari segi makna leksikal.

Kata niat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 108 ayat 2e hal 110 KUHP RI 1993 bermakna ‘Maksud atau tujuan suatu perbuatan’.

7. ﺭﺎﻴﺘﺧﺍ/ ikhtiyārun /

Mencoba membujuk orang lain supaya ia melakukan, menyuruh atau turut melakukan kejahatan itu atau memberi bantuan atau kesempatan, ikhtiar atau keterangan untuk kejahatan itu ( KUHP RI, 1993 : 111 pasal 110 ayat 1e ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺎﻴﺘﺧﺍ

/ ikhtiyārun / Ikhtiar ﻩﺎﻘﺘﻧﺍﻭ ﻩﺎﻔﻄﺻﺍ/

aṣṭafāhu wa

antaqāhu / ‘ pilihan dan daya upaya, ( Ma’luf : 201 )

alat, syarat untuk mencapai maksud Pilihan (pertimbangan, kehendak, pendapat, dsb) bebas: hal itu terserah kpd -- masing-masing;-- menjalani untung menyudahi, pb

orang harus berusaha, jika ingin mencapai suatu maksud, ( KBBI, 2007 : 420 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa maknaﺭﺎﻴﺘﺧﺍ/ ikhtiyārun / dalam bahasa arab yang bermakna ﻩﺎﻘﺘﻧﺍﻭ ﻩﺎﻔﻄﺻﺍ / aṣṭafāhu wa antaqāhu / ‘ pilihan dan daya upaya, ( Ma’luf : 201 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa


(45)

Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ' alat, syarat untuk mencapai maksud’ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata ikhtiar yang terdapat dalam KUHP RI pasal 110 ayat 1e hal 1101 KUHP RI 1993 bermakna ‘Pilihan (pertimbangan, kehendak, pendapat, dsb)’. Sehingga terjadi persamaan makna dilihat dari sudut makna gramatikal.

8. ﺐﺣﺎﺻ/ șāhibun /

Tiap-tiap perbuatan menyerang tubuh raja yang memerintah atau kepala lain dari Negara bersahabat, yang tidak termasuk dalam peraturan hukuman yang lebih berat, dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun ( KUHP RI, 1993 : 125 pasal 141 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia

ﺐﺣ / șāhibun / Sahabat ﻩﺮﺷﺎﻋ ﻭ ﻪﻘﻓﺍﺭ / rāfaqahu wa ‘āsyirahu / ‘ teman atau kawan ‘

1. Kawan 2. Teman

3. Handai, ( KBBI, 2007 : 977 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺐﺣﺎﺻ / șāhibun /

dalam bahasa arab yang bermakna ﻩﺮﺷﺎﻋ ﻭ ﻪﻘﻓﺍﺭ / rāfaqahu wa ‘āsyirahu / ‘ teman atau kawan ‘, ( Ma’luf : 416 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘handai’ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata sahabat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 110 ayat 1e hal 1101 KUHP RI 1993 bermakna ‘kawan’.


(46)

Barangsiapa menjual, menawarkan, menerima atau membagi-bagikan barang, sedang diketahuinya bahwa barang itu berbahaya bagi jiwa dan keselamatan orang dan sifat

yang berbahaya itu didiamkannya dihukum penjara selama-lamanya lima belas tahun ( KUHP RI, 1993 : 163 pasal 204 ayat 1 )

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia

ﺔﻔﺻ/ șifatun / Sifat ﻪﺑ ﻩﺎﺿﺭﺍ ﻭ ﻪﺼﺘﺿﺍ /

iḍtaṣṣahu wa

arḍāhu bihi / ‘ watak dan tabiat ‘ ( Ma’luf : 429 )

Rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda. Dasar watak (dibawa sejak lahir);

tabiat: ia tidak

mempunyai, ( KBBI,

2007 : 1062 ).

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺔﻔﺻ / șifatun /

dalam bahasa arab yang bermakna ﻪﺑ ﻩﺎﺿﺭﺍ ﻭ ﻪﺼﺘﺿﺍ/ iḍtaṣṣahu wa arḍāhu bihi / ‘ watak dan tabiat ‘ ( Ma’luf : 429 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘Rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda ‘ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata sifat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 204 ayat 1 hal 163 KUHP RI 1993 bermakna ‘watak dan tabiat’.

10.ﺔﻳﺪﻫ / hadīyatun /

Barang siapa yang memberi hadiah atau perjanjian kepada hakim, dengan makud mempengaruhi keputusan hakim itu tentang perkara yang diserahkan kepda pertimbangannya dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun ( KUHP RI, 1993 : 166 pasal 210 ayat 1e )


(47)

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺔﻳﺪﻫ / hadīyatun

/

Hadiah ﻯﺪﻫ ﻦﻋ ﻉﻮﻨﻟﺍ /

an-nau’u ‘an hudā / ‘pemberian sesuatu’ ( Ma’luf : 859 )

Pemberian (kenang-kenangan, penghargaan, penghormatan): ia menerima bermacam-macam -- pd perayaan

ulang tahunnya kemarin, ( KBBI,2007 :

380 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺔﻳﺪﻫ / hadīyatun / dalam bahasa arab yang bermakna ﻯﺪﻫ ﻦﻋ ﻉﻮﻨﻟﺍ / an-nau’u ‘an hudā / ‘pemberian sesuatu’ ( Ma’luf : 859 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘kenang-kenangan, penghargaan, penghormatan’ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hadiah yang terdapat dalam KUHP RI pasal 210 ayat 1e hal 166 KUHP RI 1993 bermakna ‘pemberian sesuatu’.

11.ﺔﺟﺍﺭﺩ / darājatun /

Peraturan ini tidak berlaku bagi orang yang melakukan perbuatan yang tersebut diatas dengan maksud akan meluputkan atau menghindarkan bahaya penuntutan terhadap salah seorang kaum keluarganya atau sanak saudaranya karena perkawinan dalam keturunan yang lurus atau dalam derajat yang kedua atau yang ketiga dari keturunan yang menyimpang atau terhadap suami ( istrinya ) atau jandanya, ( KUHP RI, 1993 : 174, pasal 221 ayat 2 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺔﺟﺭﺩ /

darajatun

Derajat ﺎﻬﻴﻤﺴﺗﻭ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺝﺭﺪﻳ ﻰﺘﻟﺍ ﺔﻠﺠﻌﻟﺍ ﺔﻣﺎﻌﻟﺍ / al-‘ujlatu al-latī

Tingkatan, martabat; pangkat, gelar ( KBBI,


(48)

/ yudraju ‘alaihā wa

tasmīhā al-‘āmmatu /

‘martabat atau tingkatan yang diberikan dan diakui umum’ ( Ma’luf : 210 )

2007 : 254 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa makna ﺔﺟﺭﺩ/ darajatun /

dalam bahasa arab yang bermakna ﺔﻣﺎﻌﻟﺍ ﺎﻬﻴﻤﺴﺗﻭ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺝﺭﺪﻳ ﻰﺘﻟﺍ ﺔﻠﺠﻌﻟﺍ / al-‘ujlatu al-latī

yudraju ‘alaihā wa tasmīhā al-‘āmmatu / ‘martabat atau tingkatan yang diberikan dan diakui umum’ ( Ma’luf : 210 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘pangkat dan gelar’ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata derajat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 221 ayat 2 hal 174 KUHP RI 1993 bermakna ‘tingkatan.

12.ﺔﻣﻼﻋ/ʽalāmatun /

Barangsiapa dengan sengaja membuat sehingga tidak sampai keapda alamatnya,

membuka atau merusakkan surat-surat apapun juga yang telah diserahkan kekantor pos atau kekantor kawat atau telah dimasukkan kekantor pos untuk diserahkan kepada kurir dihukum penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan penjara ( KUHP RI, 1993 : 179 pasal 234 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺔﻣﻼﻋ

/ʽalāmatun /

Alamat ﺐﺼﻨﻳﺎﻣ ﺓﺭﺎﻣُﻻﺍ /

al-amāratu

yanṣabu / ‘ petunjuk terhadap

Sasaran; tujuan, tanda, nama orang dan tempat yang menjadi tujuan surat (telegram dsb); nama dan


(49)

sesuatu hal ‘, ( Ma’luf : 526 )

tempat tinggal seseorang;

--surat ini kurang jelas; ia menuliskan -- nya di buku tamu, ( KBBI, 2007 : 26 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﺔﻣﻼﻋ /ʽalāmatun / dalam bahasa arab yang bermakna ﺐﺼﻨﻳﺎﻣ ﺓﺭﺎﻣُﻻﺍ/ al-amāratu mā yanṣabu / ‘ petunjuk terhadap sesuatu hal ‘, ( Ma’luf : 526 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘Sasaran; tujuan, tanda ‘ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata alamat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 234 hal 179 KUHP RI 1993 bermakna ‘petunjuk terhadap sesuatu hal’.

13.ﻲﻠﺻﺍ /așlīyun /

Barangsiapa dengan maksud yang serupa menggunakan surat keterangan palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka akan dikenakan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun ( KUHP RI, 1993: 201 pasal 274 ayat 2 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﻲﻠﺻﺍ

/așlīyun /

Asli ﻢﻬﻠﻛ ﻱﺍ ﻞﺻﻻﺍ ﺕﺍﺫ/ jāta

al-aṣli ay kulluhum /

jelas asalnya, keseluruhannya ‘, (

Ma’luf : 12 )

Dibawa sejak lahir ,bukan salinan (fotokopi, saduran, terjemahan): ijazah --; naskah , ( KBBI, 2007 : 71 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﻲﻠﺻﺍ /așlīyun / dalam bahasa arab yang bermakna ﻢﻬﻠﻛ ﻱﺍ ﻞﺻﻻﺍ ﺕﺍﺫ / jāta al-aṣli ay kulluhum / ‘ jelas asalnya,


(50)

keseluruhannya ‘, ( Ma’luf : 12 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘Dibawa sejak lahir ‘ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata asli yang terdapat dalam KUHP RI pasal 274 ayat 2 hal KUHP RI 1993 bermakna ‘Bukan salinan’.

14.ﻞﺼﺣ/ hașala /

Barangsiapa yang akan merugikan pemberian utang dengan sengaja mencabut dari utang itu sama sekali atau sebagiannya sesuatu barang, yang hasilnya sudah dijadikannya tanggungan utang untuk kepereluan orang yang berhutang, mencabut sama sekali atau sebagiannya sesuatu barang yang hasilnya telah dijadikan tanggungan utang kepada orang lain, ( KUHP RI, 1993 : 277, pasal 404, ayat 1 poin 3e ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﻞﺻﺎﺣ /

hāșala /

Hasil ﺓﺭﺎﺠﺣ ﻦﻣ ﺔﻀﻓ ﻦﻣ ﺺﻠﺧﺎﻣ ﻥﺪﻌﻤﻟﺍ/ mā khalaṣa min fiḍḍati min ḥajārati al -mu’dani / ‘ sesuatu yang didapat ‘ ( Ma’luf : 138 )

Pendapatan;

perolehan; buah:

hingga kini, usaha kita belum tampak -- nya; rumahmu ini kalau disewakan lumayan juga -- nya; pajak; sewa tanah ( KBBI, 2007 : 391 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﻞﺻﺎﺣ / hāșala / dalam bahasa arab yang bermakna ﻥﺪﻌﻤﻟﺍ ﺓﺭﺎﺠﺣ ﻦﻣ ﺔﻀﻓ ﻦﻣ ﺺﻠﺧﺎﻣ / mā khalaṣa min fiḍḍati min


(51)

tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘pajak; sewa tanah ‘ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hasil yang terdapat dalam KUHP RI pasal 404 ayat 1 poin 3e hal 277 KUHP RI 1993 bermakna ‘Pendapatan; perolehan’.

15.ﺔﺟﺎﺣ/ hājatun /

Barangsiapa melakukan perbuatan dengan maksud atau dengan nyata-nyata dengan maksud atau diketauhinya atau patut diketahuinya dapat mengganggu, menghambat atau negacaukan bagi industry, produksi, distribusi, perdagangan, koperasi atau pengangukan yang diselrenggarakan oleh pemerintah atau berdasarkan keputusan pemerintah atau yang mempunyai pengaruh luas terhadap hajat hidup rakyat maka dipersalahkan dengan melakukan tindak pidana subversi (KUHP RI, 1993 : 395 pasal 1 ayat 1d).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺔﺟﺎﺣ /

hājatun /

Hajat ﺎﺨﺣ ﻲﻓ ﺎﻬﺒﻠﻁﺍ/ aṭlubuha

fī ḥajā / ‘ keperluan sesuatu ‘ ( Ma’luf : 120 )

Kebutuhan atau keperluan: aku merasa

diberi -- hidup yang melimpah dan nikmat;

kotoran; tinja ( KBBI, 2007 : 381 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﺔﺟﺎﺣ / hājatun / dalam bahasa arab yang bermakna ﺎﺨﺣ ﻲﻓ ﺎﻬﺒﻠﻁﺍ / aṭlubuha fī ḥajā / ‘ keperluan sesuatu ‘ ( Ma’luf : 120 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘kotoran; tinja ‘ dilihat dari segi makna leksikal.


(52)

Kata hajat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 1 ayat 1d hal 395 KUHP RI 1993 bermakna ‘Kebutuhan atau keperluan’.

16.ﺔﻣﻼﺴﻟﺍ/ as- salāmatu /

Barangsiapa pada waktu menyerahkan barang keperluan balatentara laut atau darat melakukan akal tipu, yang dapat mendatangkan bahaya keselamatan Negara waktu ada perang, dihukum selama-lamanya tujuh tahun ( KUHP RI, 1993 : 268 pasal 388 ayat 1 ).

B. Arab B. Indonesia Penambahan Makna

Arti B. Arab Arti B. Indonesia ﺔﻣﻼﺳ /

salāmatu /

Selamat ﺕﺎﻓﻻﺍﻭ ﺏﻮﻴﻌﻟﺍ ﻦﻣ ﺓءﺮﺒﻟﺍ / baratu mina

al-‘uyūbi wa alfātu / ‘lepas dari bahaya dan bencana’ ( Ma’luf : 347 )

Terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana;

ia -- dari

pembunuhan;

tercapai maksud; tidak gagal ( KBBI, 2007 : 1017 )

Dari contoh kata serapan diatas, dapat kita lihat bahwa ﺔﻣﻼﺳ/ salāmatu / dalam bahasa arab yang bermakna ﺕﺎﻓﻻﺍﻭ ﺏﻮﻴﻌﻟﺍ ﻦﻣ ﺓءﺮﺒﻟﺍ / al-baratu mina al-‘uyūbi wa alfātu /

‘lepas dari bahaya dan bencana’ ( Ma’luf : 347 ) akan tetapi ketika kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia terjadi penambahan makna yaitu makna ‘tercapai maksud; tidak gagal ‘ dilihat dari segi makna leksikal.

Kata hajat yang terdapat dalam KUHP RI pasal 388 ayat 1 hal 268 KUHP RI 1993 bermakna ‘lepas dari bahaya dan bencana’.

17.ﻞﻴﻛﻭ /wakīlun/

Jika tidak ada wakil atau dia sendiri yang harus diadukan, maka penuntutan boleh dilakukan atas pengaduan wali yang mengawas-awas atau curator ( pemilik ) atau


(1)

pemiliknya belum dewasa dan -- nya tidak menyetujuinya;

( KBBI, 2007 : 1267 ) 6 ﺲﻠﺠﻣ / majlisun

/

Majlis ﺱﻮﻠﺠﻟﺍ ﻉﻮﺿﻮﻣ / mauḍū’u al-julūsu / ‘ tempat duduk ‘ ( Ma’luf : 98 )

Pertemuan ( kumpulan ) orang banyak; rapat;

kerapatan; sidang: berhimpunlah semuanya ( KBBI, 2007 : 699 ) 7 ﺐﺒﺳ /sababun/ Sebab ﻩﺮﻴﻏ ﻰﻟﺍ ﻪﺑ ﻞﺻﻮﺘﻳ ﺎﻣﻭ ﺔﻌﻳﺭﺬﻟﺍ

/ aż-żarī’atu wa mā yatawaṣṣala bihi ilā ghairihi / ‘ alas an membuat suatu hal sampai ketujuan ‘ ( Ma’luf : 318 )

Oleh karena; terjadi karena; sebagai akibat: ia sakit perut -- makan gado-gado yang sangat pedas; ( KBBI, 2007 : 1006 )


(2)

Lampiran III

DAFTAR KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA REPUBLIK INDONESIA ( KUHP RI ) YANG TIDAK MENGALAMI PERUBAHAN MAKNA

No B. Arab Bahasa

Indonesia

Arti B. Arab Arti B. Indonesia

1 ﻚﻨﺑ / bankun/ Bank ﻪﻴﻓ ﻊﺿﻮﺗ ﻱﺬﻟﺍ ﻞﺤﻤﻟﺍ ﻝﺍﻮﻣﻻﺍ / al-maḥallu al-lażī tauḍa’u fīhi al-amwāli / ‘ tempat menyimpan harta ‘ ( Ma’luf : 50 )

badan usaha di bidang

keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang

dalam masyakarat, ( KBBI, 2007 : 103 ) 2 ﺮﺘﻓﺩ /

daftarun /

Daftar ﻑﻮﺤﺼﻟﺍ ﻉﻮﻤﺠﻣ ﺔﻣﻮﻤﻀﻤﻟﺍ/ majmū’u aṣ-ṣuḥūfu al -maḍmūmatu / ‘ kumpulan catatan ‘ ( Ma’luf : 218 )

Perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; ibadat ( KBBI, 2007 : 415 ) 3 ﺓﺩﺎﺒﻋ /ʽibādah

/

Ibadah ﻝﺫﻭ ﻊﻀﺧﻭ ﻪﻣﺪﺧ ﻭ ﻩﺪﺣ / ḥaddahu wa

khadmahu wa khada’u ważalla / ‘ bakti, ketaatan kepada Allah wa zalla ‘ ( Ma’luf : 483

Perbuatan untuk menyatakan bakti kpd Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; ibadat ( KBBI,


(3)

) 2007 : 415 ) 4 ﻢﻠﻋ / ʽilmun / Ilmu ﻪﺘﻘﻴﻘﺤﺑ ءﻲﺸﻟﺍ ﻙﺍﺭﺩﺍ /

idrāku asy-syaiu biḥaqīqatihi / ‘ suatu pengetahuan yang diketahuinya dengan benar ‘’( Ma’luf : 527 )

pengetahuan atau kepandaian ( KBBI, 2007 : 423 )

5 ﺓﺭﺎﺷﺍ / isyāratun /

Isyarat ﺮﻴﺷُﺎﺘﻟﺍ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻊﺿﻭ / waḍa’a ‘alaihā at -taksrīri / ‘ membuat suatu gerakan ‘ ( Ma’luf : 12 )

Segala sesuatu (gerakan tangan, anggukan kepala, dsb) yang dipakai sebagai tanda atau alamat: ia memberikan -- tanda setuju dengan kedipan matanya; ( KBBI, 2007 : 446 )

6 ﺔﻤﻜﺤﻣ / mahkamatun /

Mahkamah ﻢﻜﺤﻟﺍ ﺲﻠﺤﻣ / majlisu al-ḥukmu / ‘ tempat memutuskan hukum ‘( Ma’luf : 146 )

Badan atau tempat memutuskan hukum atas suatu perkara atau pelanggaran;

pengadilan, ( KBBI, 2007 : 696 )

7 ﺮﺘﻣ / miṭran / Meter ﻞﺒﺤﻟﺍ ﺮﺘﻣ / mitru al-ḥablu / ‘ ukuran dengan tali ‘ ( Ma’luf : 745 )

Meter satuan dasar ukuran panjang 39,37 inci, ( KBBI, 2007 : 740 )


(4)

8 ﺔﻧﺎﻴﺧ /khiyārun /

Khianat ﺢﺼﻨﻳ ﻢﻠﻓ ﺎﻨﻤﺗﺅﺍ / uktuminā falam yanṣah/

‘menyampaikan kepada kita padahal tidak benar’( ma’luf : 201 )

Perbuatan tidak setia, ( KBBI, 2007 : 564 )

9 ﺡﺎﻜﻧ / nikāhun /

Nikah ﺝﻭﺰﺗ / tazawwaju / ‘ melakukan ikatan perkawinan ‘( Ma’luf : 836 )

Ikatan ( akad ) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama, ( KBBI, 2007 : 782 )

10 ﺕﻮﻣ / mautun /

Maut ﺖﻗﺭﺎﻓﻭ ﺕﻮﻤﻟﺍ ﻪﺑ ﻞﺻ ﻩﺪﺴﺟ ﺡﻭﺮﻟﺍ / ṣalla bihi al-mautu wa

fāraqatu ar-rūḥu jasadahu / ‘sampai kepada kematian yang ruhnya sudah meninggalkan jasadnya’ ( Ma’luf : 778 )

Kematian (terutama terutama manusia), ( KBBI, 2007 : 725 )

11 ﻡﺎﻋ / ʽāmun / Umum ءﻲﺸﻟﺍ ﻡﻮﻤﻋ / ‘umūmu asy-syaiu / ‘ segala sesuatu ‘ ( Ma’luf : 52 )

mengenai seluruhnya atau semuanya; secara menyeluruh, tidak menyangkut yang khusus (tertentu) saja,


(5)

orang banyak; khalayak ramai, ( KBBI, 2007 : 1244 ) 12 ﺐﺟﻭ /

wajaba /

Wajib ﻡﺰﻟ ﻭ ﺖﺒﺛ / stabatun wa lazimun / ‘ mesti dan harus atau lazim ‘ ( Ma’luf : 887 )

Sudah semestinya; harus: kalau kita ingin berhasil dl usaha, kita -- berikhtiar; ( KBBI, 2007 : 1266 )

13 ﻞﻫﺍ / ahlun / Ahli ﻭ ﻪﻟ ﺎﺤﻟﺎﺻ ﻱﺍ ﻪﻟ ﻼﻫﺍ ﺎﻘﺤﺘﺴﻣ / ahlan lahu ay ṣāliḥan lahu wa mustaḥaqqan / ‘ benar dia bisa, betul dia bisa, sangat betul ( Ma’luf : 20 )

Orang yang mahir, paham sekali dalam suatu ilmu ( kepandaian ), ( KBBI, 2007 : 15 )

14 ﻚﻳﺮﺷ / syarīkun /

Serikat ﻚﻴﺸﻟﺍ ﺐﻴﺼﻧ / naṣību asy-syarīku / ‘ sekutu, kumpulan ‘ ( Ma’luf : 384 )

Persekutuan (dagang); perseroan, ( KBBI, 2007 : 1049 )

15 ﻥﺎﺴﻟ/ lisānun /

Lisan ﻊﻠﺒﻟﺍﻭ ﻕﻭﺬﻟﺍﻭ ﻖﻄﻨﻟﺍ ﺔﻟﺍ ءﺍﺬﻐﻟﺍ ﻝﻭﺎﻨﺗﻭ / ālatu an-nuṭqa wa aż -żauqa wa al-bala’a wa tanāwalu al -ghażāu / ‘ alat berucap, berkata-kata, makan, ( Ma’luf : 721 )

Dengan mulut (bukan

dengan surat): undangan rapat disampaikan secara

--; ( KBBI, 2007 : 678 )

16 ﻥﺫﺍ/ ażana / Izin ﻪﺑ ﻢﻠﻋ / ‘alima bihi / ‘ mengetahuinya, izin ‘ ( Ma’luf : 6 )

Pernyataan

mengabulkan (tidak melarang dsb);


(6)

per-setujuan

membolehkan: ia telah mendapat -- untuk mendiri-kan

perusahaan mebel; ( KBBI, 2007 : 447 )

17 ﻝﺪﻋ / ʽadala /

Adil ﺭﻮﺠﻟﺍﻭ ﻢﻠﻈﻟﺍ ﺪﺿ / ḍiddu az-zulmu wa aj-juru / ‘ tidak zalim, sama berat ‘ ( Ma’luf : 491 )

Sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak: keputusan hakim itu --; , ( KBBI, 2007 : 8 )

18 ﺔﻠﻤﺟ /

jumlatun /

Jumlah ﺪﻨﺴﻣﻭ ﺪﻨﺴﻣ ﻦﻣ ﺐﻛﺮﺗﺎﻣ ﻪﻴﻤﺳﺍ ﺎﻣﺍ ﻲﻫﻭ ﻪﻴﻟﺍ / mātarakkabu min musannadi wa musannadu ilaihi wa hiya ammā ismīhi / ‘ suatu yang tersusun dari awal sampai akhir, terkumpul’ ( Ma’luf : 102 )

Banyaknya (bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu): ia menghitung --

uang yang diterimanya di bulan

ini; ( KBBI, 2007 : 480 )

19 ﺓﺭﻮﺳ /

sūratun /

Surat ﺭﺎﺳ ﻦﻣ ﺓﺮﻤﻟﺍ / al-marratu min sāri /

secarik kertas bertulis ‘ ( Ma’luf :

362 )

Kertas yang bertulis (berbagai-bagai isi, maksudnya):

menerima -- dari ayahnya;, ( KBBI, 2007 : 1108 )