19
b. Kontak tidak langsung
Kontak tidak langsung bisa terjadi apabila objek yang tidak di disinfeksi atau terkontaminasi terkena pasien, seperti perawatan luka pasca opearsi.
c. Droplet
Kuman dapat mencapai ke udara air borne melalui droplet. d.
Vektor Infeksi nosokomial juga bisa melalui vektor seperti hewan serangga yang
membawa kuman Depkes RI, 1995.
2.9 Pencegahan Infeksi Nosokomial.
Pada tahun 1995 Centre of Disease Control and Prevention menetapkan dua bentuk pencegahan yaitu : tindakan pencegahan standar, didesain untuk semua
perawatan pasien di rumah sakit tanpa memperhatikan diagnosis mereka atau status infeksi sebelumnya. Tindakan pencegahan transmisi, yang dibagi dalam kategori
udara, droplet, dan kontak yang digunakan pada pasien yang diketahui atau dicurigai terinfeksi atau terkolonisasi patogen secara epidemiologis dapat ditularkan
melalui udara dan kontak. Tindakan pencegahan standar ini diterapkan untuk darah, sekresi dan ekskresi cairan tubuh tanpa memperhatikan apakah mengandung darah
yang terlihat dan membran mukosa. Tindakan pencegahan berdasarkan transmisi dirancang untuk pasien yang telah didokumentasikan mengalami atau dicurigai
terinfeksi yang dapat ditransmisikan melalui udara atau droplet, organisme yang penting secara epidemiologis, termasuk isolasi penyakit menular Swearing, 2001
Universitas Sumatera Utara
20
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, menurut Patricia,2005 harus disesuaikan dengan rantai terjadinya infeksi nosokomial yaitu :
a. Kontrol eliminasi reservoir
Untuk mengeliminasi reservoir, perawat harus membersihkan cairan tubuh, drainase, atau larutan yang dapat menjadi tempat pembiakan mikroorganisme.
Perawat juga harus membuang sampah yang mengandung alat yang telah terkontaminasi dengan berhati-hati. Semua institusi kesehatan harus memiliki
pedoman untuk membuang materi sampah infeksius. b.
Kontrol terhadap portal keluar Perawat mengikuti praktik pencegahan dan kontrol untuk meminimalkan atau
mencegah organism yang keluar melalui saluran pernafasan, perawat harus selalu menghindari berbicara langsung menghadap pasien. Selain itu, perawat harus sering
menggunakan sarung tangan sekali pakai apabila menangani pasien. Masker, gown dan kacamata juga harus digunakan jika terdapat kemungkinan adanya percikan dan
kontak cairan dengan pasien. Perawat yang merasakan dirinya demam ringan sekalipun harus memakai masker khususnya apabila menggantikan balutan atau
melakukan prosedur steril selain bertanggungjawab mengajarkan klien untuk melindungai orang lain pada saat bersin dan batuk.
c. Pengendalian penularan
Pengendalian efektif terhadap infeksi mengharuskan perawat tetap berwaspada tentang jenis penularan dan cara mengontrolnya. Bersihkan dan sterilkan semua
peralatan yang reversible. Teknik yang paling penting adalah mencuci tangan dengan antiseptik. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar,
karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, dan waktu mencuci tangan
Universitas Sumatera Utara
21
yang lama. Penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan apabila melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan yang dirawat di rumah sakit
Louisiana, 2002. Untuk mencegah penularan mikroorganisme melalui kontak tidak langsung, peralatan atau bahan yang kotor harus diasingkan supaya tidak
bersentuhan dengan baju perawat. d.
Pengendalian portal masuk Dalam pengendalian portal masuk ini, seseorang haruslah pandai menjaga
kebersihan kulit dan oral. Secara umum, portal masuk sama dengan portal keluar. Oleh itu, penjagaan rapi haruslah dilakukan apabila berlaku kecederaan seperti
merawat luka dengan tindakan yang benar. Selain itu, perawat juga harus memastikan tuba yang dipasang pada pasien dipasang dengan benar supaya tiada
mikroba yang bisa masuk ke dalam sistem drainase pasien Sorrentino Gerek, 2006.
e. Perlindungan terhadap pejamu yang rentan
Tindakan isolasi atau barier termasuk penggunaan gown, sarung tangan, kacamata dan masker serta alat pelindung lainnya. Perawat harus mengikuti prinsip
dasar yaitu : harus mencuci tangan sebelum masuk dan meninggalkan ruang isolasi, benda yang terkontaminasi harus dibuang untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme, pengetahuan tentang proses penyakit dan jenis penularan infeksi harus diaplikasikan pada saat menggunakan barrier pelindung.
2.10 Peran Perawat dalam Mencegah Infeksi Nosokomial