Klasifikasi Infeksi Nosokomial Cara Penularan Mikroorganisme

16 c. Reservoir host. Tempat patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak berkembang biak. Reservoir yang paling umum adalah tubuh manusia. Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh manusia untuk menimbulkan gejala infeksi adalah umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat- obatan immunosupresan dan steroid serta intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi Babb, JR, Liffe, AJ, 1995. Penderita selalu menjadi sasaran benih penyakit karena biasanya keadaan tubuh yang lemah Utji, 1993.

2.7 Klasifikasi Infeksi Nosokomial

Klasifikasi infeksi nosokomial berdasarkan tempat David, 2003 adalah seperti berikut : a. Community Acquired Infection Umumnya tiap-tiap rumah sakit telah mempunyai policy untuk menempatkan dan perawatan dari penderita dengan penyakit menular. Masalah timbul apabila diagnose tidak segera ditegakkan sesaat penderita masuk ke rumah sakit, sehingga penderita bisa menularkan penyakitnya ke penderita lain. b. Cross infection infeksi silang Kebanyakan orang menganggap bahwa infeksi silang inilah yang dimaksudkan dengan infeksi nosokomial. Infeksi ini ditularkan dari penderita atau anggota staf rumah sakit ke penderita lainnya. Universitas Sumatera Utara 17 c. Infection Acquired from the Environment Keadaan lingkungan ini sering dikatakan punca kepada infeksi nosokomial. Seperti lingkungan kotor dalam rumah sakit, alat-alat untuk pemeriksaan atau pengobatan. Infeksi atau keracunan dari makanan yang disediakan dirumah sakit. d. Self infection infeksi diri sendiri Ini adalah penyebab infeksi nosokomial yang tersering. Kuman – kuman jaringan dari tubuh akan menimbukan penyakit misalnya pada pemberian antibiotik flora usus.

2.8 Cara Penularan Mikroorganisme

Transmisi mikroorganisme di rumah sakit dapat terjadi dengan berbagai cara. menurut WHO 2002 terdapat tiga cara transmisi yaitu : a. infeksi endogen. Bakteri dari flora normal akan mengakibatkan infeksi karena transmisi ke luar dari habitat normal seperti traktus urinarius, luka atau terapi antibiotika yang tidak teratur yang menyebabkan pembiakan yang tidak terkontrol. Contohnya bakteri gram negatif di dalam traktus gastrointestinal sering menyebabkan infeksi pada luka pasca bedah abdomen atau infeksi traktus urinarius pada pasien yang menggunakan kateter. b. Infeksi silang endogen. Bakteri yang ditransmisi antara pasien: i- Melalui kontak langsung antara pasien dengan pasien lain tangan, saliva Universitas Sumatera Utara 18 ii- Melalui kontak langsung perawat dengan pasien seperti saat perawat melakukan kegiatan asuhan seperti memandikan, atau membalikkan tubuh pasien serta menyentuh permukaan tubuh pasien. iii- Melalui udara droplet atau udara yang terkontaminasi dari bakteri pasien iv- Melalui objek yang telah terkontaminasi oleh pasien seperti peralatan instrumen, tangan perawat, ahli keluarga atau sumber lingkungan air, cairan, makanan. c. Infeksi endemik atau epidemik Terdapat pelbagai tipe mikroorganisme yang bisa berkembang biak dengan baik di lingkungan rumah sakit ini yaitu : i- Dalam air, produk steril atau disinfeksi Pseudomonas, Acinetobacter, Mycobacterium ii- Dalam makanan. iii- Pada ruangan rumah sakit. Terdapat droplet yang telah terkontaminasi apabila pasien batuk atau bercakap bakteri yang lebih kecil dari 10mikrometer diameter akan tetap berada di udara untuk beberapa jam dan bisa di inhalasi. Menurut Jemes H, Hughes dkk, yang dikutip oleh Misnadiarli 1994, tentang model cara penularan, ada 4 cara penularan infeksi nosokomial yaitu: a. Kontak langsung Kontak langsung ini bisa terjadi antara pasien dan personil yang merawat atau mengasuh pasien. Universitas Sumatera Utara 19 b. Kontak tidak langsung Kontak tidak langsung bisa terjadi apabila objek yang tidak di disinfeksi atau terkontaminasi terkena pasien, seperti perawatan luka pasca opearsi. c. Droplet Kuman dapat mencapai ke udara air borne melalui droplet. d. Vektor Infeksi nosokomial juga bisa melalui vektor seperti hewan serangga yang membawa kuman Depkes RI, 1995.

2.9 Pencegahan Infeksi Nosokomial.