Pengetahuan seseorang mungkin dipengaruhi oleh jenis kelamin. Dari tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin tabel5.7, dapat
dikatakan pengetahuan perempuan lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. Ini mungkin disebabkan jumlah siswi perempuan di SMA Negeri 1 Medan adalah lebih
banyak daripada jumlah siswa yang berkelamin laki-laki.
5.2.2. Sikap
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa tingkat sikap siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan tentang pencegahan HIVAIDS berada dalam kategori baik. Namun
jika dibandingkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kategori baik 49.5 dan cukup 48.4. Ini mungkin disebabkan oleh mispersepsi terhadap
informasi-informasi yang mereka dapatkan dari berbagai sumber sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan dengan mispersepsi tersebut dapat menumbuhkan
sikap yang terkadang tidak tepat. Hal ini sesuai karena pengetahuan akan suatu objek atau stimulus memegang peranan penting dalam penentuan sikap Notoadmojo,
2007. Berdasarkan hasil analisis tingkat sikap siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan
tentang HIVAIDS berada dalam kategori baik, tetapi tingkat pengetahuan berada dalam kategori cukup. Ini karena menurut Rahayuningsih 2008 selain faktor
pengetahuan, pengalaman pribadi, kebudayaan, dan faktor emosional dapat mempengaruhi sikap seseorang sehingga dapat meningkatkan tingkat sikap.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel sikap tabel 5,9, paling banyak responden menunjukkan sikap positif terhadap
ketidaksetujuan terhadap pemakaian narkoba 97.8. Sekelompok besar responden menunjukkan sikap negatif terhadap penjualan kondom ditempat umum 65.6 dan
penggunaan toilet umum oleh penderita HIVAIDS 63.4. Sikap negatif responden terhadap penjualan kondom dan penggunaan toilet umum mendukung bahwa terdapat
mispersepsi terhadap informasi yang responden dapatkan. Dimana menurut Rahayuningsih 2008, pemahaman ataupun pengetahuan baik dan buruk, salah atau
Universitas Sumatera Utara
benarnya suatu hal akan menentukan sistem kepercayaan seseorang sehingga akan berpengaruh dalam penentuan sikap seseorang.
Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi sikap berdasarkan usia tabel 5.10, dapat dilihat bahwa seiring dengan pertambahan usia, sikap responden
terhadap pencegahan HIVAIDS turut meningkat. Ditemukan bahwa proposi responden yang memiliki sikap baik paling baik besar pada usia 16-17 tahun 57.1,
dibandingkan dengan usia 14-15 tahun 40.9. Hasil ini tidak cocok dengan hasil penelitian Prihyugiarto 2008. Dalam penelitiannya, usia tidak berpengaruh terhadap
sikap seseorang terhadap infeksi menular seksual. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi sikap berdasarkan jenis kelamin tabel
5.11, sikap responden laki-laki paling banyak berada pada 60.5, sedangkan perempuan 41.8. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian Siregar 2010, dimana
dalam penelitiannya tentang perilaku siswa-siswi terhadap penyakit HIVAIDS, laki-laki 24 mendapat sikap yang lebih baik dari perempuan 22.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan