Pendar fluor fluoresensi. Ionisasi.

bergerak selama pemotretan maka timah akan menyebabkan garis-garis sejajar yang jelas pada film. Untuk menghindari ini maka grid digerakkan dengan arah tegak lurus terhadap garis-garis. Sehingga garis-garis ini akan mengabur dan hilang. Kerugian menggunakan grid yaitu : a. Waktu untuk pemotretan harus ditambah. b. Gambar menjadi kurang tajam. Pengurangan sinar hambur dapat dilakukan dengan menurunkan jumlah kilovolt yang dipakai untuk itu digunakan waktu pemotretan yang lebih panjang. Cara lain untuk mengurangi sinar hambur yaitu dengan membatasi daerah penyinaran.

3. Penyerapan.

Sinar X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahanzat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya. Ini merupakan sifat dasar sejauh mengenai usaha memperoleh gambar karena tulang yang mengandung kadar tinggi kalsium menyerap sinar lebih banyak dari pada kulit dan otot yang mempunyai kadar rendah kalsium.

4. Efek fotografi.

Sinar X dapat menghitamkan emulsi film emulsi perak bromida setelah diperoses secara kimiawi dibangkitkan di kamar gelap. Bagian yang hanya sedikit sinar yang diserap maka film yang sudah dicuci menjadi gelap. Tetapi bagian dimana sedikit sekali sinar mencapai film seperti setelah diserap oleh tulang maka film yang telah dicuci menjadi terang.

5. Pendar fluor fluoresensi.

Sinar X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium-tungstat atau Zink- sulfid memendarkan cahaya liminisensi bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar X. Tabir pendar fluor terbuat dari bahan semacam itu yang diletakkan sebagai lapisan tipis diatas karbon cardboard. Bagian yang akan diperiksa ditempatkan di antara tabung sinar X dan tabir ini agak jauh dari tabung dan sedekat mungkin pada tabir. Bila tabung sinar X mengeluarkan sinar maka tabir itu berpendar didaerah yang dicapai oleh sinar bagian dimana sinar banyak diserap oleh suatu benda padat maka sinar hambur akan lemah atau tidak ada. Universitas Sumatera Utara

6. Ionisasi.

Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan atau zat tersebut. 7. Efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi yang merugikan salah satunya yaitu eritema kulit yang lain jika dosisnya cukup besar berkosa kulit yang hebat hangus akibat sinar X. Efek biologi ini dipergunakan dalam pengobatan radioterapi Simon, 1981. Jenis pemeriksaan dengan sinar rontgen sinar X ada 2 macam yaitu : 1. Pemeriksaan sinar tembus Fluoroskopi Pemeriksaan sinar tembus adalah pemeriksaan radiologik dimana ahli radiologi secara langsung dapat melihat alat-alat dalam tubuh yang bergerak. Sinar X yang melalui tubuh penderita dan mengenai Kristal-kristal pendar, fluor fluorescent, pada layar screen sehingga bagian-bagian tersebut dapat terlihat. Karena sinar X yang diterima oleh penderita dan pemeriksa cukup tinggi maka pemeriksaan sinar tembus untuk paru-paru tidak diperbolehkan lagi sehingga gantinya digunakan image intensifier dengan kamera TV tanpa menggelapkan ruangan pemeriksaan. 2. Pemeriksaan foto rontgen radiografi Untuk mengasilkan gambaran rontgen yang baik ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu : a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sinar X yaitu faktor eksposi dan jarak pemotretan, kolimasi, dan filtrasi. Faktor eksposi sangat bervariasi bergantung pada berbagai hal, antara lain: 1 Ukurantebal objek atau pasien yang difoto. 2 Kelainan patologi yang akan diperiksa, pemotretan dengan atau tanpa grid. 3 Pada objek yang selalu bergerak, objek yang pergerakannya tidak dapat dikontrol, anak kecil, dan lain-lain. Untuk hal yang perlu diperhatikan waktu eksposi yang sesering mungkin. Faktor eksposi terdiri atas : 1 Besaran kilovoltage kV. Besaran kV pada umumnya dikaitkan dengan daya tembus sinar. Makin tinggi besaran kV yang digunakan makin besar pula daya tembus sinar. Umumnya jumlah Universitas Sumatera Utara kV menunjukkan kualitas radiasi. Bila kV dinaikkan, maka densitas foto tinggi, kontras rendah,dan sinar hambur meningkat. 2 Milliampere seconde mAs. mAs adalah perkalian antara besaran nilai ampere dengan waktu eksposi. mAs ini menunjukkan kualitas radiasi. Waktu ekspose terutama mempengaruhi: 1 Densitas. Densitas adalah perubahan gambaran radiografi terang dan gelap. Ketika waktu ekspose meningkat maka densitas akan meningkat dan demikian sebaliknya. 2 Kontras radiografi. Kontras meningkat seiring dengan peningkatan ekspose film. Kontras adalah perbedaan cara mata melihat antara objek yang satu dengan objek yang lain dengan variasi kerapatan. Jarak film ke tabung atau jarak dari target ke film akan mempengaruhi intensistas cahaya. Hubungan ini dinyatakan dalam hukum kuadrat terbalik. Intensitas radiasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang diukur dari sumber radiasi ke titik intensitas radiasi yagn terukur. Bila intensitas berkurang, waktu ekstope meningkat untuk mengkompoensasi mutu gambar. Dengan kata lain waktu ekspose adalah sebanding dengan kuadrat jarak yang diukur dari tabung ke film. Jarak-jarak dalam pemotretan terdiri atas : 1 Jarak fokus ke film. 2 Jarak objek ke film. 3 Jarak fokus ke objek. Kolimasi mengacu pada pengendalian ukuran dan bentuk berkas sinar X. Ketika berkas sinar X diarahkan kepada pasien sebagian energi dibuang dan sisanya akan membentuk bayangan atau gambar pada film. Radiasi yang menyebar dihasilkan oleh energi yang terbuang akan mencapai film tetapi tidak memiliki tujuan. Radiasi ini mengakibatkan fog pada film yang akan mengurangi mutu film secara keseluruhan. Filtrasi ditempatkan pada ujung inner dari kolimator silindris. Kontras dan mutu film meningkat dengan penggunaan filter sementara kerapatan terpengaruhi karena peningkatan filtrasi menghasilkan daya serap dari beberapa penetrasi atau daya tembus sinar X yang bermanfaat. Ketika filtrasi meningkat maka peningkatan waktu ekspose juga dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan objek. Mutu gambar film rontgen tergantung pada : 1 Ketebalan objek. Sinar X dilewatkan pada film setelah beberapa energi diserap oleh objek. Bila ketebalan objek meningkat maka dibutuhkan energi yang lebih besar guna melewati objek tersebut untuk sampai ke film. Gambar laten terbentuk hanya bila sejumlah radiasi terbentuk jatuh pada film. Ketika ketebalan objek meningkat maka disarankan menggunakan kV yang tinggi. Semakin tinggi mA atau peningkatan waktu ekspose dapat membantu. Tetapi dengan peningkatan kV maka waktu ekspose dapat di kurangi sehingga pengaburan pada gambar yang disebabkan karena pergerakan pasien dapat diminimumkan. Peningkatan ketebalan objek umumnya menghasilkan peningkatan radiasi sekunder. Screen penyerap digunakan dengan film sinar X yang meminimumkan pangaruh radiasi sekunder. 2 Densitas objek. Densitas atau kerapatan objek dapat didefenisikan sebagai massa persatuan volume objek. Sinar X diserap sebanding dengan total massa. c. Faktor yang berhubungan dengan perekam gambar. 1 Radiasi sekunder. Radiasi sekunder mencapai semua bagian film dan menghasilkan fog film dalam radiografi. Gambar akan memperlihatkan kontras yang kurang baik dari berbagai objek 2 Pembuatan dan penyimpana film Mutu film tergantung dari ukuran butiran emulsi. Film yang dilapisi pada kedua sisi membutuhkan separuh ekspose yang dibutuhkan oleh film emulsi tunggal untuk menghasilkan kerapatan film yang sama. Secara umum terlihat bahwa semakin tebal emulsi semakin kecil waktu ekspose yang dibutuhkan. Penyimpanan film juga penting. Film yang disimpan ketika kontak dengan kelembaban, suhu eksesif dan radiasi menghasilkan fogging. Ini dapat disimpan ditempat yang dingin terutama dalam ruang gelap yang ditutupi dengan kotak timah atau alat lain yang dapat melindungi film radiasi . Kadaluarsa film juga harus diperhatikan. 3 Penggunaan intensifying screen. Ini digunakan guna meningkatkan gambar dan mengurangi waktu ekspose. 4 Pemprosesan film. Universitas Sumatera Utara Semua faktor lain dan kehati-hatian diperlukan selama ekspose. Radiografi dengan mutu yang baik tidak akan dapat dihasilkan tanpa peralatan kamar gelap yang baik dan teknik yang baik Sikri, 2001. Untuk pembuatan foto rontgen diperlukan beberapa perlengkapan yaitu : 1. Film rontgen film X-Ray. Film radiografi merupakan lembar radiograf yang digunakan sebagai media pencatat hasil gambar setelah ditembus oleh sinar-X. Menurut strukturnya ada dua macam yaitu double emulsi emulsi terdapat pada kedua sisi film dan single emulsi emulsi hanya terdapat pada satu sisi film saja. Di bawah ini akan diterangkan film double emulsi. Adapun struktur film double emulsi adalah : Gambar 2.6 Struktur film Doubel Emulsi Meredith, 1972 a. Supercoat Lapisan Pelindung. • Bahan : Gelatin bening. • Fungsi : Sebagai proteksi emulsi yang sensitif terhadap kerusakan mekanik serta menjaga lapisan emulsi dari cahaya yang merusak • Letak : Di atas emulsi film. b. Emulsi. • Bahan : Kristal perak halide + glatin yang terbuat dari kulit dan tulang hewan yang dipadatkan • Fungsi : Media perekam bayangan. Universitas Sumatera Utara • Letak : Di atas supercoat dan substratum layer. c. Subratum Layer. • Bahan : Celulosa Acetat + gelatin. • Fungsi : Perekat antara emulsi dan film base. • Letak : Di antara emulsi dan base film. d. lapisan Dasar Film. • Bahan : Polyester. • Fungsi : Lapisan dasar film yang dapat menstransmisikan cahaya sehingga gambaran dapat dilihat. Keuntungan dan Kerudian Dari Film Doubel Emulsi. Menurut Rasad 2000 keutungan dan kerugian dari jenis film double emulsi adalah sebagai berikut : Keuntungan dari double emulsi: a. Sensitifitas film lebih tinggi akibatnya eksposi rendah, dan waktu ekspose singkat. b. Kontras film tinggi. c. Memudahkan mengisi film dalam kaset. d. Mengurangi resiko melengkungnya film akibat pencucian khususnya di autometic processing. Kerugian dari double emulsi: a. Cairan mudah lemah. b. Hasil gambaran menjadi berbayang. 2. Intensifying screen. Intensifying screen adalah alat yang terbuat dari kardus card board khusus yang mengandung lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat yang sesuai. Yang banyak digunakan adalah kalsium tungstat. Lapisan fosfor terdiri dari Kristal fosfor yang sensitive terhadap cahaya. Foton sinar X yang diserap dalam intensifying screen akan menghasilkan beberapa foton cahaya. Yang secara langsung akan mempengaruhi plat fotografi. Pada awalnya digunakan platinocyanida barium. Cadmium tungstate dan seng sulfide dan lain-lain. Kalsium tungstate seringkali digunakan dengan kondisi stabil dan tidak mendeteriorasi dalam bardemen sinar X. Namun dalam beberapa Universitas Sumatera Utara tahun belakangan ini sejumlah fosfor baru digunakan terutama terbium lanthanum oxybromida. Ini empat kali lebih efisien dari pada layar tungstate kalsium dalam mengkonfirasi foton sinar X kedalam cahaya tampak. Jenis intensifying screen ada bermacam-macam , antara lain: a. Fast screen. b. Medium screen. c. Slow screen. Cara kerjanya yaitu: bila Kristal kalsium tungstat terkena sinar X maka terbentuklah sinar-sinar ultraviolet dan sinar terlihat mata. Kejadian efek ini dinamakan pendar fluor Fluoresensi. Pada umumnya memendarkan warna biru violet dan ada juga yang green emitting hijau. Intensifying screen menambah efek sinar X pada film sehingga memperpendek masa penyinaran. Keburukan intensifying screen adalah partikel-partikel debu, bercak-bercak, goresan-goresan, atau gangguan lainnya, dapat menimbulkan artefak pada film Rasad, 2000. Gambar 2.7 Lapisan pada Intensifying screen Rasad, 2000 Keterangan : a.Tranparant supercoat. b.Fluorescent layer. c.Reflecting layer. d.Plasticcard support. 3 Kaset Menurut Rasad 2000 kaset sinar X adalah suatu tabung container tahan cahaya yang berisi dua buah intensifying screen yang memungkinkan film rontgen diantara keduanya dengan mudah. Kaset kedap cahaya ketika tertutup. Kaset sangat fleksibel digunakan tetapi biasanya kaset adalah kaku. Kaset dapat diperincikan sebagai berikut dari sisi tabung pesawat ke luar. Universitas Sumatera Utara a. Bakelit, ini tahan cahaya tetapi relative radiolusen dan terbuat dari aluminium. b. Intensifying screen atas upper dengan lapis fosfor yang lebih tipis. c. Tempat meletakkan film rontgen. d. Intensifying screen bawah lower intensifying screen. e. Lapisan timah lead foil back yang akan menyerap sinar X yang menembus lapisan screen paling luar. f. Per dari baja yang membuat film dan screen berhubungan dengan rapat. Kaset harus dijaga agar tidak lekas rusak dengan cara : a. Hindari kaset jatuh atau mengalami pukulan. b. Hindari kaset dari bahan kimia, terutama jangan sampai mengenai screen. c. Harus tetap kering. d. Tidak boleh dibiarkan terbuka. e. Jangan ditumpuk-tumpuk. f. Periksa secara rutin kalau ada bagian yang rusak. g. Jaga agar screen dan film berhubungan rapat. Gambar 2.8 Urutan lembaran-lembaran penguat dan film rontgen di kaset Hoxer, 1973 Keterangan : 1.Tutup kaset. 2.Lembaran depan. Universitas Sumatera Utara 3.Film rontgen. 4.Lembaran belakang. 5.Lapisan tekanan karet busa untuk memperoleh persentuhan yang kuat dan peraturan antara lembar-lembaran penguat dan film. 6.Alas kaset berlapis timbal atau bahan sejenis pada karet khusus untuk exploratory alas kaset tidak diberi lapisan timbal supaya dapat dilakukan pembuatan spotfilm.. 4. Grid kisi-kisi Menurut Rasad 2000 grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajur-lajur lapisan tipis timbal yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi misalnya plastic, kayu. Jenis-jenis grid : a. Grid diam stationary grid atau lisholm. b. Grid bergerak moving grid atau bucky. Dari susunannya dibagi dalam : a. Parallel b. Focused c. Pseudo focused d. Cross-grid Cara kerjanya : sebagian sinar X radiasi primer akan tersebar kesegala arah pada waktu mengenai suatu benda. Sinar tersebar ini dinamakan sinar hambur radiasi sekunder walaupun sinar hambur mempunyai panjang gelombang yang lebih tetapi efek fotografinya tetap ada sehingga dapat menimbulkan gangguan pada film rontgen. Sinar hambur ini harus dikendalikan dengan menggunakan grid kisi-kisi Rasad, 2000. Cara menggunakan grid yaitu : a. Tidak boleh terbalik, kecuali jika parallel. b. Jarak focus-film FFD = Focus Film Distance harus tetap. c. Tidak boleh diluar pusat. d. Faktor eksposi dinaikkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Perletakan grid Rasad, 2000 Keterangan a.Radiasi primer b.Radiasi hambur c. Alat-alat fiksasi Menurut Rasad 2000 gunanya alat-alat fiksasi ini adalah agar objek yang difoto tidak bergerak. Alatnya antara lain : a. Bantal pasir sand bags b. Bantal spons sponge atau soft bags c. Ikat pinggang penekan compressor band d. Klem kepala head clamps 6. Alat-alat pelindung proteksi a. Diafragma cahaya b. Konus c. Pelindung gonad d. Pelindung ovarium e. Apron timbal f. Sarung tangan timbale g. Pencegah-pelindung h. Kaca timbal i. Karet timbal 7. Marker tanda atau kode Tanda atau kode ini digunakan untuk : a. Identitas pasien b. Tanda letak anatomi Universitas Sumatera Utara R = right = kanan = Ka L = left = kiri = Ki

2.3 Proses pencucian film