R = right = kanan = Ka L = left = kiri = Ki
2.3 Proses pencucian film
Pengolahan film yang dilakukan di kamar gelap merupakan tahap akhir dari proses pembuatan radiograf. Oleh karena itu diperlukan pekerjaan yang teliti karena proses
bayangan laten yang dihasilkan oleh sinar –X sampai menghasilkan bayangan tampak sangat sensitive terhadap cahaya tampak.
Pengolahan film pada tahap akhir ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu automatic processing dan manual processing, tetapi keduanya memiliki prinsip yang
sama dalam tahap-tahapnya yaitu : 1. Tahap developing
2. Tahap rinsing tahap ini hanya di manual processing 3. Tahap fixing
4. Tahap washing 5. Tahap drying
2.3.1 Tahap Developing
Tahap ini adalah tahap pembangkitan yang merupakan tahap awal dari proses pencucian dari radiograf. Fungsi utamanya adalah mengubah bayangan laten menjadi
gambaran tampak yang dapat dilihat oleh mata. Larutan developer terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Bagian A yang berisi Hidroquinone. b. Bagian B yang berisi Acetic acid.
c. Bagian C yang berisi Qlutaraldehyde. Prosesnya adalah mereduksi butiran perak halida yang terkena eksposi
menjadi perak metalik, sedangkan butiran perak halida yang tidak tereksposi sebagian besar tidak berubah.
Kristal halida yang terkena eksposi memiliki bintik kepekaan yang mengandung atom-atom perak. Fungsi atom-atom perak didalam bintik kepekaan
menyebabkan elektron dari pembangkit bergabung dengan ion perak positif. Setiap Krista perak bromida di dalam emulsi dikelilingi oleh benteng ion-ion bromida
bermuatan negatif dan cenderum menolak elektron dari pembangkit. Kristal yang
Universitas Sumatera Utara
terkena eksposi memiliki celah dalam benteng elektron dimana bintik bayangan laten terbentuk. Hal ini menyebabkan ion pembangkit menembus melalui celah yang
rawan tersebut. Atau secara singkat dapat dilihat: Perak Bromide Agbr
→ Br
-
+ Ag
+
Br + cahaya → dipancarkan elektron е
-
Elektron e
-
+ Ag
+
→ atom perak Developer
→ memberikan elekton kepada ion silver Elektron e
-
+ Ag
+
→ Silver atom Sikri, 2001. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja developer yaitu Chesney, 1990:
a. Keadaan larutan pembangkit Densitas radiograf yang dihasilkan tergantung pada logam perak yang
dibentuk pada emulsi film. Mutu pembangkitan tergantung pada dua hal yaitu karakteristik emulsi dan aktivitas developer.
b. Suhu larutan pembangkit Suhu larutan pembangkit memiliki pengaruh yang nyata terhadap keaktipan
bahan yang digunakan. Pembangkitan semakin aktif jika suhu semakin tinggi. Secara umum aktivitas developer naik akibat suhu, sehingga densitas dan
kontras radiograf pun dapat berubah. Film akan menghasilkan gambar standar jika suhu developer yang konstan dapat dipertahankan. Kontrol suhu dapat
disesuaikan dengan jenis dari system pencuciannya. Untuk manual processing pengontrolan tersebut tersebut dapat dilakukan secara manual oleh operator
sedangkan untuk automatic processing diatur oleh alat.
Hasil gambaran dari penambahan suhu developer walaupun mengalami kenaikan misalnya 0,5
C ataupu kenaikan suhu yang tinggi tampa menyelaraskan dengan waktu pembangkitan maka terjadi :
1 Besarnya penambahan densitas. 2 Peningkatan chemical fog pada film.
3 Pengurangan kontras. Pabrik-pabri developer untuk manual processing merekomendasikan bahwa
suhu 20 C adalah suhu yang mampu menghasilkan gambaran optimal
Chesney, 1990.
Universitas Sumatera Utara
c. Waktu pembangkit Faktor yang menentukan waktu pembangkit yang dikehendaki untuk
mendapatkan kualitas gambar yang optimal ditentukan oleh : 1 Aktivitas developer meliputi keadaan developer dan suhu developer. Oleh
karena itu kondisi dan suhu developer adalah satu kesatuan yang membuat kerja developer berpengaruh besar. Pada proses manual kerelatifan aktifitas
pembangkitan dapat dilakukan selama empat menit untuk mencapai pembangkitan secara optimal pada rekomendasi suhu 20
C. 2. Tipe emulsi film Chesney, 1990.
2.3.2. Tahap rinsing
Tahap ini pembilasan yang hanya terdapat pada manual processing. Isi tanki dari larutan pembilas adalah air. Fungsinya untuk menetralisir sisa cairan developer yang
masih menempel pada film supaya tidak masuk kelarutan fixer. Artinya developer yang bersifat basa akan dinetralkan oleh air sebelum masuk kelarutan fixer yang
bersifat asam.
2.3.3. Tahap fixing
Tahap fixing sebagai tahap penetapan radiograf berfungsi untuk menetapkan gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida tampa merubah
perak metalik. Perak halida dihilangkan dengan diubah menjadi perak yang komplek. Tujuan lain dari tahapan ini adalah menghentikan aksi lanjutan dari larutan
pembangkit dan sekaligus mengeraskan kembali emulsi film. Pengerasan ini sangat diperlukan untuk melindungi film dari kerusakan.
Larutan fixer terdiri dari dua bagian yaitu : a. Bagian A berisi Ammonium thiosulphate, Ammonium sulphite, Acetic acid,
Sodium bisulphate. b. Bagian B berisi Almunium sulphate.
2.3.4. Tahap washing
Tahap ini adalah tahap pencucian yang dilakukan setelah tahap penetapan. Fungsinya untuk menghilangkan sisa-sisa bahan yang terbawa oleh emulsi dipermukaan film saat
proses penetapan terjadi. Apabila cairan kimiawi itu tidak dihilangkan maka emulsi akan berwarna kuning kecoklatan. Ini merupakan akibat dari sisa-sisa garam yang
mengkristal pada film, sehingga hal ini mengganggu hasil gambaran radiograf.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Tahap drying
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari siklus pengolahan film. Tujuannya mengeringkan air di permukaan film. Produk akhir dari proses pengolahan film adalah
radiograf yang tidak rusak , bebas dari partikel debu, endapan kristal , noda dan artepak . Tahap pengeringan pada manual processing menggunakan alat pengeringan
Dryer.
Gambar 2.10 Susunan cairan pengolahan film Hoxer, 1973
Keterangan : a.Tangki pembangkit dengan penutup
b.Tangki pembilas c.Tangki penetap dengan tutup
d.Tangki pembasuh akhir
Gambar 2.11 Prosesing pencucian secara automatic Mckinney,1988
Universitas Sumatera Utara
2.4 Suhu