trigliserida tidak puasa pada penderita stroke iskemik adalah 89 mgdL pada nilai terendah dan 443 mgdL pada nilai tertinggi.
Pada penelitian Jacob.J. Freiberg, dkk, 2008, didapati penderita pria dengan kadar trigliserida 150 mg dL . Pada penelitian Danish dkk, dari lebih 10.00
orang yang dikuti perjalanannya selam 33 tahun, kadar trigliserida tidak puasa memiliki resiko untuk terjadi stroke iskemik pada kadar 89 -177 mgdL,
dibandingkan dengan kadar trigliserida tidak puasa di bawah 89 mgdL, dan lebih dominan terjadi pada wanita.
IV.2.3. Hubungan Trigliserida tidak puasa pada penderita stroke Iskemik dengan fakto resiko
Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang signifikan antara trigliserida tidak puasa pada penderita stroke iskemik dengan faktor resiko
hipertensi . Pada penelitian ini kadar trigliserida tidak puasa tertinggi pada
penderita stroke iskemik pria dengan faktor resiko hipertensi, namun perbedaan ini tidak bermakna. Pada penelitian Bansal dkk, dari tahun 1992 – 1995, dijumpai
kadar trigliserida tidak puasa 150 mg dL didapati pada wanita penderita hipertensi dijumpai pada lebih dari 400 orang peserta atau sekitar 20 – 33 , sedangkan pada
penyakit jantung dan trigliserida tidak puasa didapatkan hubungan yang tidak bermakna.
Pada studi Tanne dkk, 2001, menunjukkan penderita stroke dengan kadar trigliserida 200 mgdL, memiliki kecenderungan untuk hipertensi 35 dan
diabetes 29 .
Universitas Sumatera Utara
Bansal juga menyatakan untuk penderita Diabetes melitus ditemukan ada hubungan yang cukup bermakna dalam hal peningkatan kadar trigliserida tidak
puasa, dengan menghubungkannya dengan insulin resistance. Perbedaan yang didapatkan dalam penelitian ini mungkin terjadi oleh
karena penelitian bukan ditujukan untuk mencari proporsi dari masing – masing faktor resiko.
IV.2.4. Hubungan Kadar Trigliserida Tidak Puasa Dengan Kejadian Stroke Iskemik
Pada penelitian ini didapati trigliserida yang diukur pada saat tidak
puasa mempunyai hubungan yang tidak signifikan p = 0.573 dan r = 0.072 , pada penderita stroke iskemik. Albrink dan Man, 1959 , menyatakan bahwa kadar
trigliserida yang ada dalam darah, bermakna untuk memicu untuk menjadi faktor resiko terjadinya stroke. Pada penelitian Bansal dkk, tahun 1992 – 1995, didapati
hubungan yang kuat antara kadar trigliserida tidak puasa dan puasa pada kejadian stroke iskemik pada kedua grup yang diteliti.
Tetapi ada juga penelitian yang memenunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara trigliserida tidak puasa dengan stroke iskemik yaitu penelitian
Gordon tahun 1981 dengan desain penelitian kohort pada 150 stroke iskemik akut, Bowman 2003 dengan kasus kontrol pada 296 pasien stroke iskemik, dan Patel
2005 dengan 895 pasien yang juga dengan kasus kontrol mendukung hasil penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Tidak terdapatnya hubungan yang bermakna pada penelitian ini, bisa disebabkan banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida, seperti
faktor resiko lain. Obesitas, salah satu contoh yang dapat meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah bersamaan dengan peningkatan indeks masa tubuh dan
menapouse. Hasil penelitian dari Deka S 2009 menunujukkan bahwa wanita
menopause memiliki persentase lemak tubuh tinggi sebesar 29,5, indeks massa tubuh gemuk sebesar 63,6, kadar trigliserida darah sebesar 20,5, aktivitas fisik
sedang sebesar 40,9, konsumsi karbo hidrat yang cukup dan konsumsi serat yang kurang. Ada hubungan antara persentase lemak tubuh dan indeks massa tubuh
dengan kadar trigliserida darah baik sebelum maupun sesudah dikontrol. Peningkatan usia juga dapat menjadi penyebab peningkatan kadar
trigliserida. Peningkatan usia mempunyai pengaruh terhadap kadar lipid yang beredar. Konsentrasi kolesterol maupun trigliserida akanmeningkat sesuai dengan
umur dan hal ini akan menambah resiko dari penyakit arteri koroner yang berhubungan dengan peningkatan konsentrasi Low –Density Lipoprotein LDL, dan
peningkatan trigliserida yang berhubungan dengan peningkatan VeryLow-Density
Lipoprotein VLDL . Diabetes juga dapat mempengaruhi metabolisme trigliserida, sehingga
secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kadar trigliserida di dalam darah, oleh karena insulin memberikan efek meningkatkan sintesis trigliserida.
Selain itu juga stroke iskemik sendiri merupakan suatu penyakit yang cukup kompleks dala hal penyebab dan patofisiologinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN